ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Rabu, 09 Januari 2013

Trouble Maker [Teaser]






 " Soerang pemburu dan targetnya takkan mungkin bersama
Apa itu benar?
Sebenarnya aku meragukan hal itu.. 
Tapi mungkin bukti yang ada selama ini..
akan membuktikan kalau hal itu benar adanya.. "

***

Jarum jam telah menunjukkan tepat pukul 12 malam di pusat kehidupan masyarakat Korea Selatan, kota Seoul. Bulan tampak anggun menerangi kelamnya malam, seolah menunjukkan kebolehannya.

Tak.. Tik.. Tuk.

Suara langkah kaki terdengar beraturan, yang tak lain dan tak bukan berasal dari sepasang kaki seorang yeoja, terdengar amat jelas dan merdu dalam sunyinya malam itu. Rambutnya yang panjang bergelombang terlihat menawan, wajahnya pucat seputih salju, bibirnya merah merona layaknya mawar merah, manik mungil yang ada pada matanya berwarna merah, sedangkan tubuhnya yang sempurna berbalutkan mini dress hitam. Menonjolkan tiap lekuk tubuh indah itu.
Manik merah pada matanya tertumbuk pada sesosok pria yang berjalan tepat di depannya. Yeoja itu terus berjalan dengan santai dan perlahan menyusuri sebuah gang yang sempit dan sunyi.
Tiba-Tiba..
BRUUUK!!!

“Gyaaa! “

Yeoja itu terjatuh begitu saja dan membuat sebuah jeritan meluncur keluar dari bibirnya. Si Pria yang mendengar itupun sontak menoleh dan mendekati yeoja tersebut.

“ Kau baik-baik saja, nona ? “ tanya pria itu lirih. Sembari terus melangkahkan kedua kakinya kearah yeoja itu. Sedangkan ia hanya menunduk. Seolah ketakutan.

“ Tenanglah nona.. aku bukan orang jahat “ si pria mencoba menenangkan yeoja itu. Ia mengulurkan tangannya, bermaksud membantu sang yeoja untuk berdiri. Namun, tiba-tiba atmosfer di tempat itu berubah drastis. Sebuah seringai sadis tmpak menghiasi wajah sempurna sang yeoja. Menakutkan.
Pria tersebut menjadi tegang. Keringat dingin bercucuran mengaliri pelipisnya. Sebersit pemikiran buruk melintas di otaknya. Tapi ia masih belum percaya. Tidak. Tepatnya ia tidak ingin mempercayainya.

“ K-kau ? “ si pria mencoba bertanya. Namun suaranya lebih terdengar bagaikan cicitan burung.

“ Hmmm… “ sang yeoja bergumam perlahan. Kemudian, dengan kuatnya ia mencengkeram bahu mangsanya. Mata si pria membelalak kaget. Ia tidak menyangka kekuatan ‘makhluk itu’ begitu besar. Ia memang kerap kali mendengar tentang hal ini. Makhluk penghisap darah yang berkeliaran di malam hari., mengincar manusia-manusia lemah untuk menjadi makan malamnya.

“ Le-lepaskan aku!! “ si pria meronta-ronta mencoba melepaskan diri dari cengkeraman makhluk itu. Namun percuma, tenaganya yang seorang manusia biasa jelas kalah kuat. Sebuah sensasi dingin menembus kulitnya ketika tangan makhluk itu beralih dari bahu ke lehernya.

“ Waeyo.. ? “ Sang yeoja berbisik pelan tepat di telinganya. Terdengar sangat pelan, lebih mirip sebuah desisan. Membuat si pria merinding hingga ke ujung jarinya. Kemudian, tanpa diduga sepasang ttaring mencuat keluar dari gusi makhluk itu. Terlihat berkilauan ditempa sinar bulan yang anggun.

“ Ja-jangan bunuh aku! “
Pria itu semakin kuat meronta-ronta. Ia tidak ingin nyawanya melayang begitu saja. Namun kini ia berada di ujung tanduk. Tak ada harapan lagi baginya untuk lolos dari makhluk itu. Sepasang taring itu semakin dekat dengan lehernya. Hembusan nafas sang penghisap darap membuat tubuhnya beku mendadak. Dingin. Amat sangat dngin. Tak bernyawa.

JLEB!

Cairan kental berwarna merah membanjiri rongga mulut sang penghisap darah. Ia tersenyum tipis sembari memandang mangsanya yang kini telah tak bernyawa. Hambar. Tanpa perasaan.


***

@Kantor Kepala Kepolisian Seoul

“ Ada urusan apa memanggilku abeoji ? “

Seorang namja bertanya, tanpa sedikitpun basa-basi. Sebaliknya, objek yang ditanyai hanya memasang ekspresi datar pada wajahnya yang walaupun telah cukup berumur namun masih tetap terlihat segar bugar.

Orang yang dipanggil ‘abeoji’ itu menatap putra semata wayangnya. Tak ada kata-kata keluar dari mulutnya. Tampaknya ia memilih untuk diam sejenak.

“ Hyun-seung ah. Aku ingin kau menuntaskan misi kali ini “ akhirnya pria itu bersuara. Setelah sekian detik larut dalam keheningan.

“ Misi macam apa ? “ Hyunseung balas bertanya. Menuntut sebuah penjelasan dari kalimat yang baru saja keluar dari mulut abeojinya.

Pria itu melipat tangannya di depan dada, menunduk, dan kemudian kembali menatap Hyunseung intens. Sifat tidak sabaran hyunseung mulai tampak. Ia menarik nafas dalam. Ia paling benci menunggu.

“ Kau tentu tau Trouble Maker bukan ? “

Hyunseung mengangguk mengerti. Tanpa dijelaskan lebih lanjut pun, ia sudah mengetahui apa yang diinginkan oleh abeojinya ini.

“ Appa ingin aku menangkapnya ? “ tebak Hyunseung.

Dia tidak suka ketika seseorang menjelaskan sebuah misi dengan bertele-tele. Karena hanya ada dua kemungkinan untuk hal tersebut : kau akan menangkap atau membunuh. Dan jika Dewi keberuntungan sedang tak berpihak padamu. Maka yang terjadi adalah sebaliknya. Kau akan tertangkap atau terbunuh.

“ Trouble maker tak bisa ditangkap. Dia hanya bisa dibunuh. “

“ Abeoji tau aku tak bisa membunuh. Seberat apapun kesalahan orang itu. Bagaimanapun juga ia manusia.. dan “

Tepat sebelum Hyunseung sanggup menyelesaikan perkataannya, abeojinya itu segera menyela Hyunseung.

“ Dia BUKAN manusia.. “

Tubuh Hyunseung tegang seketika.

“ Ma-maksud abeoji ? “
“ Dia adalah makhluk yang sama yang telah membunuh ibumu “

Hyunseung mengepalkan tanganya dengan kuat. Entah apa yang dirasakannya sekarang ini. Terkejut? Syok? Pastilah iya. Namun sebuah amarah yang membakar emosinya kini menguasai dirinya. Keinginan untuk membalaskan dendam 20 tahun yang lalu. Yah. Dendam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar