ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Rabu, 10 April 2013

We are Married?! | A Deal (Chapter 1)







Tittle              : We Are Married?! (A Deal)
Author           : Micheel Ppyong aka Kang Minhee (@misskang2605)
Rating            : PG-13
Genre            : Romance, Friendship, Marriage Life
Leght             : Chaptered

Cast              : Cho Kyuhyun
                       Kang Junhee (OC/you)
Other Cast    : liat aja entar^^
Terinsprirasi oleh magnae SJ, Cho Kyuhyun...
Walau author bukan ELF, tapi author suka banget ama SJ, terutama Yeye \(^.^)/ #gananya. Author punya sahabat yg ELF Sparkyu, jadi author cukup sering baca ff Kyu dan jadi pengen buat ff ttg si Evil yg satu ini :P
Author bacot -___- Cekidot deh >>
Don’t forget to RLC!!

“Menikah? Memang kapan kita menikah?”

***



“Jebal, Junheeya.. Kumohon..” Namja itu mengejar yeoja berambut panjang yang tampak sebal dengan tingkah namja bodoh bernama Kyuhyun itu.

“Aniya! Andwae!!” Ia menepiskan cekalan tangan Kyuhyun di lengannya. “Aku tidak mau!! Cari saja yeoja lainnya!!”

“Kang Junhee!! Cuma kau satu-satunya yeoja yang bisa kupercaya!!”

“Apa?! Kenapa kau tidak minta bantuan yeojamu saja? Seohyun?”

“Aigooo!! Tentu saja tidak bisa!!”

Gadis bernama Junhee itu mengerutkan keningnya. Apa maksud namja bodoh ini? Kenapa Seohyun yang yeojanya sendiri tidak bisa ia mintai bantuan? Kenapa harus dia?

“Begini,” Kyuhyun menarik pelan Junhee untuk duduk kembali ke bangku kafe yang sedang mereka kunjungi. Beberapa pasang mata telah tertarik melihat semua pertengkaran kecil kedua orang itu. “Alasanku tidak memilih Seohyun adalah..”

Junhee menatap Kyuhyun penasaran tapi namja itu tak kunjung berbicara. “Ya!! Cepat katakan!!”

Kyuhyun menunduk dalam dan berbicara dengan sangat pelan, “Alasan utama mengapa aku tidak memilih Seohyun adalah karena kedua orangtuaku tidak menyukainya..”

“Lalu?!” tanya Junhee galak. Ia mulai sebal jika harus melihat Cho Kyuhyun jadi lemas seperti itu. “Kenapa harus aku?!”

“Karena..” Kyuhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Aduh, bagaimana ia harus mejelaskan ini pada Junhee?!!

“Kyuhyuna!!” bentak Junhee lalu mulai bangkit berdiri sambil membawa tasnya.

“Cha, chakkaman!! Baiklah.. Em, aku memilihmu karna, yang pertama, kau sudah mengenalku cukup lama, orangtuaku mengenal dan sangat menyukaimu, kau yang paling kuandalkan, dan yang terutama kau tidak akan jatuh hati padaku, kan?”

Junhee mengernyitkan kening. Apa sih maksud namja ini? Kenapa alasan-alasannya tampak begitu bodoh?

“Ayolah, Junheeya.. Jebal~” Kyuhyun menggosok-gosokkan kedua tangannya sebagai tanda permohonan. “Lagi pula kau tidak akan dirugikan dalam hal ini! Kita sama-sama untung! Aku mendapat perusahaan dari Appaku, dan kau akan kuberi proyek film terbaru itu. Bukankah kau begitu menginginkannya?!”
***

“Bagaimana?” kata Junhee sambil menunduk menatap dress putih sederhana yang dipakainya. Hari ini ia akan menemui orangtua Kyuhyun yang memang meminta namja itu untuk segera mempertemukan Junhee dengan mereka.

Kyuhyun menatap yeoja di hadapannya dengan teliti, dari ujung kaki ke ujung kepalanya.

“Bagaimana?” tanya Junhee sekali lagi.

“Junheeya.. Kau mau bertemu dengan orangtuaku, bukan mau jalan-jalan ke pertokoan di Myeongdong dengan kawanmu..” Kyuhyun mengangkat ujung gaun putih Junhee itu. “Kenapa pakaianmu begitu sederhana begini? Kau seperti tidak membuat persiapan apapun saat akan bertemu dengan orangtuaku..”

Junhee terkejut dengan perkataan Kyuhyun. “Aigo, Kyuhyuna!! Ini bukan pertama kalinya aku bertemu dengan orangtuamu, kau ingat?”

“Ne, tentu saja. Tapi kali ini kau menemui mereka dengan alasan yang berbeda, kan?”

“Hiss..”

“Sudahlah, Kang Junhee.. Ikuti saja apa kataku..”
***


“Aigo, Junhee.. Ahjumma tidak mengira kalau kaulah yeojachingu Kyuhyun yang ia ceritakan pada kami seminggu lalu. Kupikir kalian berdua hanya teman dekat biasa..” Eomma Kyuhyun memeluk Junhee erat. Ia tak menyangka bahwa Kyuhyun, anaknya, benar-benar akan membawa yeojachingunya ke rumah ini, seperti janji pemuda itu seminggu lalu. Dan yang lebih membuat Eomma Kyuhyun terkejut adalah yeoja itu adalah Kang Junhee, sahabat Kyuhyun sendiri, yang sudah cukup ia kenal.

“Ne, Ahjumma...” kata Junhee malu-malu. Astaga..!! Ini pertama kalinya Junhee gugup bertemu dengan keluarga Cho. Padahal sebelum-sebelumnya, ia bisa dengan tenang masuk ke rumah ini.

“Baiklah, baiklah. Ayo kita masuk..” Eomma Kyuhyun membuka pintu rumahnya yang megah itu dan mempersilahkan Junhee masuk. Ia tersenyum penuh arti pada putranya. “Kenapa kau tidak pernah cerita pada Eomma bahwa kau mencintai Junhee?” bisik Eomma Kyuhyun pada putranya.

Kening Kyuhyun berkerut mendengar pertanyaan Eommanya yang aneh itu. “Memang apa yang harus kuceritakan?”

“Hash, kau ini!!” Eomma Kyuhyun tak sengaja berteriak dan membuat Junhee menatapnya dengan bingung.

“Ahjumma, waeyo?” tanya gadis itu.

“Ah, ani. Hanya saja.. hanya saja kau cantik sekali malam ini...”

“Ah..” Muncul semburat merah di pipi Junhee. Mungkin ia tidak salah mengikuti apa yang Kyuhyun katakan padanya. Namja itu harus mengajaknya pergi ke sebuah butik ternama dan memilihkan gaun indah yang sedang dipakainya ini. Ia juga mengajak Junhee ke salon dan mendandani yeoja itu di sana. Di sebuah salon mahal dengan tenaga profesional.

Kyuhyun tersenyum kecil melihat Junhee salah tingkah seperti itu. Eomma salah. Junhee tidak hanya cantik malam ini. Ia cantik setiap harinya. “Sudahlah, ayo kita makan. Aku sudah lapar..”

Mereka berjalan ke ruang makan dan menemukan tuan Cho duduk di sana menunggu mereka.

“Appa, kau tidak akan menyangka bahwa calon menantumu adalah Kang Junhee, kan?” kata Eomma Kyuhyun riang.

“Geuraeyo?” tanya tuan Cho sambil menoleh ke arah kami datang. “Astaga, Kang Junhee. Jadi kau orangnya?”

“Hehehe..” Junhee tersenyum paksa. Jadi aku orangnya?

“Kalau begitu tidak perlu kita undur lagi. Kalian bisa menikah secepatnya..” kata tuan Cho antusias.

Menikah secepatnya. Kata itu seperti petir bagi Junhee. Ia menoleh pada Kyuhyun yang tampak biasa-biasa saja.

Dengan tenang Kyuhyun berkata, “Appa, kita bahas itu nanti saja. Lebih baik kita makan sekarang. Aku benar-benar lapaaar..”
***

Nae aiya dalkomhan gotongi millyeowa aiya beoseonal su eobseo
Nae aiya bandeusi sone neol neokesseo aiya nae aiya...

Dering ponsel Junhee berbunyi nyaring. Gadis itu berusaha menggapai ponselnya yang tergeletak di samping bantalnya. Berusaha menghentikan lagu Boyfriend Iyah yang terus saja berputar dan membuat tidurnya yang nyenyak tergangggu.

“Aish.. Jinjja!!” Ia bangun dari tidurnya lalu mengangkat panggilan itu. “Yeobuseo?!!!”

“Ah, Junhee.. Apa kau baru bangun?” terdengar suara lembut Eomma Kyuhyun di seberang sana.

Seketika mata Junhee terbuka lebar dan ia tegak di posisinya. “Ah, mianhe, Ahjumma.. Tidak, aku.. Aku sudah bangun dari tadi, baru saja aku selesai mandi..” Junhee berbohong untuk menutupi kemalasannya bangun di pagi hari di hadapan Eomma Kyuhyun.

“Ah, arra, arra.. Tapi kau tidak lupa, kan? Hari ini hari penikahan kalian..”

Sekarang Junhee benar-benar tegak dan berdiri. “Ah, aniya Ahjumma. Tenang saja..” Sekarang Junhee berusaha mengambil apa saja yang bisa diraihnya. Kacamata, handuk, baju, apa saja..

Astaga!! Jam berapa sekarang?!!!

“Baiklah kalau begitu. Ahjumma tunggu kau di gereja ya. Satu jam lagi kita bertemu di sana..”

“Ne. Ne, ahjumma...”

Tuut tuut..

Sambungan telepon terputus. Junhee segera melemparkan ponselnya ke tempat tidur. Ia berlari ke kamar mandi dengan tergesa-gesa. Ia benar-benar lupa bahwa hari ini adalah hari pernikahannya.

“Kang Junhee, kau bodoh sekali!!!” umpatnya pada diri sendiri. Ia mencuci mukanya, menggosok gigi dan mandi secepat kilat. Masalahnya ia sudah bangun kesiangan dan hanya punya waktu satu jam untuk datang ke gereja dimana ia akan menikah dengan Cho Kyuhyun. Gereja di desa terpencil yang memakan waktu hampir satu jam untuk sampai di sana.

“Gawat.. gawat!!!”
***

Junhee Pov

Anneyong haseyo. Kang Junhee imnida. Usiaku 24 tahun dan aku tinggal di sebuah apartemen  di Seoul. Aku bekerja pada Cho’s Movie & Drama. Aku manager perfilman sekaligus (terkadang) menulis beberapa skenario, baik movie maupun drama. Jabatanku yang cukup tinggi membuatku mudah bertemu dengan atasan sekaligus teman lamaku, Cho Kyuhyun, direktur sekaligus putra satu-satunya tuan Cho pemilik perusahaan besar ini. Dan saat ini aku terjebak situasi rumit dengannya.

Cho Kyuhyun. Aku mengenalnya saat usiaku 13 tahun. Saat itu kami, aku, appa dan eommaku, berkunjung ke rumah teman lama appa di Seoul, yang tidak lain adalah tuan Cho, appa Kyuhyun. Itulah pertama kalinya aku bertemu dengan “Kyu”, begitu eomma dan noona Kyuhyun memanggilnya, bocah sombong dan gila game yang menoleh padaku pun tak mau. Sejak saat itu aku jadi sering berkunjung ke rumah mereka yang megah itu untuk bertemu dengan Ahra Eonni yang begitu menyukaiku. Tapi itu tidak berlangsung lama, aku berhenti ke rumah itu saat usiaku 15 tahun. Kedua orangtuaku meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil yang merenggut nyawa mereka dan aku harus tinggal dengan bibiku yang kaya di Busan. Ia terus merawatku dan menyekolahkanku hingga aku lulus universitas terkenal di Busan, tentu saja dalam bidang broadcasting. Ia juga mengijinkanku pergi ke Seoul untuk mencari pekerjaan yang aku inginkan. Ia tetap membiayaiku hingga saat ini. Apartemen yang kutinggali adalah pemberiannya, begitu juga mobil kesayanganku. Berulang kali aku menolak bantuan-bantuannya, berulang kali pula aku mengatakan bahwa penghasilanku cukup memadai untukku hidup di Seoul, tapi bibi selalu bilang bahwa ia tidak peduli berapa penghasilanku, yang penting aku adalah keponakannya, tanggung jawabnya, dan sudah ia anggap putrinya sendiri. Astaga, bibi...

Dan tentang Kyuhyun, aku bertemu dengannya lagi sekitar 2 tahun yang lalu, saat untuk pertama kalinya aku datang ke perusahaan ini. Sikapnya masih saja sombong dan mengacuhkanku walau kuyakin ia langsung mengenali saat pertama kali ia melihatku. Tapi tiba-tiba Kyuhyun menemuiku sekitar 2 bulan lalu, dan itu membuatku bingung karna tiba-tiba Kyuhyun datang sambil memohon-mohon padaku untuk membantunya. Apa yang ia inginkan dariku? Jawabannya sangat tidak dapat kupercaya, ia memintaku untuk menikah dengannya!! Astaga!! Seandainya saja aku tidak begitu ingin proyek itu jatuh ke tanganku, mana sudi aku membantunya seperti ini!!! Dia ingin perusahaan Appanya ini benar-benar jadi miliknya. Ia sudah berulang kali mengatakan pada Appanya bahwa ia ingin sekali menggantikan Appanya memimpin perusahaan ini, tapi tuan Cho selalu menolak mentah-mentah keinginan Kyuhyun itu sebelum Kyuhyun menikah dengan seorang gadis. Itu hal mudah saja bagi Kyuhyun, karna ia punya seorang kekasih cantik bernama Seohyun yang sudah ia lamar dan menerimanya dengan senang hati. Tapi tak disangka orangtua Kyuhyun justru tidak merestui mereka berdua, tuan dan nyonya Cho tidak menyukai gadis bernama Seohyun itu, entah kenapa. Akhirnya dengan iming-iming proyek film itu, Kyuhyun memintaku untuk membantunya, berpura-pura menikah dengannya. Jadi apa yang harus kulakukan? Menerima pernikahan palsu dengan si EvilKyu atau menolak tawaran yang sudah menjadi impianku setahun belakangan ini?
***

 “Jangan gugup, Junhee..” kata Ahra Eonni sambil menepuk bahuku yang telanjang karna model indah gaun putih yang sedang kugunakan.

“Tidak bisa, Eonni..” berulang kali kuusap keringat yang mengucur deras di dahiku. “Setengah jam lagi aku akan menikah, Eonni!” Walau hanya pura-pura tapi tetap saja aku akan menikah kan?

“Ne, arraseo. Aku ambilkan kau minum ya?” Tanpa menunggu jawabanku, Ahra Eonni keluar dari ruang rias dimana aku baru saja selesai didandani.

Kutatap bayanganku di cermin. Aku tidak pernah merasa secantik ini sebelumnya. Apa karna gaun pemberian bibi ini? Ne, beberapa hari yang lalu bibi datang ke Seoul. Ia menemaniku mencari gaun pengantin dan berencana untuk menetap di Seoul selama beberapa hari sampai hari pernikahanku tiba. Aku menemukan gaun indah ini dan langsung menyukainya, walau harganya lebih mahal dari gaun-gaun yang lainnya. Aku berpikir ulang, untuk apa aku membeli gaun yang mahal harganya? Toh ini hanya pernikahan palsu saja. Jadi aku memutuskan untuk membeli gaun yang lebih sederhana saja. Tapi bibi mengomel padaku, “Kenapa kau pilih yang ini? Junhee-ah, ini sangat sederhana. Seperti mau ke pesta biasa saja! Kau harus tampil memesona, karna ini pesta pernikahanmu! Pernikahan hanya akan dilakukan sekali seumur hidup, Junhee!!”

Jadilah bibi membelikanku gaun ini walau aku sudah memaksa untuk membelinya sendiri.

Ceklek

Pintu ruangan ini dibuka. Tanpa menoleh, aku bisa melihat Kyuhyun masuk lewat cermin di hadapanku.

“Kau..” katanya.

“Ne?”

Kulihat ia mendekatiku dan tersenyum kecil. “Kau cantik..”

“Benarkah?”

“Hem..” Ia mengangguk lalu menatap mataku di cermin. “Gomawoyo, Junheeya.. Terima kasih karna kau mau membantuku..”

“Aniyo.. Kita sama-sama diuntungkan, kan?”

“Ne. Kau benar..”

Aku menunduk memikirkan sesuatu. “Kyuhyuna..”

“Hem?”

“Eh..”

Ceklek

Pintu dibuka lagi oleh seseorang, Ahra Eonni. “Junhee, ini minum untukmu..” Ia menyerahkan sebotol air mineral padaku. “Baiklah, dongsaeng-dongsaengku.. It’s show time!!”

Aku membalikkan diriku menghadap Kyuhyun yang terlihat masih bingung akan apa yang hendak kukatakan barusan. Biarlah. Kami bisa membicarakannya nanti.

Aku berjalan perlahan ke arahnya, sedikit sulit karna panjangnya gaunku ini. Ia menyodorkan tangan kanannya kepadaku. Tapi aku hanya memperhatikan tangannya yang besar itu dengan bingung.

Sedetik kemudian ia menggamit lenganku lalu menuntunku keluar dari ruang rias ini. Kami berjalan beriringan menuju pintu depan gereja kecil di desa terpencil ini, desa tempat Appaku dan Appa Kyuhyun dulu tinggal.

Kami, aku dan Kyuhyun, memutuskan untuk menikah di desa terpencil ini dengan alasan kuat. Kami tidak ingin orang lain tahu tentang pernikahan ini. Cukup keluarga Kyuhyun dan bibiku saja. Kami tidak ingin orang lain, terutama orang kantor, mengetahui bahwa aku menikah dengan Kyuhyun lalu tak lama kemudian bercerai. Tentu saja kami harus bercerai. Kami tidak benar-benar saling mencintai. Ini hanya pernikahan palsu yang menguntungkan diriku dan Kyuhyun.

Tiba-tiba Kyuhyun meremas tanganku yang berada dalam genggamannya. Aku menoleh padanya, “Waeyo?” tanyaku pelan padanya.

“Aniyo. Aku hanya gugup..” katanya pelan.

“Kau gugup?” Aku benar-benar terkejut, seorang Cho Kyuhyun gugup?

“Ehem.. Waeyo?” Ia menatapku heran.

“Ah.. aku..” Aku menggaruk tengkukku, kebiasaanku saat sedang gugup, ”Aniya.. Tidak apa..” Aku kembali memfokuskan pandanganku pada karpet merah yang kami injak. Walau di desa kecil dan terpencil, tapi gereja ini cukup besar dan memiliki interior klasik yang indah. Aku langsung menyukainya sejak datang kemari satu jam yang lalu. Ah, seandainya aku bisa melaksanakan pernikahanku yang sesungguhnya di tempat ini. Dengan namja yang benar-benar kucintai dan bukan melaksanakan pernikahan palsu yang tidak akan bertahan lama seperti ini..
***

Seorang pastor berpakaian putih telah berdiri menunggu kami di depan altar. “Silahkan kalian saling berhadapan..” katanya setelah kami sampai di hadapannya.

Aku memutar tubuhku ke arah Kyuhyun, begitu juga sebaliknya. Ia menatapku dalam seakan berkata, “Kau siap, kan?” Aku mengangguk singkat padanya sebagai jawaban.

“Mari kita mulai..” Pastor itu membolak-balikkan buku tebalnya lalu berkata, “Cho Kyuhyun, bersediakah kau menikahi Kang Junhee, hidup bersama dalam suka maupun duka, senang maupun susah, hingga ajal menjemputmu?”

Dengan mantap Kyuhyun menganggukkan kepalanya, “Ne.. Saya bersedia..”

“Baiklah. Bagaimana denganmu, Kang Junhee? Bersediakah kau menikah dengan Cho Kyuhyun, hidup bersama dalam suka duka, senang susah, hingga maut memisahkan kalian?”

Aku menatap Kyuhyun yang sedang menatapku penuh harap. Memang ini kan yang harus kulakukan demi proyek itu? Tapi.. Astaga!! Ini tentang masa depanku!! Kalau kau ingin lari, sekarang saatnya, Kang Junhee!!!

“Kang Junhee..?” Pastor itu memanggil namaku.

“Ah, ne.. Tentu saja..”

Kyuhyun tersenyum padaku.

Tenang saja, Cho Kyuhyun. Ini bukan hanya demi kepentinganmu, tapi kepentinganku juga!!

“Baiklah dengan ini kalian resmi menjadi pasangan suami isteri. Silahkan pasang cincin ke pasangan kalian masing-masing..”

Kami melakukan apa yang Pastor itu katakan. Aku memasangkan cincin ke jari Kyuhyun, ia memasangkan cincin ke jariku.

“Sekarang kau, Cho Kyuhyun, bisa mencium isterimu..”

Astaga!! Aku lupa jika dalam pernikahan harus ada adegan-adengan seperti ini! Wedding kiss!!

Melihat Kyuhyun dan aku yang tetap diam tak berkutik, Pastor itu berkata, “Silahkan, tak perlu malu-malu..” yang membuat pipiku memanas.

“Junhee..” suara berat Kyuhyun membuat jantungku berdebar kencang, tapi ternyata Kyuhyun tidak berhenti di situ saja. Ia membuat jantungku hampir melompat keluar dari tubuhku saat tiba-tiba ia menarikku ke dalam pelukannya dan menghapus jejak di antara kami. Sedetik kemudian, bisa kurasakan bibirnya yang lembut dan hangat menyentuh bibirku. Hanya menyentukannya pelan tanpa melakukan sesuatu yang lebih dari itu.

Astaga.. Sekarang aku, Kang Junhee, resmi menjadi isteri Cho Kyuhyun untuk beberapa bulan ke depan. Sampai kami masing-masing memperoleh apa yang kami inginkan walau tak tahu kapan pernikahan palsu ini akan benar-benar berakhir..
***

Limosin putih ini berhenti di depan Seoul Hotel. Seorang pelayan hotel membuka pintu mobil panjang lalu keluarlah Kyuhyun disusul aku yang kepayahan memegang gaun pengantinku yang panjang ini.

Kami masuk ke hotel berbintang itu dan diantar menuju kamar mereka di lantai tujuh, yang memang telah dipesan oleh Eomma Kyuhyun. Jika bisa, aku ingin sekali memesan satu kamar tambahan untukku sendiri. Walau aku adalah isteri resmi Kyuhyun, baik secara agama maupun hukum, tetap saja ini pernikahan palsu, kan? Mana mungkin aku tidur seranjang dengan Kyuhyun? Tidak dan tidak akan pernah!!!

“Aku bisa memesan satu kamar lagi, jika kau mau..” kata Kyuhyun seolah bisa membaca pikiranku.

“Ah, tidak perlu.. Maksudku, kalau kau memesan satu kamar tambahan, Eommamu akan curiga dan kita bisa dapat masalah..”

“Ah, ne, kau benar..” Kyuhyun melepas jasnya lalu menyampirkan itu di sofa. “Em.. Boleh aku menggunakan kamar mandinya dulu? Atau kau mau duluan?”

“Ah.. Aniyo. Kau pakai saja dulu..”

Kyuhyun mengangguk singkat lalu masuk ke kamar mandi.

“Huft~” Aku menghela napas lalu membanting tubuhku ke ranjang. Untung saja ini hanya pernikahan tertutup yang tidak memerlukan resepsi apa-apa. Kalau lebih dari ini, aku akan benar-benar menyerah. Pernikahan di gereja tadi saja sudah membuatku lelah, bagaimana dengan pesta pernikahan besar-besaran yang pernah disarankan Ahra Eonni dan kutolak itu? Sanggupkah aku?

Aku bangun dan duduk di tepi ranjang. Kupandangi kamar hotel ini. Hah~ Seandainya aku benar-benar menikah dengan Kyuhyun, apa yang akan terjadi, ne?

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah Kyuhyun yang hanya mengenakan handuk baju hotel ini. Aku mengamatinya tak berkedip. Dan kurasa ia tampak kikuk dengan hal ini. “Mianhe.. Saat masuk tadi aku lupa mengambil bajuku..”

Aku tersenyum kecil padanya. “Kenapa tidak bilang padaku? Aku bisa mengambilkan pakaian untukmu..” kataku sambil beranjak ke koper kami yang masih tergeletak di dekat pintu kamar.

“Tidak. Aku tidak mau menyusahkanmu..”

Aku tertawa kecil mendengarnya. “Walau kita tidak benar-benar menikah..” Aku membuka koper besar itu dan mengeluarkan beberapa baju Kyuhyun yang telah Ahra Eonni bawakan. “Tetap saja aku isterimu, iya kan? Aku harus membantumu, sebanyak yang bisa aku lakukan. Karna mulai sekarang, kita akan tinggal bersama selama beberapa bulan..”

Kyuhyun tercengang mendengar perkataanku, sebenarnya begitu juga denganku. Aku tidak sadar telah mengatakan kata-kata manis yang bahkan tidak pernah aku pikirkan. “Ah, sudahlah..” Aku berjalan ke arah Kyuhyun lalu menyerahkan sesetel piyama padanya. “Aku mandi dulu..”

Aku beranjak ke kamar mandi sambil membawa satu setel ‘piyama’ku sendiri dan merutuk kesal dalam hati. Ahra Eonni sialan!! Kenapa semua pakaianku berubah begini? Aku sudah menyiapkan baju-baju yang akan kubawa kemari. Semuanya telah aku siapkan dan kumasukkan dalam koper yang sama dengan Kyuhyun. Tapi tidak kusangka Ahra Eonni mengganti pakaianku dengan pakaian-pakaian baru yang tidak kusukai. Dua buah lingerie, dua kaos ketat, dan dua hotpants!! Dan aku sama sekali tidak menemukan piyama-piyamaku dimana pun itu..

Aku berendam di dalam bath up selama setengah jam. Tidak peduli bahwa kaki dan tanganku akan keriput karna terlalu lama berada dalam air. Aku ingin seperti ini terus..

Selama ini aku selalu berangkat kerja pagi-pagi sekali, pulang sore bahkan terkadang sampai malam. Semua kulakukan demi keinginanku untuk mendapatkan proyek film yang kuidam-idamkan setahun belakangan ini. Tapi tiba-tiba Kyuhyun datang menawarkan proyek itu dengan syarat aku harus menikah palsu dengannya.

Sampai saat ini semua terasa begitu mudah. Apa bisa terus seperti ini? Bisakah aku terus berendam dengan tenang seperti ini setiap harinya? Berusaha menghilangkan kepenatanku karena berkerja seharian..

Tok tok tok

“Junheeya, gwaenchana? Kenapa kau lama sekali?” terdengar suara Kyuhyun dari balik pintu kamar mandi.

Gwanchana? Memang apa yang dipikirkannya? Aku mati tenggelam dalam bath up, frustasi karna harus menikah dengannya untuk memperoleh proyek film itu?

“Nan gwaenchana..” kataku setengah berteriak. “Aku hanya ingin berendam..”

Setelah itu tidak kudengar lagi suara Kyuhyun. Mungkin ia sudah menjauh dari pintu kamar mandi. Aku menutup mataku untuk menenangkan pikiran dan tetap berendam hingga 15 menit kemudian.

Aku keluar kamar mandi dengan berjingkat-jingkat agar Kyuhyun tidak sadar bahwa aku selesai mandi dan agar ia tidak melihatku mengenakan pakaian seperti ini. Ia bisa salah sangka kalau aku berniat untuk menggodanya. Aaah, Ahra Eonni..!! Lihat saja kau nanti!!!

Duk

Tanpa sengaja kakiku menabrak meja kecil di dekat kamar mandi. Ssst...

Aku berjalan perlahan ke tempat tidur tapi langkahku terhenti saat melihat seseorang tidur di sofa. Kudekati dia dan kuperhatikan orang itu. Kyuhyun.. Ia tidur di sofa?

Namja ini!! Sebegitu tidak sukakah ia padaku hingga langsung mengambil keputusan untuk tidur di sofa? Atau sebegitu burukkah aku sampai ia tidak mau tidur denganku?

Kang Junhee!! Harusnya kau bersyukur ia tidak memaksa untuk tidur di kasur bersamamu, kan? Dasar pabo!!

Aku membaringkan diriku ke tempat tidur dan menatap langit-langit. Huft~ Bagaimana aku besok ya? Bagaimana dengan pernikahan palsu ini? Sanggupkah aku berakting sebagai isteri Kyuhyun di depan orangtua namja itu? Bagaimana aku dan dia nanti, saat kami harus tinggal serumah? Adakah orang yang akan tahu tentang pernikahan palsu ini?

Berpuluh-puluh kalimat tanya lain hadir di benakku. Aku terus memikirkannya satu per satu hingga tak sadar kapan aku benar-benar memejamkan mataku..
Junhee Pov End
***

Author Pov

Sinar matahari menyelinap masuk ke kamar hotel dimana Kyuhyun dan Junhee menginap semalam. Tampak keduanya masih pulas dalam dunia mimpi mereka masing-masing.

Tiba-tiba Kyuhyun menggeliat dan membuka matanya yang masih berat karna mengantuk. Ia menatap langit-langit ruangan ini. Ini bukan kamarnya? Ia mengucek matanya lalu duduk di sofa. Eum? Kenapa ia tidur di sofa? Kenapa tidak tidur di tempat tidur?

Ia mengalihkan perhatiannya pada tempat tidur king size yang sedang ditiduri seseorang. Ia melangkah mendekatinya dan memperhatikan orang itu, yang ternyata seorang yeoja, dengan lebih jelas. Alisnya berkerut. Ia ingat sekarang!

Kemarin kan ia baru saja melaksanakan pernikahannya dengan yeoja itu, Kang Junhee.

Huft~ Seandainya ia tidak begitu menginginkan perusahaan Appanya itu.. Ia tidak akan berpikir bodoh untuk meninggalkan Seohyun dan menikahi gadis ini. Gadis ini..

Tanpa sadar Kyuhyun menggumamkan namanya, “Kang Junhee..” Ia melangkah mendekati yeoja itu dan menatap wajah gadis itu dari dekat.

Kang Junhee, gadis kecil yang beberapa tahun lalu datang ke rumahnya kini berubah menjadi gadis dewasa yang begitu cantik dan menawan. Gadis yang berbeda namun tetap sama, selalu membuat Kyuhyun tidak menyukai sesuatu dari diri gadis ini yang tak pernah ia mengerti. Ya, sesuatu yang sampai sekarang tidak Kyuhyun ketahui.

Tiba-tiba Junhee menggeliat dan membuka matanya. “Eung..”

Tatapan mereka bertemu dan keduanya saling terbelalak. “Waa!!” teriak mereka bersamaan.

“Apa yang kaulakukan?!!” teriak Junhee tepat di telinga Kyuhyun, membuat namja itu menjauh dengan tergesa.

“Ya!! Kenapa kau berteriak di telingaku?!”

“Kenapa? Harusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau berdiri begitu dekat denganku?!! Kau pasti mau berbuat yang tidak-tidak padaku, kan?” Junhee mengambil bantal yang ada di sampingnya lalu melemparkan benda itu pada Kyuhyun.

Pukk

Bantal itu sukses mendarat di wajah tampan namja itu. “Junheeya!! Apa sih yang kau pikirkan? Kenapa otakmu begitu kotor?!” Kyuhyun melempar balik bantal itu kepada Junhee.

“M-mwo?! Otakku kotor?! Bagaimana bisa kau bilang begitu?!” Junhee bangkit berdiri dan berjinjit, berusaha menyejajarkan wajahnya dengan Kyuhyun yang lebih tinggi satu kepala darinya.

“Wae? Memang benar, kan? Apa yang kau pikirkan saat melihatku begitu dekat denganmu adalah pikiran kotor, kan? Asal kau tahu saja, aku hanya ingin membangunkanmu..” Kyuhyun menjulurkan lidahnya seperti bocah kecil.

“Aku tidak percaya!!”

“Cih! Kau ini! Kau pikir, kau ini cantik? Sampai aku ingin dekat-dekat denganmu? Kalau kau berdiri bersama Seohyun, kau tidak lebih seperti itik buruk rupa yang berdiri dengan seorang putri cantik..”

“M-mwo?!! Arraseo, kau pikir aku takut padamu? Aku bisa saja mengadukan ini pada orangtuamu. Kau memperalatku untuk menikahimu..!!”

“Apa?! Jadi kau mengancamku?” Kyuhyun mengerutkan keningnya dan menatap Junhee dengan tajam.

Junhee mendongakkan kepalanya dan berkata, “Ne, waeyo? Kau takut?”

Kyuhyun tidak menjawab perkataan Junhee. Ia justru mendekati Junhee dan menggendongnya. Ia menjatuhkan Junhee perlahan di atas tempat tidur.

“Ya!! Apa yang kau lakukan?!!”

Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada Junhee, “Coba saja kalau kau berani. Aku tidak akan segan-segan menendangmu keluar dari perusahaan, Kang Junhee!!”

Mata Junhee terbelalak ngeri mendengar perkataan Kyuhyun.

“Lagipula..” Kyuhyun berhenti bicara dan menatap tubuh Junhee yang hanya mengenakan kaos tipis dan hotpants dengan seduktif. “Kau sengaja menggodaku ya?” katanya sambil menunjukkan evil smriknya.

“A-apa?!” Junhee mendorong tubuh Kyuhyun sekuat tenaga. “Da-dasar namja mesum!!!” katanya sambil berlari ke kamar mandi. Meninggalkan Kyuhyun yang tersenyum-senyum sendiri.

“Kurasa..” kata Kyuhyun pelan pada dirinya sendiri, “..ini akan menarik..”
***

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Kyuhyun dan Junhee telah duduk di restoran hotel ini untuk sarapan. Mereka sarapan dalam diam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing. Tiba-tiba Junhee bangkit berdiri. “Aku sudah selesai,” katanya tanpa menoleh pada Kyuhyun.

Kyuhyun mengikuti gadis itu tanpa menghabiskan makanannya. “Junheeya..” katanya sambil menyejajarkan langkahnya dengan Junhee.

Junhee tetap saja berjalan tanpa menghiraukan Kyuhyun di sampingnya.

Kyuhyun menahan Junhee dengan memegang kedua bahu gadis itu. “Junheeya..”

Junhee berhenti melangkah tapi tetap tidak mau melihat Kyuhyun.

“Mianheyo..” kata Kyuhyun pelan. “Tadi aku hanya bercanda. Jangan kau masukkan dalam hati..”

Junhee menunduk dan tetap terdiam.

“Junheeya..” panggil Kyuhyun kesekian kalinya. “Maafkan aku, ne?”

Hening..

Setelah beberapa saat Junhee mengangguk pelan, “Ne..”

Senyum lebar merekah di bibir Kyuhyun. Entah mengapa ia senang sekali karna Junhee mau memaafkannya. “Kalau begitu kita check-out sekarang saja, ne? Lebih baik kita pulang ke rumah Appa dan Eomma dulu sebelum kita pulang ke rumah..”

Junhee menatap Kyuhyun bingung. “Rumah?”

Kyuhyun mengangguk singkat. “Ne, rumah kita..”
***

“Apa? Kalian sudah check-out?” suara Eomma Kyuhyun dari seberang telepon membuat Junhee mengerutkan keningnya.

Junhe menatap Kyuhyun yang duduk di sebelahnya, di balik kemudi mobil. “Ne..” jawabnya pelan.

“Astaga, Junhee.. Kenapa kalian cepat-cepat check-out? Kalian kan bisa menginap di sana selama beberapa hari. Biar Eomma yang mengurus tentang hotel itu..”

“Ah, aniya.. Kyuhyun mengajakku pulang. Lagipula aku belum pernah melihat rumah kami..”

Sekarang Kyuhyun balik menatap Junhee.

“Mwo?” tanya Junhee tanpa suara pada namja itu.

“Bilang pada Eomma, kita mau ke rumah Appa dan Eomma..”

Junhee mengangguk dan berkata pada Eomma Kyuhyun bahwa mereka dalam perjalanan ke rumah Eomma.

“Mwo? Sudah, kalian tidak perlu ke rumah.. Kalian pasti lelah kan? Lebih baik sekarang kalian pulang ke rumah kalian. Jangan mampir kemana-mana.”

“Tapi..”

Tuuut.. tuut..

Eomma Kyuhyun memutus sambungan telepon sebelum Junhee mengatakan sesuatu.

“Wae?” tanya Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan di depannya.

“Eomma tidak memperbolehkan kita ke rumah. Katanya kita harus segera pulang ke rumahmu..” Junhee memilih kata ‘rumahmu’ dan bukan rumah ‘kita’. Ia masih merasa aneh jika harus membayangkan dirinya akan tinggal serumah dengan Kyuhyun. Apalagi harus berbagi beberapa hal dengan namja itu.

“Ya sudah. Kita langsung pulang saja..” jawab namja itu enteng.
***

“Eottokhe? Kau suka?” Kyuhyun mendorong Junhee masuk ke apartemen mewah di hadapan mereka.

Junhee tersenyum kecil dan mengangguk. Ia menyukai apartemen mewah ini. Interiornya minimalis, dengan warna cokelat dan kuning pucat yang mendominasi dinding. Peralatan elektronik lengkap telah tertata rapi, tv plasma, home teather, lemari pendingin, dan lainnya, semua didominasi oleh warna hitam dan putih, termasuk karpet tebal, meja dan sofa mahal di ruang tengah.

“Kau mau melihat kamarmu?” tanya Kyuhyun. Sebelum Junhee benar-benar mencerna pertanyaan Kyuhyun, namja itu telah mengajak Junhee menuju ruangan yang lebih dalam. Mereka berdiri di depan dapur, menghadap dua pintu yang tertutup rapat. “Yang kiri adalah kamarmu, sedang yang kanan adalah kamarku..” Kyuhyun berjalan ke arah kamar Junhee lalu membuka pintu itu.

Ia membuka pintu itu lebih lebar agar Junhee bisa masuk. “Aku tidak tahu bagaimana seleramu, jadi Ahra Noona yang memilih perabotan dalam kamarmu, tentu saja dia tidak tahu bahwa kita tidak tidur sekamar. Aku bilang bahwa ini kamar kita berdua, ia mendesainnya untuk kita, sedangkan kamarku, aku menatanya tanpa sepengetahuan Noona.. Semoga saja kau suka..”

Junhee menatap kamarnya dengan kagum. Ternyata selera Eonni tidak begitu berbeda dengannya. Ia memperhatikan setiap sudut kamarnya. Tiba-tiba tatapannya terpaku pada foto berbingkai besar di dinding kamarnya. Tidak hanya satu, ada beberapa foto serupa di dinding, meja rias dan meja kerja. Fotonya bersama dengan Kyuhyun dalam balutan pakaian pernikahan mereka, belum juga foto-foto pra wedding mereka yang diambil di berbagai tempat indah di Korea.

Seakan bisa membaca pikiran Junhee, dengan kikuk Kyuhyun menjelaskan, “Noona yang memasangnya.. Di kamarku juga ada..” Ia menggaruk tengkuknya, “Kalau kau tidak suka, kau bisa melepasnya..”

“Aniya. Gwanchana. Tidak perlu dilepas. Bagaimana kalau tiba-tiba Eomma atau salah satu dari keluargamu berkunjung kemari? Mereka pasti bingung kenapa di apartemen ini tidak ada foto kita berdua. Lagipula, aku akan menganggap foto-foto ini sebagai foto-foto ‘lucu’ kita berdua..”

“Hm?” gumam Kyuhyun bingung. “Ah, sudahlah.. Aku ke kamarku dulu..” Kyuhyun keluar dari kamar Junhee dan menutup pintunya.

Junhee meletakkan kopernya di sudut kamar lalu mulai mengeluarkan barang-barangnya satu per satu dan menatanya. Baju-baju di lemari pakaian. Buku-buku di lemari buku. Laptopnya di meja kerja. Peralatan mandi di meja rias. Semua ia lakukan selama hampir satu jam. Dan begitu selesai, Junhee merasa begitu lelah. Ia berjalan perlahan menuju tempat tidur lalu merebahkan diri di atasnya dan menatap langit-langit kamar. “Huft..” ia menghela napas berat lalu mulai memejamkan matanya. Lebih baik ia tidur sekarang, selagi masih siang..
***


Tok tok tok

“Junheeya..”

Tok tok tok

Junhee menggeliat dari tidurnya. Suara namja itu menganggu tidurnya. Dengan mata masih setengah terpejam, Junhee berjalan ke pintu kamarnya.

“Junhee...” Kyuhyun terkejut melihat pintu kamar Junhee yang tiba-tiba terbuka dan yeoja itu yang masih setengah terpejam hampir menurbruknya.

“Ah, mianhe..” kata Junhee. Ia mengucek matanya lalu menepuk kedua pipinya perlahan. Kedua matanya terbuka dan menatap Kyuhyun bingung. “Wae geurae?”

“Ah..” Kyuhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Ani. Aku hanya ingin bertanya, apa kau tidak mandi? Sekarang sudah jam 7 malam..” Kyuhyun berbohong, tentu saja. Ia hanya kelaparan dan ingin meminta Junhee untuk memasakannya sesuatu, tapi ia malu mengatakan yang sebenarnya.

“Ah? Jinjjayo? Selama itukah aku tidur?” Junhee mengedarkan pandangannya ke dinding, mencari jam yang bisa mengahapus rasa penasarannya.

Kyuhyun mengarahkan jari telunjuknya pada jam di salah satu dinding.

“Ah.. Arraseo.. Aku mandi dulu~” Junhee masuk ke kamarnya untuk mengambil pakaian. Sedang Kyuhyun hanya berjalan menuju ruang tengah, duduk di sofa dan mulai menyalakan TV. Beberapa saat kemudian Junhee keluar kamar dan masuk ke kamar mandi.

Baiklah, Kyuhyun akan menunggu dengan sabar. Ia memfokuskan pikirannya pada drama di hadapannya. Kruyuuuk.... “Argh, sial!!” umpatnya. Ia bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu kamar mandi. Ia sudah mengangkat tangannya hendak mengetuk pintu kamar mandi itu tapi tiba-tiba Junhee keluar dan hampir menubruknya.

“Ah..” pekik mereka bersamaan.

Junhee menatap Kyuhyun dengan kesal. “Kau ini kenapa?!”

Kyuhyun tidak menjawab. Ia terpaku pada Junhee yang menatapnya tidak suka sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Glek.. Kyuhyun menelan ludah. Baik, ini sudah kedua kalinya dia hampir menabrakku.. batin Kyuhyun.

“Ah.. A, aku lapar..” kata Kyuhyun terbata. “Bisa kau masakkan sesuatu untukku?”

Astaga! Junhee sungguh tidak percaya!! Kyuhyun berdiri di depan kamar mandi karna menunggunya memasakkan sesuatu karna ia lapar?! “Kau ini!” Junhee menyampirkan handuk kecil di tangannya ke bahu lalu berjalan melewati Kyuhyun menuju dapur kecil apartemen ini. Ia membuka kulkas besar di dapur itu dan melihat isinya, “Kyuhyuna, di kulkasmu tidak ada apa-apa..!”

“Ah? Jinjja?” Kyuhyun melangkah mendekati kulkas. Ia berdiri di samping Junhee dan ikut melihat isi kulkas yang benar-benar kosong. “Ah, aku lupa meminta Noona membeli bahan makanan..”

“Aish.. Kau ini!! Ya sudah, kita belanja sekarang..”

“Ya! Junheeya, tidak tahukah kau bahwa aku sangat lapar, eoh?” kata Kyuhyun tak sabar.

“Lalu kau mau bagaimana?”

“Seingatku..” Kyuhyun berjalan menuju laci kecil di pantry, ia membukanya dan menemukan beberapa bungkus ramyun. “Ini dia!!”

“Ramyun?” Junhee mengambil bungkus-bungkus ramyun itu dari laci dan mulai memasaknya. “Kyuhyun-ah, bisakah kau membantuku?” tanya Junhee pelan pada Kyuhyun. Sebenarnya tangannya sedikit sakit. Pasti efek samping kecelakaan beberapa tahun silam kambuh lagi.

“Mwo? Membantu apa?” Kyuhyun mendekati Junhee yang sedang mengisi panci dengan air dari keran cuci piring. “Asal jangan kau suruh aku memasak ramyun yang akan membuat kucing saja tidak mau memakannya, dan membuat dapur ini berantakan, aku akan dengan senang hati membantumu..”

Junhee tersenyum kecil mendengarnya. Tanpa sadar ia telah mengangkat panci yang sudah setengah penuh itu dengan tangan kanannya yang sakit. “Ah..”

Panci itu lolos begitu saja dari genggamannya. Jatuh ke lantai dan menumpahkan air di dalamnya, membuat bajunya dan Kyuhyun basah.

Kyuhyun terlihat terkejut lalu mendekati Junhee yang tidak jauh terkejut darinya dan hampir saja terpeleset genangan air jika Kyuhyun tidak segera menahan tubuh gadis itu.

“Junhee..” kata Kyuhyun pelan, memastikan bahwa Junhee baik-baik saja. Tetapi sepertinya gadis itu masih terlalu terkejut hingga tidak mendengar Kyuhyun memanggilnya. Kyuhyun mengulangi panggilannya, kali ini ia menambahkan dengan bertanya keadaan gadis itu, “Junhee-ah, gwaenchana?”

Junhee mendongak dan menatap mata Kyuhyun yang terlihat khawatir. Ia mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan Kyuhyun. Sedetik kemudian ia sadar bahwa tubuhnya basah, begitu juga Kyuhyun. “Akh..” pekiknya tertahan lalu mulai mencari kain yang bisa ia gunakan untuk mengelap lantai yang basah. “Mianheyo, Kyuhyun-ah. Maaf, karena kecerobohanku, bajumu jadi basah..”

Kyuhyun tidak memperdulikan perkataan Junhee. Ia justru bingung mengapa gadis itu mondar-mandir di dapurnya. Berulang kali membukan tutup laci-laci, mencari sesuatu. “Apa yang kau lakukan, Junhee?”

Junhee menghentikan langkahnya. “Eum.. Aku mencari kain untuk membersihkan air ini..” Ia menunjuk genangan air di bawah kaki Kyuhyun.

“Astaga, Junhee!!” Kyuhyun mengacak rambut cokelatnya dengan gusar. Ia mendekati Junhee dan menuntunnya menuju ruang tengah, mendudukan gadis itu pada sofa putihnya yang empuk dan nyaman itu. “Junheeya, kau di sini sebagai isteriku, ehm..” Kyuhyun tampak kikuk mengatakannya, “..maksudku, meskipun ini hanya pura-pura, tapi kita anggap itu sesungguhnya. Aduh, bagaimana harus menjelaskannya, ne?” Kyuhyun tampak bertanya pada dirinya sendiri. “Yang penting, kau harus merasa bahwa kau isteriku dan aku suamimu, jangan terlihat begitu bersalah atas masalah kecil seperti ini!! Aku menganggap kau isteriku, bukan pembantuku!!”

Junhee tampak tidak mengerti maksud perkataan Kyuhyun yang membingungkan.

“Ah, sudahlah..!! Kau diam saja di sini, biar aku yang membersihkannya..” Kyuhyun hendak menuju dapur tetapi tangan Junhee menarik ujung sweaternya. “Wae?”

“Bagaimana dengan makan malamnya? Kau bilang kau lapar..” tanya gadis itu dengan wajah polosnya.

Kyuhyun berpikir beberapa saat. “Hari ini kita pesan pizza saja..”

“Mianhe, gara-gara aku..”

Kyuhyun tampak kesal dengan Junhee, “Sssst... Berhenti menyalahkan dirimu sendiri!! Lagipula ini hari pertama kita tinggal di sini. Lebih baik memesan pizza daripada harus memasak sesuatu..”
***

Junhee menatap tak percaya pada namja di sampingnya. “Kyuhyuna, bagaimana bisa tubuhmu tidak melar setelah makan pizza sebanyak itu?

Sejam yang lalu, ketika Kyuhyun selesai membersihkan kekacauan di dapur dan mengganti pakaiannya, Junhee memesan 3 pan besar pizza dan 2 spaghetti sesuai instruksi Kyuhyun. Ia pikir itu terlalu banyak untuk mereka berdua tapi ia berpikir ulang. Jika pizza itu tidak habis toh ia bisa menyimpannya di kulkas dan menghangatkannya besok pagi untuk sarapan mereka. Tapi ia salah menduga. Sekarang saja Kyuhyun sudah menghabiskan 2 pan pizza dan sporsi spaghetti miliknya sendiri.

Kyuhyun mengalihkan pendangannya dari televisi menuju Junhee yang juga duduk di sofa di sampingnya. “Mwo? Kau tadi barusan bilang apa?” tanya Kyuhyun yang kurang memperhatikan pertanyaan Junhee.

“Ani. Gwaenchana..” Junhee bangkit membawa boks pizza yang sudah kosong ke dapur dan membuangnya ke tempat sampah. Ia mencuci tangannya lalu mengeringkannya pada kain berwarna putih yang tergantung di salah satu dinding dapur. “Kyuhyuna, aku lelah. Aku tidur dulu, ne?”

“Apa? Oh, ne..” Kyuhyun mengangguk perlahan. “Sebaiknya kau cepat tidur. Besok kita masuk kantor lagi, kan?”

“Ne..” jawab Junhee singkat. Ia berjalan menuju pintu kamarnya. Diputarnya kenop pintu dan dibukanya. Sebelum masuk ia berkata, “Aku tidur dulu, Kyuhyuna. Jallja~”

“Ne.. Jalljayo..”


TBC



Author terkesan ama seorang penulis di sebuah blog yang selalu tepat waktu ngepost ffnya, tiap minggu selalu udah keluar next partnya. Bisa ga ya author kayak gitu? XD

Gomawo kepada semua yang udah mau baca, ngasih reaction, ato bahkan coment!! :)
Author saaayang kamu :*
:P

10 komentar:

  1. SUKKKAAAAAAAAAAAA banget sama nih FF >.<
    Penasaran deh ama lanjutannya :3
    Fighting thor! ^^ next part...!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. gomawoyo, min :)
      diusahain cepet ngepost part" selanjutnya ^^

      Hapus
  2. Balasan
    1. makasih udah mau baca & coment :)

      udah ada part dua-nya kok, part 3 menyusul ^^

      Hapus
  3. qu jg suka bgddd
    Jd gak sbr nunggu part brkutnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih banyak :)

      #tebar kisseu :* #plakk

      Hapus
  4. akhirnya,...!*lambai2duit3000-an(?)*buatbayarongkosngewarnet._.*abaikan*
    hehe,...akhirnya mmg bner2 bisa coment, ga hanya baca :D Daebak thoorrr,.......!! ay leik it(?) ._.

    BalasHapus
  5. Hello,,, aku reader baru,,, hera immida ..
    Ff nya keren aku suka,,, itu tangan junhee skt karna kecelakaan apa? Bukan sm ortunya kan? Mereka umur brp di ff nya ni? Junhee sm kyu seumuran kah?
    Alurnya agak sedikit kecepetan,,, tp bkn penesaran,,,

    BalasHapus
  6. Hanya satu komentarku. Ff ini ide crtanya klasik tapi alurnya ituloh bener2 diramu dengan tepat sehingga bsa membuat orang tertarik bacanya

    BalasHapus