ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Jumat, 19 April 2013

We Are Married?! | Seo Joohyun!! (Chapter 2)








Tittle : We Are Married?! (Chapter 2)
Author : Micheel Ppyong aka Kang Minhee (@misskang2605)
Rating : PG-17
Lenght : Chaptered
Genre : Romance, Friendship, Marriage Life
Cast : Cho Kyuhyun
           Kang Junhee (OC/you)
Support Cast : Seo Joohyun

Detik" UN.. D-2!! Jadi author post part 2 sekarang aja, maunya sih 2 minggu sekali, tapi apa mau dikata? Dan soal cover, di part 2 author ganti covernya. Di part 1 covernya agak kekanakan (??) jadi auhtor ganti agak dewasa dikit (??). Castnya bukan Sooyoung SNSD, tapi Kang Junhee/OC!! Covernya Sooyoung karena author ngerasa fotonya bagus banget, jadi author pilih..
Author bacot banget lu!!!

Yang ga suka, ga usah baca. Yang ngerasa ff ini jelek, ga usah baca juga ^^
Ya udah, silahkan baca.. XD

Don’t be a plagiator!!
Don’t forget to RLC!!

***

“Tidak perlu mencari alasan, Junhee..” katanya sedikit geram. “Atau kau memang sengaja menghindariku?”

***

“Kyuhyuna, ireonna!!” Junhee menarik kasar selimut tebal yang menutupi tubuh Kyuhyun. Tapi nihil, namja itu hanya menggeliat sesaat lalu kembali tidur nyenyak. “Ya!! Kyuhyuna, ireonnaaa!!! Ppali, ireonna!!”

“Eung...”

“Aigo.. Cho Kyuhyun!!!” Junhee berteriak tepat di telinga Kyuhyun.

Namja itu tersentak bangun dengan wajah terkejut. Napasnya terengah-engah karena kaget. “Ya, Junheeya!! Kenapa berteriak seperti itu?”

“Paboya!! Aku sudah membangunkanmu dari tadi, tapi kau? Membuka mata saja tidak!! Kau tidak tahu sekarang sudah jam berapa?” Junhee menunjuk jam digital di meja kecil di samping tempat tidur Kyuhyun.

Jam 9.00!!

“Aigo!!” Kyuhyun berlari cepat menuju kamar mandi dengan tatapan kesal dari Junhee.

Apa namja itu bodoh? Mereka bisa terlambat! Ups, salah. Ia tidak akan terlambat karena ia sudah berpakaian lengkap, sudah menyiapkan sarapan dan tinggal berangkat dengan mobilnya yang telah diantar kemarin oleh seorang suruhan Ahra Eonni. Ia bisa saja langsung berangkat ke kantor. Tapi ternyata ia melupakan Kyuhyun yang masih belum terlihat dari pagi. Kenapa namja itu bangun siang sekali?! Memang tidur jam berapa ia semalam?

Junhee meraih selimut hitam Kyuhyun, yang senada dengan warna sprei tempat tidurnya yang berwarna hitam, silver dan merah. Benar-benar laki-laki.

Ia merapikan tempat tidur Kyuhyun saat namaj itu masuk ke kamar dengan hanya berbalutkan handuk putih di pinggangnya. Astaga namja ini.... batin Junhee kesal.

Kyuhyun tidak ambil pusing dengan ini, bahkan ia terlihat tidak merasa kikuk atau perasaan lain yang seharusnya muncul saat seorang namja hampir topless di depan seorang yeoja normal.

Astaga, astaga, astaga...

Kyuhyun membuka lemari pakaian dan meraih salah satu celana panjang hitamnya. Ia melepaskan handuk itu..

“Kya...!!” Junhee menutup wajahnya dengan kedua tangan. Ternyata namja ini benar-benar bodoh!!

“Uwaaa..” Seakan baru benar-benar tersadar akan keberadaan Junhee, Kyuhyun mengenakan celananya cepat-cepat. “Mianhe, mianhe.. Aish, jinjja!! Aku lupa kau ada di sini..”

“Dasar bodoh!!”

“Chakkaman.. Aku kenakan pakaianku dulu..” Kyuhyun mengambil kemeja dan jasnya lalu mengenakannya. Sungguh, ia lupa keberadaan Junhee di kamarnya. Ia pikir gadis itu sudah keluar. Ah.. betapa bodohnya dia!!

“Aish.. Lekaslah! Aku bisa terlambat!!” Junhee menghentak-hentakkan kakinya karna kesal. Ia tidak habis pikir Kyuhyun sebodoh ini.

“Ne.. Aku sudah selesai..”

Junhee menurunkan perlahan tangannya dan melihat Kyuhyun yang sudah berpakaian lengkap. Ia keluar dari kamar Kyuhyun dengan kesal dan menuju pantry untuk mengambil tas tangannya yang memang ia letakkan di sana.

Kyuhyun menyusul di belakang gadis itu sambil memasang dasi. Ia melangkah menuju kulkas dan teringat bahwa mereka memang belum berbelanja.

“Aku tadi membeli roti dan selai di mini market bawah, untuk sarapanmu. Urusan belanja kau serahkan padaku saja. Nanti sepulang kantor aku akan pergi ke super market..” Junhee meraih tasnya dan membenahi pakaian kantornya.

Junhee sehari-hari memang berbeda dengan Junhee si manager bidang perfilman berbakat Kyuhyun lihat selama ini. Ia bisa nyaman dengan dirinya sendiri dan bisa profesional saat bekerja.

“Kyuhyuna?” Junhee menggerakkan tangannya di depan Kyuhyun, berusaha membuat pria itu sadar dari lamunannya.

“Ne?” Kyuhyun berkedip beberapa kali.

“Kau dengar perkataanku, kan?”

“Ah, ne..” Namja itu mengangguk singkat. “Kita pergi bersama saja, sepulang kantor. Aku khawatir kau tidak tahu apa yang kusuka dan tidak..”

“Ya sudah. Aku berangkat ne. Galge~” Junhee berjalan melewati Kyuhyun. Tapi namja itu menahannya.

“Kau tidak mau menungguku?”

“Euh? Aku berangkat dengan mobilku sendiri..”

“Kita berangkat bersama saja...” Seakan tahu apa yang dipikirkan Junhee, Kyuhyun menambahkan, “Kau bisa turun terlebih dahulu di depan kantor, sementara aku memarkirkan mobilku. Kita tidak akan terlihat berangkat bersama. Lagipula nanti kita ke super market kan? Lebih baik berangkat dan pulang bersama..”

“Tapi kau belum makan sarapanmu. Dan aku sudah hampir terlambat..”

Kyuhyun segera mengambil dua potong roti berselai yang sudah Junhee siapkan untuknya. Ia meraih tas hitamnya lalu mengajak Junhee keluar apartemen, berangkat bersama ke kantor..

***

Junhee Pov

“Selamat pagi, Nona Kang~” sapa Jinmi, asisten pribadiku yang baru saja bekerja di tempat ini dua bulan yang lalu. Ia sedang meletakkan secangkir kopi kesukaanku saat aku masuk ke ruangan pribadiku ini.

Aku mengangguk singkat padanya lalu kutanggalkan mini jasku dan meletakannya di sandaran kursi kerjaku. “Jinmi, apa saja jadwalku hari ini?”

Ia tampak merogoh sakunya mencari catatan harian yang berisi jadwal kerjaku. Ia membacanya, “Jam dua belas nanti kita ada janji makan siang dengan Nyonya Jung dari perusahaan penyewa lokasi syuting drama The Golden Bell, pukul 3 nanti kita harus mengunjungi lokasi syuting terakhir drama..” Jinmi terlihat bingung saat membaca catatannya.

“Wae, Jinmi?”

“Mian, nona.. Tapi di sini tidak tertulis apa judul drama itu, hanya nama sutradaranya..”

“Kalau begitu siapa?”

“Han Monguk..”

“Ah, arraseo.. Setelah itu?” Junhee duduk di kursi kerjanya lalu meminum kopi panasnya seteguk.

“Em.. Kita di sana sampai syuting selesai, sekitar pukul 5 sore. Setelah itu Nona bisa pulang!!” kata Jinmi riang. Walau telah diterima di perusahaan ini sebulan yang lalu sebagai pegawai tetap, Jinmi masih saja terlihat seperti pegawai masa percobaan. Cara berpakaian masih tidak berubah, sweater pucat, jeans dan sepatu kets. Tapi aku tidak pernah protes tentang hal itu. aku suka sifatnya yang rajin dan periang itu. Ia selalu terlihat polos seperti anak SMA, padahal usianya hanya lebih muda setahun dariku.

“Arraseo. Kau bisa keluar sekarang dan bersiap-siap untuk makan siang nanti, pukul 12 kan?”

Ia mengangguk bersemangat lalu melangkah keluar ruangan.

Sedetik kemudian aku mengingat perkataan Kyuhyun di dalam mobil tadi ketika mereka berangkat bersama ke kantor.

“Tentang proyek yang kujanjikan..” kata Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan yang kami lalui. “Karena aku sudah berjanji padamu, aku akan memberikannya secepat mungkin.
Jumat nanti kita ke rumah Appa. Aku akan membicarakan masalah ini dengan Appa. Walau sebenarnya kuyakin Appa tidak akan menolak menantunya yang berbakat ini..” katanya sambil melirik sinis padaku.

Astaga, sifatnya yang menjengkelkan itu muncul kembali setelah bersembunyi cukup lama beberapa hari belakangan ini. Rasanya ingin sekali aku memukul kepalanya dengan tas tanganku yang cukup besar ini jika tidak mengingat bahaya yang akan timbul bila Kyuhyun kehilangan konsentrasi menyetirnya. Kami bisa saja mengalami kecelakaan yang membayangkan akibatnya saja aku tidak mau.

“Terserah kau..” jawabku singkat saat itu karna malas menanggapi kesinisannya padaku.

Aku melirik jam tangan hitam yang melingkar manis di pergelangan tanganku. Jam 11.30. Baiklah, aku akan bersiap-siap untuk pertemuan makan siangku dengan Nyonya Jung setengah jam lagi.

Aku berjalan menuju pintu ruanganku lalu membukanya. “Jinmi..” Aku melongokkan kepalaku keluar ruangan. “Kita siap-siap sekarang. Lima menit lagi kita berangkat..”

“Ne, nona~”

Aku masuk kembali ke ruanganku dan menghabiskan kopi. Kurasa ada sesuatu yang kulupakan..

Tok tok tok

Jinmi masuk ke ruangan itu sambil membawa tas kecilnya. “Nona, aku ambil mobilmu dulu ne? Jadi nona bisa menunggu di lobi dulu..”

“Mobil?” tanyaku bingung. “Aku tidak memba...”

Junhee pov end

***

Kyuhyun berjalan perlahan menuju tempat parkir. Ia celingak-celinguk mencari gadis yang meneleponnya lima menit lalu. Enak saja gadis itu menyuruhnya datang ke basement ini. Ia pikir Kyuhyun tidak punya kerjaan lain?

Terdengar suara berbisik dan sedikit berteriak(??) memanggil namanya, “Kyuhyuna..”

Kyuhyun menoleh ke asal suara itu dan mendapati Junhee sedang bersembunyi di balik pilar putih di dekat mobilnya. Ia mendekati gadis itu dengan kesal. “Kau ini!! Seenaknya saja menyuruhku kemari, kau pikir aku tidak punya pekerjaan la..”

“Ssssst...!!” Junhee meletakkan jari telunjuknya ke bibir. “Bisa tidak sih kau mengecilkan suaramu?”

“M-mwo?!”

“Ini semua karna kau juga, kan? Kalau kau tidak menyuruhku berangkat bersamamu, aku tidak akan kerepotan begini..” Junhee melirik jam tangannya untuk kesekian kali. “Ah.. Tiggal 15 menit lagi..”

“Haish!! Sudah, kau pakai mobilku saja..” Kyuhyun merogoh sakunya, mencari kunci mobil. Setelah mendapatkan benda itu, ia menyerahkannya pada Junhee.

Junhee mengambilnya dengan enggan, “Apa? Apa tidak apa-apa aku membawa mobilmu?”

“Sudah, kau pakai saja. Kau bilang kau hampir terlambat kan? Lagipula itu hanya mobil kantor, tidak masalah..”

“Mobil kantor?” tanya Junhee tak percaya. Mobil ini, yang menurutnya mewah, hanyalah mobil kantor Kyuhyun? Lalu bagaimana mobilnya yang sesungguhnya? Ferrari?

“Ehem.. Sudah, saat kita ke rumah Eomma, aku akan tunjukkan padamu mobilku itu..” kata Kyuhyun sambil tersenyum bangga.

“Cih!!” Junhee mendengus kesal. Ia membuka pintu pengemudi dan masuk ke dalamnya.

Kyuhyun mendekati pintu dan mengetuk kaca mobilnya.

Tuk tuk tuk (??)

“Wae?” tanya Junhee setelah membuka kaca mobil dengan cukup lebar.

“Kau menyetir sendiri?”

Junhee mengangguk singkat.

Kyuhyun terdiam untuk beberapa saat. Ia ingin berbincang-bincang singkat dengan Junhee, tapi ia tidak menemukan topik yang bisa mereka bahas. Ia akhirnya menyerah dan berkata, “Kau tidak lupa bahwa kita harus berbelanja nanti malam kan?”

Sekali lagi Junhee tidak menjawab dan hanya menggeleng perlahan.

“Kau pulang pukul berapa nanti?”

“Pekerjaanku selesai pukul 5 sore. Aku bisa pergi sendiri ke super market kalau kau belum selesai dengan pekerjaanmu..”

“Ani,” jawab Kyuhyun terlalu cepat. “Aku selesai jam 5. Tenang saja..”

“Oh..” hanya itu yang keluar dari pita suara Junhee. “Baiklah. Aku pinjam mobilmu, ne? Galge..”

Kyuhyun mengangguk perlahan lalu mundur selangkah, membiarkan Junhee menutup kaca dan menyalakan mesin. Beberapa detik kemudian Junhee melambaikan tangannya dan memacu mobil keluar dari basement, meninggalkan Kyuhyun sendirian dengan pikirannya melayang entah kemana..

***

Junhee berjalan masuk ke dalam restoran mewah yang telah Jinmi pesan beberapa hari lalu untuk pertemuannya dengan Nyonya Jung, pemilik lokasi syuting yang akan perusahaan sewa. Ia berusaha mencari Nyonya Jung di antara para pengunjung yang begitu ramai, karena ini jam makan siang, di restoran ini.

Ia segera mendekati meja di dekat ujung, tepat di samping jendela kaca restoran, begitu melihat Nyonya itu telah duduk di sana sambil menunggu. “Ah, Nyonya Jung. Cheosohamnida.. Maafkan karena saya sedikit terlambat..”

Nyonya Jung hanya tersenyum dengan ramah, “Gwaenchana.. Aku juga baru datang.. Kau mau pesan apa?” tanyanya setelah Juhee duduk di kursi depannya.

Tiba-tiba saja pelayan retoran datang dan menyerahkan menunya pada Junhee. “Eum.. Aku Sandiwich Tuna dan Orange Juice saja..” Junhee juga bertanya pada Nyonya Jung, “Anda mau pesan apa?”

“Saya pesan yang sama seperti nona ini..” katanya pada pelayan restoran yang mencatatnya dengan cepat lalu meninggalkan mereka setelah membaca ulang pesanan mereka.

“Jadi, berapa harga yang Anda tawarkan bagi perusahaan kami, Nyonya?”

Nyonya Jung tersenyum lebar mendengar pertanyaan Junhee yang blak-blakan. “Kau tidak perlu tergesa seperti itu. Perusahaanmu sudah cukup sering memakai gedung-gedungku. Jadi ini tidak terlalu sulit, Nona Kang..”

Junhee tersenyum datar. Ia tidak terlalu suka berbelit-belit. Ia ingin masalah ini cepat selesai. “Jadi?”

“Kutawarkan harga kenaikan 10 persen dari penyewaan terakhir perusahaanmu padaku..”

Junhee terkejut mendengarnya. 10 persen? Yang benar saja!! Proyek ini sudah banyak mengeluarkan dana, sekarang ia harus mengeluarkan dana 10 persen lebih banyak dari penyewaan perusahaan terkahir? Yang berarti harus mengeluarkan 33 juta per harinya?

“Nyonya Jung, Anda tahu bahwa..” Junhee mengantungkan kalimatnya, “perusahaan kami bisa menyewa gedung lain, Nyonya Jung. Tapi karena relasi yang telah Anda dan perusahaan kami bangun, Presdir tetap memilih Anda walau tahu dana yang akan kami keluarkan lebih besar..”

“Hahaha..” tanpa sebab, Nyonya Jung tertawa senang, “Nona Kang.. Kau memang gadis yang sangat pandai! Tidak salah aku menyukaimu dari pertama kita bertemu..”

Percakapan mereka terpotong saat pelayan datang membawa pesanan mereka.

“Tenang saja..” Nyonya Jung melanjutkan. “Aku hanya sedang menggodamu.. Seperti yang kau katakan tadi, relasi perusahaanmu denganku sudah cukup lama, dan berkat drama-drama yang mengambil lokasi di tempatku, tempat itu jadi begitu terkenal. Mana mungkin aku membuat kalian susah? Aku memberikan harga tetap pada perusahaanmu, Nona Kang..”

Mendengarnya Junhee menghela napas lega. “Gomapseumnida, Nyonya Jung.. Aku tidak tahu bagaimana proyek ini bisa berjalan tanpa kerja samamu..”

“Ne, ne. Sudah, kita makan sekarang..”

Mereka memakan pesanan mereka dalam diam. Tiba-tiba Nyonya Jung bertanya, “Nona Kang, apa kau sudah mempunyai kekasih?”

Junhee tersedak mendengarnya. Apa maksud nyonya ini? Kenapa bertanya-tanya tentang kehidupan pribadinya?

“Kau gadis yang menarik, Nona Kang. Aku menyukai pribadimu yang cerdas dan berwawasan luas. Kau juga tegas dan bertanggung jawab. Belum lagi wajahmu yang cantik itu. Seandainya kau bisa menjadi isteri puteraku, aku pasti akan bangga mempunyai menantu sepertimu..”

Junhee hanya diam mencerna perkataan Nyonya Jung. Tapi tak urung pipinya bersemu dipuji seperti itu. Tidak ada yang memujinya seperti itu sebelumnya, kecuali bibi Junhee.

“Nona Kang, kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku? Apa kau sudah punya kekasih?”

Argh.. Bagaimana ini? Haruskah ia menjawab bahwa ia bahkan tidak mengerti bagaimana rasanya pacaran? Ah, aniya!! Itu memalukan!! Atau ia jawab saja bahwa ia sudah menikah dengan putra Tuan Cho? Ah, tidak!! Itu lebih bodoh!!

“Eum.. Tentu. Aku punya kekasih..” jawab Junhee akhirnya.

“Ah, sayang sekali ne.. Padahal kau sangat menarik, Nona Kang...”

***

“Sudah selesai, Nona?” Jinmi berjalan cepat munuju Junhee yang baru saja keluar dari restoran setelah memberi salam perpisahan pada Nyonya Jung.

“Ne..”

“Kita langsung berangkat ke lokasi syuting, Nona?”

“Ne.. Omong-omong, Jinmi, kau sudah makan siang kan?”

“Ne~ Aku membeli bola-bola nasi saat menunggumu..”

“Ah, ye..” Junhee masuk ke mobil Kyuhyun yang memang ia gunakan saat datang ke restoran ini.

“A-aniyo..” jawabnya terbata saat Jinmi bertanya padanya apakah Junhee membeli mobil baru. “Aku, mobilku masuk bengkel hari ini. Aku meminjam mobil temanku..” lanjutku yang hanya ditanggapi Jinmi dengan anggukan singkat dan setalah itu tidak bertanya lebih jauh.

“Ja~ Kita berangkat sekarang...” kata Junhee sambil menggas mobil keluar dari area parkir restoran.

***

“Adegan 18, take 1.. ACTION!!!”

Wiu.. wiu.. wiu..

Suara sirene mobil polisi membuat orang-orang berjas hitam itu menjadi tegang.

“Kita ketahuan, Boss!!” seru salah seorang dari mereka.

“Sebaiknya kau lindungi Boss sekarang juga, Dongman!!”

“Baik!!”

Tapi tiba-tiba..

DORR!!!

“Jangan bergerak!! Kalian sudah terkepung!!!”


“CUT!! Kerja bagus!! Kita istirahat 10 menit!!” Han Monguk memberian instruksi pada seluruh pemain dan crew sementara dirinya tetap memperhatikan kamera hasil take barusan dengan teliti bersama asistennya.

“Tuan Han..” seseorang memanggilnya dan membuat perhatian serta konsentrasinya pada film menjadi berantakan.

Ia mendongak dan menatap orang itu dengan kesal. “Sudah berapa kali kuka..” tapi perkataannya terhenti setelah ia melihat Kang Junhee berdiri di hadapannya.

“Ah, Kang Junhee!!” serunya gembira.

Junhee membungkuk padanya. Ketika ia mengangkat kepalanya, senyum manis terukir di bibir mungilnya..

***

“Jinmi, kau bisa pulang sekarang..” Junhee menghentikan mobilnya di halte tempat Jinmi biasa menunggu busnya.

“Jinjja? Ah!! Nona baik sekali!!!” Jinmi turun dari mobil dan melambaikan tangannya. “Terima kasih, Nona! Sampai jumpa besok~”

Junhee tersenyum melihat tingkah Jinmi yang selalu bisa membuatnya ikut ceria. Diinjaknya pedal gas mobil Kyuhyun ini. Tidak lama mobil mewah ini telah meluncur di jalanan Seoul yang mulai memadat. Ini sudah jam pulang kantor wajar saja jika banyak mobil yang berlalu lalang.

Junhee memacu mobilnya menuju kantor. Ia harus menjemput Kyuhyun, seperti yang Kyuhyun minta tadi siang padanya. Masih diingatnya percakapan serius antara dia dan sutradara Han Monguk.

“Aku bisa mendapatkan proyek itu minggu depan..” katanya pada sutradara Han yang dibalas dengan reaksi terkejut oleh lelaki berusia setengah abad itu.

“Jinjja? Bukankah proyek itu tidak disetujui sebelumnya?”

“Ne. Tapi aku mendapatkan cara untuk memperoleh proyek itu. Direktur Cho bilang ia akan memberikan proyek itu padaku minggu depan, setelah ia memintanya dari Presdir..”

Sutradara Han memberikan tatapan anehnya pada Junhee, “Kau tidak sedang menggoda putera Presdir, kan? Hingga bocah itu mau memberikan proyek itu padamu?”

Junhee mendesis pelan. “Ani!! Tentu saja tidak! Aku tidak akan pernah menggunakan cara murahan seperti itu...”  Kyuhyunlah yang meminta bantuanku dengan imbalan proyek film itu, batin Junhee menambahkan.

“Hahaha.. Baiklah, Junhee. Tampaknya kau akan segera berhasil meraih cita-citamu setahun belakangan ini..”

“Karena itulah Ahjussi aku datang kemari..” Junhee menatap sutradara Han yang memang sudah akrab dengannya dan yang sudah ia anggap sebagai gurunya sendiri. “Maukah kau menjadi sutradara film ini?” tanya Junhee penuh harap.

“Mian, Junhee.. Aku tidak bisa..” kata Sutradara Han yang membuat Junhee lemas, “Aku ingin kau yang melakukannya. Aku ingin kau yang menyutradarai film itu, Junhee!!!”

Junhee terkejut mendengar lanjutan perkataan Sutradara Han. “Mwo? Ahjussi, bagaimana bisa kau berkata begitu? Aku tidak pernah menjadi sutrada, aku tidak punya pengalaman sedikit pun!”

“Ani, aku tidak salah, Junhee! Kau punya bakat! Kau akan mengetahui apa yang terbaik dalam filmu. Kau punya banyak pengalaman. Memang apa saja yang kaulakukan selama ini di lokasi syuting? Duduk santai? Ani, kau selalu mengamati apa yang sutradara, crew serta pemain lakukan. Kau bisa, Junhee!! Aku yakin itu!!”

“Huft~” Junhee menghela napas berat. Seperti yang Sutradara Han katakan kah dia?

Tok tok

Junhee menoleh ke jendela mobil di sampingnya. Kyuhyun berdiri di luar sana dengan wajahnya yang kesal. Astaga!! Junhee tidak sadar bahwa ia telah sampai di kantor. Ia membuka kaca mobil dan mendengar Kyuhyun mengomel, “Kenapa melamun? Aku sudah mengetok kaca dari tadi, tapi kau? Menoleh saja tidak..”

Junhee keluar dari mobil. “Mianhe..” katanya pada Kyuhyun. Ia memutari sisi depan mobil dan masuk kembali ke dalam mobil, kali ini ia duduk di kursi penumpang di samping kursi pengemudi. Ia membiarkan Kyuhyun yang menyetir, mengantar mereka menuju super market.

“Ada masalah?” tanya Kyuhyun khawatir karena Junhee terlihat melamun sepanjang perjalanan mereka menuju super market yang tidak begitu jauh dari kantor.

“Ah, ani.. Aku hanya sedikit lelah..” Junhee berbohong, tentu saja. Ia tidak mau Kyuhyun terlalu mencampuri kehidupannya, walau saat ini dia adalah suami sah Junhee.

“Jinjja?” tanya Kyuhyun seolah tidak percaya dengan apa yang Junhee katakan.

Gadis itu hanya mengangguk sebelum mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil. Setelah itu Kyuhyun tidak mengatakan apa pun. Mungkin gadis itu sedang tidak ingin diganggu, dan sebaiknya ia tidak terlalu mencampuri urusan Junhee. Lagipula ia juga sedang memiliki masalah yang harus ia pikirkan pula.

Seohyun datang ke ruangannya tadi, sekitar pukul tiga sore. Gadis itu tampak kacau balau dan Kyuhyun bisa melihat kantung mata yang cukup tebal di wajah gadis cantik itu, tanda bahwa Seohyun sudah tidak tidur berhari-hari. Ia datang dengan menggerutu pada Kyuhyun dan hampir saja berteriak frustasi dan menangis meraung-raung jika saja Kyuhyun tidak cepat memeluk gadis itu dan menenangkannya.

“Eo-eomma..” kata gadis itu terbata begitu memasuki ruangannya. “Ia berulang kali bertanya padaku oppa..” lanjut Seohyun masih tetap menangis. “Kapan kau akan menikahiku? Bukankah kau sudah melamarku waktu itu?!”

“Seohyuna..” Kyuhyun merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya. Berulang kali ia mengusap lembut punggung gadis yang telah menjadi yeojanya selama hampir setahun itu. “Mianhe.. Kumohon bersabarlah.. Aku sedang dalam usaha untuk meyakinkan orang tuaku agar mereka mau merestui hubungan kita..” Tentu saja Kyuhyun berbohong. Ia tidak berpikir untuk memberitahu Seohyun tentang pernikahan buatannya dengan Junhee, yang merupakan kawan dekat Junhee sendiri. Gadis ini bisa saja marah dan mengakhiri hubugannya dengan Kyuhyun.

“Tapi kenapa lama sekali, oppa?” tanya gusar. Ia mengangkat wajahnya yang telah basah dengan air mata deras.

“Mian, Seo. Appa dan Eommaku adalah orang yang keras kepala..” Kyuhyun menghapus air mata Seohyun serta mengelus pipi gadis itu. “Kau tahu aku mencintaimu, kan?”

Seohyun mengerucutkan bibirnya lalu mengangguk singkat.

“Kalau begitu percayalah padaku..”

“Kyuhyuna?” panggilan Junhee menyadarkan Kyuhyun dari lamunannya. Ia tersentak saat menyadari mereka telah sampai di super market serta ia berhasil memarkir mobilnya tanpa ia sadari. Astaga.. Bagaimana ia melakukan semua ini dalam keadaan melamun?

“Ne?” Kyuhyun membalikkan badannya pada Junhee yang kebingungan melihat Kyuhyun hanya duduk di dalam mobil setelah berhasil memarkirkan mobil.

“Apa kau di sini hanya untuk berdiam diri di dalam mobil?” tanya Junhee dengan ekspresi datarnya.

“Ah..” Kyuhyun menggaruk belakang kepalanya. “Mian. Aku sedikit melamun..”

Junhee menggeleng perlahan sebelum turun dari mobil. Diikuti Kyuhyun yang menghela napas berat.

***

“Eomma.. Ini Junhee..”

Kyuhyun menoleh pada Junhee yang sedang menelepon Eommanya sambil menata makanan di atas meja. Hiss.. Gadis itu!! Kenapa tidak nanti saja meneleponnya? Lihat ia sekarang, tampak kerepotan membawa piring-piring itu kan?

“Tssk.. Kau ini!!” Kyuhyun mengambil alih mangkuk nasi di tangan kanan Junhee yang bebas tidak memegang ponsel. Ia meletakkan mangkuk itu di pantry lalu kembali mendekati Junhee yang hendak membawa mangkuk besar berisi sup tahu.

“Kyu!” kata gadis itu kesal karena berulang kali Kyuhyun merebut barang yang ada di tangannya.

Sebelah alis Kyuhyun terangkat saat mendengar Junhee hanya memanggilnya dengan sebutan ‘Kyu’.

“Berhenti merebut piring-piring itu dariku..” kata Junhee sambil sedikit menjauhkan ponselnya agar Eomma tidak bisa mendengar perkataan Junhee pada Kyuhyun.

“Andwae! Sebelah tanganmu memegang ponsel. Bagaimana jika tanganmu tiba-tiba sakit lagi? Seperti waktu itu?” Kyuhyun mengangkat alisnya tinggi-tinggi. Seolah ia yakin bahwa perkataannya benar.

Junhee mendengus kecil mendengarnya. “Terserah kau saja..”

Mereka berjalan menuju pantry dan duduk bersebelahan untuk makan malam.

“Ada apa Junhee?” tanya Eomma setelah beberapa 5saat. “Kenapa kau menelepon, Eomma?”

Junhee tersenyum mendengar nada Eomma Kyuhyun yang terdengar begitu senang. “Gwaenchana, Eomma.. Aku hanya ingin mengabarkan, aku dan Kyuhyun akan berkunjung ke sana pada hari Jumat, sepulang kantor..”

Kyuhyun yang hanya mendengarkan percakapan dua arah itu, sambil memakan masakan Junhee terlihat bingug ketika Junhee mengangkat sumpitnya, mengambil sesuatu dari piring masakan lalu menaruhnya ke dalam mangkuk nasi Kyuhyun.

Wortel..

“Ne, Eomma.. A-arraseo..” Tiba-tiba Junhee memutuskan sambungan teleponnya dengan Eomma lalu meletakkan benda itu. Ia meraih mangkuk supnya lalu mulai menyendok makanan.

“Junheeya..” kata Kyuhyun kesal pada gadis itu. “Di super market aku tidak protes saat kau mengambil begitu banyak kubis dan sayur lainnya. Aku tidak masalah kalau kau suka makan sayuran, tapi tidak denganku, Junhee!!”

 “Ani..” Junhee menggeleng tegas. “Lihat saja, Kyuhyuna! Wajahmu berminyak dan sering tumbuh jerawat, kau tahu kenapa? Itu karena kau tidak suka makan sayur, Kyu!!”

Sekali lagi Kyuhyun terpaku dengan panggilan Junhee padanya. Kyu. Walau Eomma dan Nuna-nya sudah sering memanggilnya dengan panggilan itu, tak urung Kyuhyun jadi senang ketika panggilan itu keluar dari bibir gadis di sampingya ini. Ia yang awalnya kesal karena Junhee memaksanya memakan sayuran kini hanya tersenyum kecil karena senang.

“Kenapa kau tersenyum aneh begitu?” tanya Junhee curiga.

“Ani..” kata Kyuhyun tetap tersenyum. “Hanya saja..” Ia mengalihkan pandangannya pada makanan-makanan di atas pantry. “Masakanmu sangat lezat, Junhee..”

Junhee mengernyit mendengar perkataan Kyuhyun. Aneh sekali namja ini. Beberapa menit lalu ia terlihat kesal karena harus memakan wortel, tapi sekarang ia terlihat senang hanya karena masakan Junhee yang lezat??!

Tapi detik berikutnya pipi Junhee merona. Ini pertama kalinya Kyuhyun memuji gadis itu. “Su-sudah!! Cepat habiskan makananmu!!”

***

“Ne ... Itu masalah mudah. Kami akan segera memberikan proposalnya pada Anda ... Dengan fax? Mian, kami tidak ingin mengambil resiko sebesar itu. Penggunaan mesin fax tidak dapat menjaga kerahasiaan proposal secara penuh ......” Junhee terlihat serius dengan sambungan teleponnya. Tiba-tiba perhatiannya harus teralihkan sementara pada ketukan pintu ruangannya.

Tok tok tok

“Masuklah..” kata Junhee sambil sedikit menjauhkan gagang teleponnya.

Beberapa detik kemudian Jinmi muncul sambil membawa tas tangannya. Gadis itu tersenyum simpul lalu berkata tanpa suara, “Waktunya makan siang, Nona..”

Anggukan singkat Junhee diartikan sebagai ‘ya’ oleh Jinmi. Ia duduk di sofa panjang di tengah ruangan itu, menunggu Junhee yang masih sibuk menelepon.

“Tenang saja. Saya akan mengantarkannya secara langsung pada Anda, Tuan ... Ne. Gomapseumnida, Tuan..” Junhee meletakkan gagang ponsel itu lalu mulai membereskan benda-benda pribadinya.

“Kenapa nona selalu giat sekali bekerja?” tanya Jinmi tiba-tiba dan membuat Junhee terkejut akan pertanyaan sederhana gadis itu.

“Kenapa?” kata Junhee mengulangi pertanyaan Jinmi. Ia meraih tasnya lalu berjalan keluar ruangan diikuti Jinmi. “Aku ini gadis yatim piatu. Appa dan Eommaku meninggal di saat usiaku 15 tahun, usia di mana seharusnya aku mendapat dukungan penuh atas keinginan-keinginan dalam meraih cita-citaku. Tahukah kau bahwa sebenarnya aku tidak pernah berpikir untuk masuk ke dunia ini? Dunia perfilman..”

Jinmi tampak terkejut mendengar perkataan atasannya itu. Apalagi saat Junhee berkata, “Cita-citaku dari kecil adalah menjadi seorang pianis..” sambil tersenyum dan menatap jau ke depan. “Tidak sampai aku kehilangan kemampuanku dalam memainkan alat musik yang begitu aku sukai itu..”

“Apa maksud Nona, Nona sudah tidak bisa memainkannya?” tanya Jinmi ragu.

“Ani. Tentu saja aku bisa. Aku masih ingat semua melodi dan kesenangan-kesenangan tersendiri saat memainkan alat musik itu..”

Jinmi tersenyum kecil melihat ekspresi Nonanya yang terlihat senang saat mengatakan hal itu. “Bolehkan kapan-kapan aku melihat Nona bermain piano?”

Junhee terbelalak mendengar permintaan asistennya tapi tak urung ia senang karena Jinmi memintanya secara langsung untuk bermain piano. Ia mengangguk mengiyakan permintaan Junhee. Setelah itu mereka hanya berjalan dalam diam menuju restoran tempat mereka akan makan siang, sama sekali tak membahas lagi tentang Junhee ataupun hal lainnya. Mereka bahkan tak menyadari ada seseorang yang mendengar percakapan mereka dengan cukup jelas.

***

“Kenapa kita kemari?” Kyuhyun bertanya bingung saat Seohyun mengajaknya makan siang di sebuah kafe yang tidak pernah mereka datangi sebelumnya. “Kau tidak suka dengan restoran yang biasanya?”

Seohyun bergelayut manja pada lengan Kyuhyun. Ia menggeleng sambil tersenyum simpul. “Ani. Masakan di sana lezat. Tapi aku ingin makan di tempat ini..”

Kyuhyun terpaku. Ia selalu tidak berkutik saat Seohyun mulai bermanja padanya. “Huuu..” Ia menghela napas. “Arra, arra. Semua sesuai keinginanmu, Tuan Putri..”

Mereka melangkah memasuki kafe Sweet Romance (dibahas di ff2 author sebelumnya.. #promosi #plakk XD) dan disambut seorang pelayan wanita yang membantu mereka mencari meja kosong di kafe yang cukup ramai pada jam makan siang itu.

“Ah..” pekik Seohyun tiba-tiba, membuat namja di sampingnya kebingungan.

“Chagiya? Wae?” tanya Kyuhyun khawatir.

“Itu!!” Seohyun menunjuk pada seorang yeoja berpakaian kantor yang sedang bercakap-cakap dengan seorang gadis yang lebih muda. Wajah gadis itu menyamping dari Seohyun tetapi tidak membuat gadis ini tidak mengenali teman dekatnya sendiri.

Seohyun menarik lengan Kyuhyun untuk mengikutinya. “Jun!!” teriaknya memanggil yeoja itu.

Yeoja yang terlihat sedang tertawa karena lelucon yang dilontarkan gadis berambut pendek di hadapannya, menoleh ke arah Seohyun. Matanya berbinar sesaat sebelum meredup ketika melihat Seohyun. Belum lagi saat ia mengangkat wajahnya dan melihat Kyuhyun berjalan berdampingan dengan Seohyun. Matanya terbelalak sempurna. Dan..

Sepertinya Kyuhyun juga mengalami hal yang sama saat melihat ‘isteri’nya berada di kafe yang sama dengannya. Sedetik kemudian Kyuhyun menyadari bahwa Junhee lah yang dimaksud ‘Jun’ oleh kekasihnya.

***

Junhee pov

“Boleh kami bergabung? Meja di sini penuh sekali..”  kata Seohyun ceria padaku dan Jinmi.

Dengan terpaksa aku mengangguk padanya, tapi sedetik kemudian aku meralat perkataanku,  “Ah, sebenarnya kau bisa menggunakan meja ini. Kami sudah selesai..”

Aku meraih tas tanganku dan mengajak Jinmi pergi tapi Seohyun segera menahanku. “Ya!! Jun! Aku kan ingin makan siang denganmu..”

“Tapi..” kataku berusaha menolaknya.

Seohyun memaksaku duduk kembali ke kursiku, “Ani! Kau harus makan siang denganku!”

Kulirik Jinmi yang terlihat bingung. Tapi segera saja asistenku itu mengangguk kecil lalu berlalu dari kafe ini. Huft~

“Kau ini kenapa Jun? Sudah lama kita tidak bertemu, sekarang kau justru tidak mau menemaniku makan siang..”

Seohyun menarik lengan namja itu untuk duduk di kursi kosong di meja.

Kenapa aku harus bertemu dengan Seohyun saat ia bersama namja ini?!!

“Kyu? Kenapa kau diam saja sedari tadi?” tanya Seohyun bingung. Ia juga melihat ke arahku yang hanya diam saja. “Bukankah kalian saling mengenal? Junhee itu salah satu manager di perusahaanmu, kan?”

Kyuhyun yang sedari tadi hanya diam dan menunduk, tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap tajam padaku yang memang duduk tepat di hadapannya. Tanpa menyadari tatapan tajam Kyuhyun padaku, Seohyun yang duduk 90 derajat dariku memanggil pelayan dan memesan makanan.

Ada apa dengan namja ini sebenarnya?!

Oh, baiklah..

Sepertinya aku bisa menebak apa yang sedang namja itu pikirkan hingga tatapannya begitu tajam seperti ingin mencekikku saat ini juga.

“Kyuhyun, kau mau pesan apa?” tanya Seohyun membuatku tersadar bahwa Seohyun masih berada di meja yang sama denganku.

“Pesankan saja yang sama seperti pesananmu, chagi..” katanya tanpa mengalihkan pandangan menakutkan itu dariku.

“Arra..” Seohyun mengucapkan pesanannya pada pelayan yang berdiri di sampinganya. Setelah pelayan itu pergi, ia berkata penuh semangat, “Jun.. Kemana saja kau sebulan ini? Kenapa kau tidak pernah menghubungiku?”

Untuk sesaat aku punya alasan untuk memfokuskan pandanganku pada Seohyun dan bukan pada namja di hadapanku ini. “Mian, Seohyuna. Aku sangat sibuk..”

“Tssk! Kau ini! Bagaimana mungkin kau melupakan sahabatmu sendiri? Memang kita ini baru mengenal beberapa bulan yang lalu apa?”

Bagus!! Sekarang mata bulat Kyuhyun semakin membulat sempurna mendengar perkataan Seohyun.

“Ani..” jawabku perlahan sambil menundukkan kepala. Habislah kau sekarang, Junhee!!

“Jadi kalian sudah kenal cukup lama?” Kyuhyun yang sedari tadi diam, angkat bicara. Nadanya begitu menyelidik.

“Tentu saja! Ya kan, Jun?”

“E..” Sial sekali aku hari ini!! “Ya..”

Drrrt.. drrrrt..

“Ah, mianhe..” kataku sambil mengangkat ponselku. “Ne..”

“Kau dimana, Junhee?”

Suara Ahra Eonni!!

“A, aku senang makan siang. Ada apa?” kataku pelan berusaha supaya tidak terdengar kedua orang itu.

“Eonni ingin berbicara denganmu. Bisa kita bertemu?”

“Ne.. Eo...” Jangan katakan, Junhee!! Jangan sampai Kyuhyun tahu bahwa saat ini Eonni sedang meneleponmu! Dan jangan menimbulkan kecurigaan bagi Seohyun. Ia tahu jelas bahwa kau tidak punya saudara seorangpun selain bibi!!

“Arra. Annyeong, Junhee..” Ahra Eonni memutuskan sambungan.

Aku bangkit beridiri dan meraih tasku. “Mianhe, tapi aku ada keperluan penting. Aku harus segera pergi, Seo..” Aku mendekati Seohyun lalu memeluknya singkat.

“Kita baru saja bertemu, Jun..” katanya sambil membalas pelukanku.

“Sudahlah, kita bisa bertemu lagi nanti, kan?” Aku tersenyum padanya lalu mengalihkan pandanganku pada Kyuhyun yang berwajah dingin. Kutundukkan kepalaku, memberi hormat padanya sebagai atasanku lalu berjalan cepat meninggalkan kafe.

***

“Apa kau sudah tahu tentang Kyuhyun yang menginginkan perusahaan Appa?” Ahra Eonni mengangkat cangkir berisi kopi hitamnya yang masih sedikit mengepul. Dia terbiasa minum panas?

“Ne..” jawabku pelan atas pertanyaannya yang cukup jelas itu.

“Aku..” Kulihat Ahra Eonni menunduk dalam.

Ada apa dengannya? Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu padaku?

“Aku hanya ingin bertanya, kalian tidak menikah karena terpaksa, kan?”

DEG

Gawat! Apa Eonni mulai mencium keanehan pernikahanku dengan Kyuhyun?!

“Maksud Eonni?” tanyaku seakan tidak mengerti. Kurasa berpura-pura tidak mengerti adalah jalan terbaik..

“Begini..” Ahra Eonni melepas kacamata hitamnya yang menutupi mata tajam wanita itu. “Beberapa bulan yang lalu Kyuhyun berbicara pada Appa bahwa ia menginginkan perusahaan kami. Ia ingin memimpin perusahaan, menjadi seorang presdir. Hanya saja Appa tidak begitu saja menyetujui ide Kyuhyun itu. ia memberikan syarat padanya. Kyuhyun harus menikah terlebih dahulu. Dan tidak begitu lama dia datang ke rumah bersamamu...”

Glek!

“Aku hanya merasa..” Ahra eonni menatap lurus padaku, “Ini terlalu aneh jika dibilang kebetulan. Aku tidak pernah melihat kalian bersama. Lagipula terakhir kali kudengar, dia sedang berkencan dengan gadis bernama Kim Seohyun..”

“Ah?” GAWAT!!! Apa yang harus kukatakan?!!

Aku menunduk dalam, “Sebenarnya, kami sudah dekat sejak pertama kali aku bekerja di kantor. Tapi kami baru benar-benar berpacaran sekitar setengah tahun lalu, Eonni..”

Eoh, eoh, Junhee.. Ternyata kau seorang pembohong berbakat! Darimana kau mempelajarinya?!!

“Jinjja?” tanya Ahra eonni seolah meyakinkan dirinya sendiri.

Kuberanikan diri mengangkat kepalaku. Menetralkan ekspresiku dengan senyuman kecil. “Ne, eonni. Tentu saja. Kami tidak mungkin menikah kalau tidak saling mencintai, kan?”

Junhee pov end
***


Author pov

Setelah menemui kakak iparnya, tampaknya Junhee tidak bisa bernapas lega begitu saja. Ia masih harus menyelesaikan pekerjaannya yang cukup banyak di kantor hingga tengah malam. Untung saja hari ini ia membawa mobilnya sendiri. Ia jadi bisa menyelesaikan tugasnya lebih lama tanpa harus khawatir Kyuhyun akan menunggunya.

Sekitar pukul 10 malam, pekerjaan Junhee selesai. Ia merentangkan kedua lengannya, melemaskan otot-otot tubuhnya yang kaku karena dipaksa kerja cukup berat malam ini.

Junhee mematikan komputernya dan meraih ponsel. Ada satu pesan masuk, dari Seohyun.

Kita harus bertemu untuk acara makan siang lain waktu. Kau tahu, Jun?!
Aku menunggumu, Nona Sibuk!

“Huft..” Tanpa sadar Junhee menghela napas berat. Bukannya ia tidak mau bertemu Seohyun, hanya saja ini sangat sulit baginya. Bagaimana mungkin ia sanggup tersenyum di depan Seohyun jika sebenarnya ia telah menikah dengan kekasih gadis itu? Jika gadis itu tahu tentang ini, bisa dipastikan bukan hanya tamparan yang akan Junhee terima. Bisa saja tangan dan jari-jari lentik gadis itu akan melayang mencekik lehernya.

Ya, Junhee tahu betapa besar rasa cinta Seohyun pada namja bodoh itu..

Berhenti memikirkan yang tidak-tidak dan lekas pulang, Junhee!! Sudah pukul berapa sekarang?!

Junhee meraih tasnya lalu berjalan keluar ruangan. Lebih baik ia pulang sekarang jika tidak ingin kecelakaan karena mengantuk..   -_____-

***

Junhee pov

“1.. 3.. 0.. 3.. 1.. 3..” Tanpa sadar aku menggumamkan key number apartemen Kyuhyun ini.

Tut tut tut..

Ting

Pintu apartemen terbuka perlahan. Tanpa menunggu banyak waktu, aku masuk ke dalam apartemen yang terlihat sepi dan gelap? Kenapa lampu ruang tengah tidak menyala? Apa Kyuhyun belum pulang?

Kulirik jam tangan yang bertengger manis di pergelangan tangan kiriku. Ini sudah hampir jam 11 malam. Tidak mungkin Kyuhyun belum pulang. Bahkan kantor telah tutup saat aku pulang tadi, karena akulah manusia terakhir yang menetap di kantor itu sampai malam hari. Dan security yang kutemui tadi langsung menutup pagar begitu mobilku keluar area parkir.

Kemana namja itu? “Ky..”

Grep

Seseorang menahan lenganku saat aku berjalan menuju kamar. Ani, lebih tepatnya Kyuhyunlah yang menahanku. Dia satu-satunya orang yang bisa masuk ke apartemen ini selain aku.

“Akh.. Apa yang kaulakukan?!” bentakku sengit padanya. Tangannya yang besar dan kekar itu terasa menyakitkan saat mencengkram lenganku. “Tidak bisakah kau melepaskan tanganmu?!”

“Ani..” suaranya yang datar dan dingin membuatku membeku. “Nona Kang, sudah jam berapakah ini? Kenapa kau baru pulang?” tanyanya dengan nada ramah yang dibuat-buat. Dan aku tahu, dia tidak sedang bercanda.

“Mian. Aku terpaksa lembur. Ada beberapa proposal yang harus kuselesaikan malam ini juga..” Kini tanganku yang bebas berusaha meraih tangannya yang masih saja setia di lenganku. Aku menyentuh tangannya perlahan dan berusaha melepaskannya dari lenganku. Tapi ternyata Kyuhyun tidak mempedulikan perbuatanku, ia justru semakin erat mencengkram lenganku.

“Akh..! Lepaskan tanganku, pabo!!”

“Apa gunanya ponselmu?” tanyanya tajam tanpa mempedulikan teriakanku padanya. “Kau selalu menyempatkan diri untuk mengecek ponselmu. Kau takut rekan bisnis menghubungimu. Tapi kenapa kau sama sekali tidak menggubris pesan dan panggilanku?!”

“Apa?” Aku tercengang mendengarnya. “Aku sudah mengecek ponselku, dan tak ada satupun panggilan darimu bahkan pesan pun tak ada..”

“Tidak perlu mencari alasan, Junhee..” katanya sedikit geram. “Atau kau memang sengaja menghindariku?”

Untuk kesekian kalinya namja itu membuat mataku membulat. “Menghindarimu?! Apa maksudmu, Kyuhyun?”

Ia tak menggubris pertanyaanku dan balik bertanya, “Sejak kapan kau mengenal Seohyun?”

Ah..

Tentang masalah ini!

“Untuk apa kau menanyakannya?”

Kulihat ia tercengang dengan kalimatku. Ia mengusap belakang kepalanya dengan sedikit kasar. “Kau bilang untuk apa menanyakannya?! Astaga, Junhee! Apa kau tidak merasa bersalah pada Seohyun? Kau sahabat dekat gadis itu, tapi sekarang kau menikah denganku! Bagaimana jika gadis itu mengetahuinya? Apa kau tidak berpikir bahwa ia akan membencimu? Sahabatnya sendiri menikah dengan kekasihnya!”

Oh, sial! Ingin sekali aku menghajar namja ini! atau setidaknya melemparkan stiletto ku padanya.

“Kalau begitu ceraikan saja aku sekarang..”

***

Author pov

“Kalau begitu ceraikan saja aku sekarang..” kata Junhee dengan wajah dinginnya. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan pada Kyuhyun. Benar, ia bersalah. Seharusnya ia mengatakan pada Kyuhyun dari awal bahwa ia mengenal Seohyun dekat. Tapi tidak seharusnya namja itu menyalahkannya! Ia pikir Junhee tidak merasa bersalah pada gadis itu?

Rahang Kyuhyun mengeras seketika. Matanya memerah menahan emosi. Sayang ruangan tempat mereka berdiri gelap, sehingga Junhee tidak dapat melihat perubahan ekspresi pada wajah Kyuhyun. Seandainya yeoja itu bisa melihatnya maka ia akan tahu bahwa Kyuhyun benar-benar marah sekarang.

Tiba-tiba Junhee merasakan sebuah tarikan cepat yang membuat tubuhnya terhuyung ke depan dan jatuh pada tempat yang agak keras dan hangat. Detik berikutnya ia merasakan sebuah tangan memeluk pinggangnya dan meraih tengkuknya. Bibirnya tertutup sempurna oleh benda lembut, hangat dan sedikit basah yang Junhee yakini adalah bibir Cho Kyuhyun.

“Empph..” Erang Junhee tertahan.

Astaga!! Apa yang dipikirkan namja ini? Kenapa tiba-tiba menciumnya?!!

Buk buk

Kedua tangan Junhee memukul dada bidang Kyuhyun yang masih sibuk melumat bibir gadis itu.

Junhee memberontak dan berusaha melepaskan diri dari Kyuhyun. “Lepp.. ass..”

Kyuhyun seakan tuli. Ia tidak bergeming. Justru semakin memperdalam kulumannya yang liar dan sarat akan emosi. Ia bahkan tak sadar saat mendorong tubuh gadis itu ke sudut ruangan.

“Kk..” Junhee merasa dadanya sesak. Ia kehabisan napas!

Buk buk

Sekali lagi dipukulnya namja itu tapi Kyuhyun seakan dikalahkan emosi. Namja itu terus saja mencium bibirnya.

Karena tidak ingin meninggal karena kehabisan napas, Junhee dengan sengaja menggigit bibir bawah namja itu dan menghasilkan erangan kecil yang keluar dari mulut Kyuhyun.

“Argg..”

Kesempatan itu tidak disia-siakan Junhee. Ia mendorong Kyuhyun sekuat tenaga membuat namja itu sedikit mundur dan melepas tautan bibir mereka.

“Hahh.. hahh..” Junhee terengah-engah dan mengambil napas sebanyak-sebanyaknya, mengisi paru-parunya yang kosong akan udara.

“Apa yang kau lakukan? Kenapa mengginggitku?” tanya Kyuhyun frustasi.

Junhee tak manjawab. Yang terdengar hanyalah napasnya yang terengah-engah.

“Junhee?” tanya Kyuhyun pelan, ia mulai sedikit khawatir karena Junhee tak bersuara. Ia mendekatkan wajahnya pada Junhee kembali dan mencium gadis itu ulang. Kali ini dengan lembut dan intens.

Junhee terkejut bukan main karena Kyuhyun kembali menciumnya, walau kali ini dengan lembut dan tidak sekaras tadi. Tapi tetap saja namja itu berbuat seenaknya. Entah mendapat kekuatan darimana, Junhee mendorong Kyuhyun sekuat tenaga. Membuat namja itu mundur beberapa langkah dan hampir terjungkal.

PLAKK

Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipinya..

“Kau pikir aku gadis apaan?!!” tanya Junhee sengit. Tapi sepertinya Junhee tidak memerlukan jawaban apapun dari Kyuhyun. Ia berjalan cepat menuju kamarnya dan..

BLAM


Pintu tak bersalah itu dibanting..

TBC


Next Story :

"Apa? Kami ini pasangan mesra, Eomma.. Hanya saja Junhee ini sedikit pemalu.." Kyuhyun menarik bahu Junhee ke dalam pelukannya. Gadis itu begitu terkejut hingga tak berkutik. Ia menoleh ke samping dan berhadapan langsung dengan wajah Kyuhyun. Senyum namja itu mebuat Junhee kesal. Tampaknya Kyuhyun mengerjainya.

'Lihat saja, kau pikir aku tidak bisa membalasmu?!!' batin Junhee..


Makasih udah mau baca ff gaje sepanjang masa ini ^^
Saranghae, readers :*




12 komentar:

  1. Gyaaaaaaaaa XD
    suka bannget deh ma nih FF
    next chapter ditunggu ya thor :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih banyak ^^
      saya usahain cepet jadi part selanjutnya :)

      dan makasih banget udah komen :*

      Hapus
  2. Baru sempet baca nih FF ^^
    Bagus thor! Fighting neee :3

    BalasHapus
  3. daEbakkkkk
    Jd ga sbr nungnggu lnjutnnya !!

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih banyaaaak!!!
      Wah, chingu coment 2x di ff ku :')
      Maksaih banyak udah baca plus coment ff ini ^^

      Hapus
  4. *mikir* sumpah, bingung mau coment apa, pokoknya lanjutin aja ya eon!! :> Cemunguddh,...!! -____-

    BalasHapus
  5. Hm..
    Bru ktmu ff ni..
    Tp skli bca keren bget ,,
    Tp yg part 3 koq gada?

    BalasHapus
  6. Part selanjutnya tidak dilanjutkan? sayang bgt, bagus ceritanya
    ditunggu~

    BalasHapus
  7. Nah,, itu si kyu sbnrnya suka sm seohyun apa junhee sih? Trs siapa yg dengerin cerita junhee sm jimin? Bakal ada bencana deh kyknya gara2 junhee menggumam password apartemennya,,, cantiknya,, apa itu tgl pernikahan mereka?
    Ni si kyu emosinya ga ketebak sama sekali,,,,

    BalasHapus
  8. Kak ditunggu ff lanjutannya.. Annyeong

    BalasHapus
  9. Ini FF kapan lanjut thor..??
    Bagus.. Keren, Kyu kayakknya mulai suka sama istri pura2nya...hee
    Lanjut cepat ya...........

    BalasHapus