ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Sabtu, 21 September 2013

Lost In Love

Tittle : Lost In Love
Author : Evil Keyarbi
Genre : Romance, Sad
Lenght : Oneshoot/Drabble
Cast : Tiffany (SNSD), Choi Siwon (SuJu), Jessica&Sooyoung (SNSD)
A/N :  First of all,annyeong!^^
Ini FF pertama gue disini. Maap ya,padahal udh berbulan-bulan gue kedaftar jadi author disini tapi baru ngepost sekarang.pr menggunung sih! Oh iya. Maaf kalo disini banyak kesalahan,soalnya gue ngetiknya dihape,hehe. Udah ya,don't bashing,happy reading,and review please!^^


***
Prologue, Tiffany's POV

Brukk!!

"Oh! Jweisonghamnida!!"
Oh,kau mulai tak waras sekarang. Fokuskan dirimu!fokus!jalan yang benar!masa kau sampai tak memperhatikan langkahmu sih?memikirkan..
Memikirkan orang itu sih tak apa-apa,asalkan jangan mencelakakan orang lain!
Dan lihatlah akibat perbuatanmu! Barangmu dan korban yang kau tabrak jatuh semua.
Aku langsung memungut barangku dan barang orang itu yang tadi terjatuh akibat ulahku. Kupaksakan seulas senyum untuk meminta maaf.
"Sekali lagi..." Aku tak bisa melanjutkan kata-kataku. Aku terpaku di tempat. Namja dihadapanku ini...




***


Lost in love.

"Apa?"Tanya tiffany tak percaya.
"..."
"Hei,jawab aku.i-ini tidak serius kan?"
"Kau tahu aku jarang main-main"
"Tapi..kenapa?" Tiffany berusaha keras menahan airmatanya agar tidak jatuh-setidaknya,tidak sekarang.Setidaknya tidak dihadapan pria ini.apa katanya tadi? putus? ayolah,siapa yang waktu itu gigih mengejarnya tanpa henti? dan kini ia minta putus? Tiffany bertanya-tanya dalam hati. Memang apa kesalahannya? Memang dia melakukan dosa apa sampai Choi Siwon-orang yang saat ini berada dihadapannya-meminta putus. Siwon menatap Tiffany sebentar, lalu mengalihkan pandangannya.
"Kau tak perlu tahu alasannya" setelah berkata begitu, Siwon berjalan pergi.
"Mianhaeyo" ucap Tiffany dengan suara bergetar. Siwon berhenti berjalan, namun tetap memunggungi tiffany.
"Jika ini karena sikap menyebalkanku, aku benar-benar minta maaf. Aku akan mencoba menjadi lebih baik."
Tanpa bisa dicegah, airmata turun ke pipi Tiffany.
"Tapi tolong jangan pergi dariku"
Hening sejenak, sama-sama memikirkan apalagi yang harus diucapkan. Akhirnya Siwon angkat bicara.
"Kau tak salah apapun..." ucapnya, yang sukses membuat Tiffany mengangkat kepalanya.
"Ka..kalau begitu.."
"Dan ini hanya untuk sementara" Siwon sedikit berbalik menghadap Tiffany.
"Hanya saja,untuk saat ini,kupikir kita harus menjalaninya seperti ini" setelah mengatakan itu, Siwon benar-benar pergi. Tiffany menatap punggung Siwon yang menjauh dengan tatapan kosong.
"Sementara.." Gumam tiffany berulang ulang.

***



"Hei lihat! itu Siwon oppa!"
"Wah, dia bersama yeoja!!kyaa!!"
Yeoja? Tiffany langsung menoleh kearah yang ditunjuk orang-orang disekitarnya. Matanya melebar seketika.
"Huuh..lihat siapa yeoja yang bersamanya kali ini! Itu Jessica eonni! Hwaa lagi-lagi yeoja cantik yang dibawanya! Waktu itu Tiffany eonni, sekarang Jessica eonni. Memang ya dia itu.."

Gerombolan perempuan yg sedang seru menggosip itu langsung terdiam seribu bahasa begitu menyadari bahwa salahsatu objek pembicaraan mereka-Tiffany, ternyata berdiri tepat di beakang mereka. Tiffany tak peduli. Ia lebih peduli pada 2 orang yang menjadi sorotan seluruh mahasiswa dikampus itu saat ini;Siwon dan Jessica. Tiffany bergegas menghampiri Siwon.

"Oppa" panggilnya. Siwon menoleh.
"Oh, Jessy,aku lupa memperkenalkannya padamu. Dia temanku. Dia dari Amerika juga sepertimu. Namanya Tiffany. Nah, Tiffany, ini pacar baruku, Jessica".
Tiffany melongo mendengar ucapan siwon tadi. Jessica..pacar? Jessica tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya.
"Hi,tiff! Nice to..."
Tiffany tak mempedulikan jessica dan langsung melihat siwon
"Pacar?hei,bukankah kau bilang kita hanya.."
"Kita sudah tak ada apa-apa lagi, Tiffany" Siwon tersenyum, lalu menoleh kearah Jessica.
"Nah, ayo kita lanjutkan perjalanan kita, chagi". Siwon menarik tangan Jessica dan berjalan menjauh, tanpa mempedulikan jessica dan tiffany yang sama-sama menatapnya dengan bingung, namun dengan artian yang berbeda.
Tiffany terus memandangi punggung siwon yang kian menjauh,serta tangan siwon yang dengan setia mengalungi pundak jessica.
Apa maksudnya ini? Kenapa jadi seperti ini?


***

"Aku perlu bicara denganmu. Temui aku di taman belakang" ucap tiffany entah yang keberapa kalinya pada voice mail. Pesan yang ditujukan hanya pada satu orang : Choi Siwon.

Ia masih tak mengerti sama sekali. Memutuskannya, berkata ini hanya sementara, lalu berpacaran dengan jessica. Apa maksudnya ini? Pria itu harus menjelaskan semuanya sekarang, agar ia mengerti dan tidak bertindak gegabah.

Tiffany mencintainya-oh,ayolah, bahkan semutpun bisa menyadarinya. ia bersedia putus, jika itu yang terbaik untuk pria itu. Tapi kenapa siwon tak mau memberikan penjelasan untuk ini semua? Hanya sebuah penjelasan. Itu bukan hal yang sulit kan? Tinggal datang kesini, dan berbicara padanya, lalu ia akan mengerti. Ia bahkan rela jika jalan keluarnya hanyalah dengan memberikan siwon untuk jessica, asal jessica bisa berjanji akan membahagiakan siwon.lalu kenapa siwon tak juga datang, padahal ia sudah duduk disana sejak 5 jam yang lalu?

5 jam,waktu yang melelahkan untuk menunggu orang, bukan? Namun bagi tiffany,tak ada kata lelah untuk Choi Siwon, sebanyak apapun aktivitasnya dihari itu. Waktunya akan selalu tersedia untuk pria itu.
Sekali lagi, Tiffany mencintainya. Tiffany bersedia menunggu Siwon selama apapun.tapi,dimana orang itu sekarang?

***

Hari minggu yang membosankan.
Biasanya, setiap hari bernama minggu datang,tiffany selalu menghabiskannya bersama siwon.Entah belanja, berjalan-jalan, bermain, atau sekedar mengobrol dirumah salah satu dari mereka.Tapi malam ini-dan mungkin juga malam minggu lain yang akan datang-berbeda. Ia sendiri, hanya ditemani buku-buku novel favoritnya yang belum sempat ia baca karena jadwalnya yang padat. Yah, ambil sisi positifnya, ia bisa menikmati dunia fiksi kesukaannya, sejenak melupakan segala pikiran yang mengganggunya, termasuk tentang Choi Siwon.

Ngomong-ngomong tentang choi siwon,orang itu menghilang beberapa hari ini.oh,lebih tepatnya,menolak muncul dihadapan tiffany.hal itu membuat tiffany semakin bingung luar biasa. Ada apa sebenarnya? Apa yang sebenarnya terjadi?
Karena itu, ia ingin melupakan hal tentang siwon sejenak, dan meluangkan waktu untuk buku bukunya yang belum ia sentuh, membaca dengan tenang di apartemennya yang nyaman.
2 buku habis sudah ia baca, dan sekarang ia sedikit penat. Ia membuka kacamatanya, berdiri dari sofa empuk yang ia duduki tadi, merenggangkan badan dan berjalan menuju jendela besar yang mengarah ke jalan raya.
Dan terkejut mendapati seorang pria yang sedang berdiri diseberang jalan,mendongak sambil mengamati apartemen Tiffany.
Orang itu. Orang yang 'menghilang' selama beberapa minggu ini;choi siwon.
Antara kaget dan bahagia , Tiffany tersenyum untuknya. Harapannya yang hampir terkubur kembali terbit dihatinya. Siwon tak punya urusan lain disini selain dengannya,bukan?

Siwon tersenyum kecil, namun tulus. Orang lain tak akan bisa melihat senyuman itu, tapi Tiffany bisa. Ia mencintai siwon. Ia hapal mati segala tingkah laku siwon-kecuali untuk beberapa hari terakhir ini.
Astaga, Tiffany merasa airmatanya bisa tumpah sekarang juga. Ia bahagia, terlalu bahagia. Perpisahan ini hanya sementara, dan Siwon menepatinya.
Lihatlah, pria itu masih menginginkannya.

***

Namun esok harinya, apa yang dialami Tiffany kemarin, bisa jadi hanya ilusi semata, meskipun berkali-kali tiffany meyakinkan dirinya kalau yang kemarin itu benar-benar bukan mimpi. Yang kemarin itu ada, nyata, dan memang terjadi.

Siwon kembali tidak mengenalnya, atau lebih tepatnya pura-pura tidak mengenalnya. Siwon mengacuhkan Tiffany yang hanya berjarak 30 cm darinya, dan malah melambai dengan ceria kearah Jessica yang bisa jadi berjarak lebih dari sepuluh meter jauhnya. Mendekati Jessica, merangkulnya dan pergi bersamanya, tanpa sedikitpun melihat tiffany.

Tiffany berani bersumpah demi nama apapun itu, bahwa Choi Siwon yang dikenalnya, kemarin berdiri di seberang apartemennya, dan tersenyum padanya. Tiffany hampir tak pernah terkena halusinasi, jadi ia meyakini kejadian kemarin. Tatapan Siwon padanya kemarin, seolah menegaskan kalau perpisahan ini memang hanya untuk sementara, kalau tiffany hwang masih punya banyak kesempatan, kalau choi siwon masih mencintainya.
Apakah yang kemarin dilihatnya hanyalah fatamorgana?
Apakah itu semua hanya karena tiffany masih belum bisa menerima semua ini?
Ya,sepertinya memang itu yang terjadi padanya kemarin. Tiffany menghela napas, dan menelan rasa pahit yang menghampirinya.
Mungkin ia benar-benar hanya melihat fatamorgana.

***

Lagi, ia mendapati Choi Siwon mengacuhkan dirinya. Ia menghela napas, mencoba untuk tidak tersinggung. Mungkin ada suatu alasan yang membuat siwon harus meninggalkannya, memiih jessica, dan mengacuhkannya. Ia harus yakin, suatu saat Siwon akan datang padanya. Walaupun bisa Ssaja Siwon bukan datang untuk kembali padanya, namun satu yang pasti:Choi siwon akan menjelaskan semuanya. Ia percaya itu. Kepercayaan itulah yang terus menghiburnya tiap kali ia hampir jatuh dan menyerah.

Oh, satu hal yang harus digaris bawahi;ia tidak pernah menyerah.
Tapi kini ia merindukan pria itu.
Ia terbiasa dengan kehadiran pria itu. Dan sejak pria itu meninggalkannya, ia merasa ada yang salah, ada yang kurang. Kini ia tak tahan lagi. Ia harus melihat pria itu.

Setelah bertanya kesana kemari, akhirnya ia menemukan siwon di lobi kampus, sepertinya kelasnya sudah selesai, dan sekarang Siwon berencana pulang. Tapi..dimana Jessica?
Persetan dengan gadis itu. Ini kesempatan bagus,bukan? Ya,benar. Kali ini Tiffany bisa leluasa memandang Siwon tanpa harus berberat hati memandang gadis pengganggu itu.
Tiffany terus mengikuti Siwon yang terus berjalan ditengah hiruk pikuk kota Seoul, sambil tersenyum dalam diam. Pria itu tak berubah, masih suka berjalan kaki seperti dulu.
Setelah 15 menit Siwon-Dan Tiffany yang saat ini menjadi mata-mata dadakan-, berhenti. Siwon menatap sebentar boneka panda super besar yang ada di etalase sebuah toko,kemudian masuk kedalam toko tersebut.
Tiffany mengangkat kedua alisnya. Untuk apa Siwon memasuki toko tersebut? Apakah..
Pikirannya terputus begitu Siwon keluar dengan menggendong sebuah boneka panda yang sangat besar-meskipun tak sebesar dirinya,tentu saja. Tiffany mengernyit. Boneka itu adalah boneka incarannya sejak lama. Untuk apa Ia membeli boneka merepotkan itu? Apakah..tidak,tidak. Jangan berharap, fany, atau Kau akan jatuh. Tapi Ia penasaran. Iapun kembali mengikuti kearah mana Siwon berjalan.
Wait,wait. Ini adalah jalan menuju ke apartemennya. Choi Siwon? Menuju apartemennya? Untuk apa? Berbagai pertanyaan penuh harapan muncul dibenak Tiffany. Apakah Siwon bermaksud-astaga,bolehkah Ia berharap?-bermaksud memberikan boneka lucu itu padanya? Oh, mr. Choi, aku disini! Pekiknya dalam hati.
Tapi,tidak. Tujuan Choi Siwon bukan apartemennya. Ia berbelok kearah kiri, menyeberang jalan, lalu melewati berbagai perpaduan tikungan yang hampir tak pernah Tiffany lewati, Dan kemudian berhenti disebuah rumah besar bercat merah bata. Tiffany mengernyit. Rumah siapa ini?
Tak lama, sang tuan rumah membukakan pintu. Tiffany kesulitan melihat wajahnya karena terhalang oleh boneka panda bawaan Siwon. Namun saat boneka itu telah berpindah tangan pada si tuan rumah,wajahnya mulai terlihat-wajah yang saat ini paling tak ingin Tiffany lihat-Jessica Jung.
Jadi,boneka incarannya diberikan kepada Jessica Jung?
Baiklah,waktu menjadi mata-mata sudah habis,dan sekarang saatnya pulang.

***

Ia tak tahan lagi.
Lebih dari sebulan siwon mengacuhkannya, dan ia tak tahan lagi. Sebenarnya apa yang terjadi,sih? Seminggu pertama ia masih bisa menahan segalanya. Tapi semakin lama ia merasa Choi Siwon semakin keterlaluan. Ia hanya dianggap batu kerikil. Tak berarti.

Hatinya hancur, dan itu mengubah banyak hal. Semua tak lagi rapi pada tempatnya. Pengendalian dirinya mulai tak sebagus dulu. Ia tak lagi tersenyum cerah dengan mudahnya, konsentrasinya menurun, apartemennya tak lagi tertata rapi seperti biasanya.
Sinngkatnya, semua jadi kacau. Ia tak bisa berpura-pura lagi. Ini sudah keterlauan.
Oh, satu kekacauan lagi; yang dilakukannya tiap malam hanya satu, menangis. Ya,menangis. Ia sudah menahannya selama ini. Inilah dirinya sekarang. Ia lemah. Ia tak pernah selemah ini sebelumnya.tidak pernah sebelum ia bertemu Choi Siwon.
Kini, ia mulai meragukan kepercayaannya yang dulu. Kepercayaan mutlak pada kata 'sementara'.
Mungkin choi siwon tak pernah berniat untuk kembali lagi.
Kenyataan pahit itulah yang entah kenapa lebih dipercayainya saat ini.


Memang apa yang Siwon dapatkan dari Jessica,yang tak pernah Siwon dapatkan dari dalam diri Tiffany?
Ya, itulah pertanyaan yang akhir-akhir ini menghantuinya. Mungkin, ia bisa membuat Siwon kembali jika Ia memperlakukan Siwon sebagaimana Jessica memperlakukan Siwon.Yah, sudah ditegaskan diawal, bahwa gadis malang ini sangat mencintai pria bernama Choi Siwon itu, dan rela melakukan apapun termasuk mengubah dirinya demi agar pria itu bahagia. Ia bahkan dengan sukarela melakukan transgender, jika Choi Siwon tercipta sebagai gay.
Maka hari itu, dengan memantapkan hati, ia memantau segala tingkah laku yang Jessica tunjukkan pada Choi Siwon.
Baru memantau sedikit, ia langsung mengerti penyebabnya; Jessica ternyata sangat berbeda dengan dirinya. Jessica adalah gadis yang polos dan lemah lembut, namun juga terpancar jelas bahwa dirinya punya kemampuan otak yang tak bisa diremehkan. Sedangkan Tiffany? Menurutnya, ia hanyalah seorang gadis yang diberi anugrah dengan rupa dan otak yang cemerlang, namun posesif dan Blak-blakan. Yah,budaya Amerikanya yang suka bicara terus terang mungkin membuat Siwon lama-lama merasa jengah karenanya. Kini Ia menyesali sikapnya itu. Ternyata aku gadis yang merepotkan, pikirnya. Ia menunduk lesu sejenak, lalu menatap Siwon.
Gadis seperti itukah yang Kau inginkan? Gadis seperti itukah yang Kau sukai? Apa jika aku bisa menjadi dia, kau akan kembali padaku?

***

"Neon jeongmal pabo gateun yeoja" celetuk Choi Sooyoung, teman dekat Tiffany sekaligus sepupu dari Choi Siwon. Tiffany yang sedang melamun perlahan menolehkan kepalanya.
"eh?"
"untuk apa Kau masih mengharapkan orang seperti itu?"
"siapa yang Kau maksud?"
"Kau tahu siapa yang kumaksud".
Tiffany menghela napas. Ia tak tahu harus menjawab pertanyaan Sooyoung dengan apa. Berkata bahwa Ia masih mempercayai kata 'sementara'?  Well, bagi Tiffany, itu seperti telenovela.
"Diluar sana banyak yang lebih baik darinya, rela mengantri hanya untuk mendapatkanmu. Kenapa Kau tak mencoba memberi kesempatan pada mereka dan melupakan si brengsek itu?".

Tiffany mengangkat Alis
"Kau menyebut sepupumu sendiri dengan kata 'brengsek'?"
Sooyoung mengangkat bahu "well,aku tak menyukainya lagi sejak kasusmu ini"jelasnya.
Tiffany memilih untuk tak berkomentar. Sooyoung menatap iba sahabatnya tersebut,lalu menyandarkan punggungnya dikepala kursi sembari melipat kedua tangannya.
"Kau telah membuang banyak sekali waktumu,dear. Menunggu yang tak pasti? Ayolah,that's just hurting yourself. Hidup ini hanya sementara. Bersenang-senanglah selagi bisa" Sooyoung menepuk pelan bahu Tiffany. Yang ditepuk kembali mengela napas.
Benarkah penantiannya selama ini tak berarti? Apa Ia harus mulai melupakan Siwon Dan mencari yang lebih pasti? Entahlah. Saat ini, baginya, tak ada bedanya lagi antara yang benar Dan yang salah. Semua tampak Sama.
Tapi seorang sahabat tak mungkin berniat menjerumuskan sahabatnya,bukan? Mungkin saja usulan Sooyoung ada benarnya.
Ia menghela napas kembali dan tersenyum miris. Mungkin memang sudah saatnya untuk meninggalkan segala tentang Choi Siwon.

***

Nyatanya, semua tak semudah membalikkan telapak tangan.
Cara apapun yang Ia lakukan, se-ajaib apapun Cara itu, tetap tak bisa menghapus nama Choi Siwon di otaknya. Bukannya Ia tak berusaha-astaga, bahkan usahanya sudah melebihi kata maksimal!. Ia mulai mencoba mengikuti jejak Sooyoung sebagai seorang bad girl, memakai rok super pendek dan baju yang bisa jadi mengundang para kaum Adam, berkencan dan memberi harapan pada banyak pria tampan. Namun disisi lain, saat Ia berada di apartemennya, Ia belajar tanpa henti seperti orang gila. Benar-benar jauh dari Tiffany Hwang yang dulu, yang menjunjung tinggi kesetiaan dan pembenci harapan palsu.

Semua itu,satupun tak ada yang sanggup menghapus nama Siwon dari pikirannya. Hingga akhirnya para pria malang yang medekatinyapun harus menelan kekecewaan yang amat sangat. Siwon, Siwon, dan Choi Siwon. Nama itulah yang menjadi penghuni abadi hati Tiffany. Astaga, lem apakah yang dulu dipakai Tiffany untuk menempelkan nama Siwon di otaknya? Sekarang Ia sangat menyesalinya.
Ia meghentikan langkah kakinya, dan menatap sekeliling. Kini Ia berada diatas jembatan penyeberangan-well, selama perjalanan Ia hanya melamun, sehingga tak memperhatikan arah langkahnya.
Ia bersandar pada pagar jembatan Dan tersenyum kecil. Betapa Indahnya kota tempat kelahiran ayahnya ini. Gedung-gedung yang menjulang, para manusia yang tercekik waktu, seniman jalanan yang melakukan pekerjaannya dengan bebas, lalu lintas yang teratur dan jauh dari kata macet, dan juga langit sore kota Seoul yang romantis.
Ia menghela napas. Dulu ,hidupnya Sama persis dengan kota ini; berharga diri tinggi, juga indah, meskipun Ia orang yang cukup sibuk.
Tapi kini berbeda. Ia mulai kehilangan kata 'indah' dalam kehidupannya. Yang tersisa hanya kata 'berharga diri tinggi' Dan 'sibuk'.
Hah, melupakan seseorang yang berarti itu sulit ya?

***

Epilogue,Tiffany POV

"Tiff? Gwaenchanni?"
"Ah! Mian,mian!" Aku terloncat kaget,seketika tersadar dari lamunanku tadi. Lamunan tentangku dan orang dihadapanku ini. Lamunan yang kalian baca tadi. Aku memaksakan seulas senyum Dan memberanikan diri menatap wajahnya..wait. Ada apa dengannya?
"Ah? Siwon oppa?"tanyaku pura-pura terkejut. Ia tersenyum. Tapi caranya tersenyum membuatku mendadak merasakan kesedihan. Ayolah,aku mengenalnya luar dalam! Aku tahu bahwa Ia..Ia tak bahagia. Apa yang sudah terjadi padamu,oppa?
"Ne. Lama tak melihatmu. Apa kabar?" tanyanya. Aku tercekat. Bukan, bukan karena apa yang Ia tanyakan,t api bagaimana suaranya saat mengatakan hal itu. Jika Ia wanita, kupastikan sebentar lagi Ia akan menangis. Oh,Choi Siwon, Kau tahu Kau selalu punya tempat berlindung. I'm standing here,sir!
"Ah? Seperti biasa. Baik Dan mencoba untuk lebih baik. Kau sendiri?" bohong. Aku berkata bohong. Aku tak baik-baik saja. Dan malah lebih buruk karena melihatnya dalam kondisi mengenaskan begini.
"Apa? Tentu saja baik!" ucap bibirnya, namun tidak dengan matanya. Apa? Apa yang mau Kau sampaikan padaku? Sampaikanlah! Aku akan mendengarkan selama apapun Kau bicara.
"Hmm..I'm not looking for Jessica. Where's she?" apa gadis itu yang membuatmu tertekan? Katakan saja, dan aku akan dengan senang hati membunuhnya demi dirimu.
"Dia..sedang sakit hari ini" jawabnya sambil menatapku dengan tatapan..rindu? Asstaga! Ya,benar! Sedari tadi Ia menatapku dengan pandangan seperti itu! Terserah jika kalian beranggapan aku terlalu percaya diri, tapi itulah kenyataannya! Hanya saja, tatapannya kali ini begitu memilukan, sehingga butuh waktu untuk menyadarinya.
"Degitu? Semoga cepat sembuh" doa yang tak serius.
"Ah,here's your books"aku menyerahkan bukunya yang tadi berserakan karena ulahku.
"Oh,maaf-maaf." katanya seraya mengambil buku-bukunya dari tanganku.
Rasanya,aku ingin lebih lama lagi menatapnya,berbicara dengannya. Bahkan jika boleh,aku ingin memeluknya detik ini juga. Tapi..
"Sorry,sir. I must go. Aku ada janji dengan dosen"
"Oh? Baiklah,semoga sukses" ucapnya sambil tersenyum, namun sorot matanya berusaha menahan agar aku tetap disini. Aku tersenyum kecil, membungkuk, lalu mulai melangkah pergi. Tiba-tiba sebuah tangan besar-Dan hangat-menggenggam lenganku. Tanpa menolehpun aku tahu siapa pemilik kehangatan ini; Choi Siwon. Aku membetulkan ekspresi wajahku menjadi yang sewajarnya,lalu menoleh pelan kearahnya.
"Ya?". Cukup lama Ia memandangku dalam diam,tanpa melepaskan genggaman tangannya dariku,dan malah memperkuatnya. Matanya menatap langsung kedalam mataku, berusaha menjelaskan sesuatu, yang mungkin sulit untuk dijelaskan secara lisan. Seketika aku tertegun. Aku mengerti. Sangat mengerti apa yang sebenarnya Ia ingin sampaikan padaku. Sudah berkali-kali dijelaskan bahwa aku mengenalnya lebih dari siapapun,kan? Dan apa yang tadi disampaikannya lewat mata, membuatku mati-matian menahan senyum.
"NNeon..gwaenchana?" tanyanya parau. Aku menyerah! Aku tak kuat lagi menahan senyumku. Dia bukan bertanya keadaanku sekarang, melainkan keadaanku selama berpisah dengannya. Dia menatapku dengan amat bersalah. Perlahan,ia melepas genggamannya.
"Lupakan saja. Aku.."
"Aku baik-baik saja, dan mulai sekarang akan menjadi jauh lebih baik lagi. Aku akan menunggumu selama apapun Kau mau. Jangan khawatir, kau tak akan kehilanganku" kataku dengan mati-matian menahan suaraku yang bisa jadi melengking-lengking saking semangatnya. Siwon tertegun,kemudian tersenyum lega. Benar-benar lega. Seolah beban pikiran yang sedari tadi membebaninya hilang entah kemana.
"Baguslah kalau begitu. Berjuanglah!" ucapnya seraya menepuk pelan kepalaku. Aku mengangguk, kemudian berbalik, dan berjalan ringan. Mengabaikan Choi Siwon yang Sama sekali tak melepaskan pandangannya dariku.
Kau mau tahu apa yang Ia ucapkan lewat matanya tadi? Kira-kira seperti ini;demi apapun,aku merindukanmu. Percayalah,aku tak mencintai Jessica. Suatu saat nanti,akan kujelaskan padamu,semuanya. Bisakah Kau menunggu sampai saat itu tiba? Dan kumohon padamu,tolong maafkan aku.
Aku tak mengada-ada. Terserah kalian mau percaya atau tidak. Choi Siwon bukan pria brengsek seperti kata Sooyoung-oh ,Sooyoung harus kuberi pelajaran atas kata-katanya itu.
Kini, aku kembali mempercayai kata 'sementara'. Seperti yang dijanjikannya dulu.

                                                                     **The End**

Selesai!!
Yiiha!*joget caesar*.untuk Steff eonni..maap ya aku ngaret kebangetan!!*bungkuk*. Oh iya. Ff ini terinspirasi dari lagunya taeyeon Tiffany yang judulnya Lost in Love. Dengerin deh. Enak lho!*promosi*.
Gimana ceritanya? Jelek ya? Alay ya? Apapun itu,ditunggu komennya!^^

3 komentar:

  1. bagus kok '-')/
    Cuman... gantung endingnya ._.
    Next Fanfict dituggu ^^

    BalasHapus
  2. ampun, opaa gue selalu mempesona :)
    kerenn :)

    BalasHapus
  3. FF nya galauu thor :|
    Tapi aku suka. Fighting nee ^^

    BalasHapus