ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Minggu, 24 Agustus 2014

Be A Star !!! ( Part 4 )





Tittle                        : Be A Star !!! (Part 4)

Author                     : StephCecil & Alexandra Ditha (~ StephCecil )
Length                     : Series / Chaptered
Genre                       : Romance & Dream (?)
Rating                      : G
Main Cast                : Park Bom (2NE1), Tiffany (SNSD), Kahi (Afterschool), Hyuna (4minute)
Disclaimer               : FF ini terinspirasi dari Dream High, dan 2NE1. Selebihnya murni
                                    hasil karangan para author. Don't forget to COMMENT!
N/B                           : Anyeong di sini author comeback setelah berbulan-bulan hiatus hohoho.
                                    karena itu FF ini something banget, enjoy it! ^^




*** Be A Star *** 



Author POV

“Tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha keras. Jadi aku yakin jika kita berusaha keras, kita pasti dapat meraih apa yang kita inginkan “ sahut Park Bom.

Kalimat yang baru terlontar dari bibir Park Bom memecah keheningan yang ada. Gadis itu tersenyum puas. Ia memang tipe orang yang selalu berpikiran positif, tidak heran jika ia begitu ambisius. Mendengar perkataan Bom, Kahi hanya mendesis kesal.

“ Aku suka kata-katamu. Oke, mari kita berusaha keras. Arraseo? “ Hyunseung sependapat dengan Bom.

“ Ne! “

Semua Trainee yang ada di ruangan tersebut menjawab pertanyaan Hyunseung, kecuali Tiffany yang lebih memilih untuk membungkam mulutnya. Selain karena masih kesal dengan keputusan kakeknya, ia juga tidak mengerti mengapa perusahaan entertainment yang besar seperti ini mau memperkerjakan orang semacam itu. Mari kita lihat seperti apa kemampuanmu, Kim Myungsoo.

“ Sekarang kita mulai sesi latihan. Pertama, lakukan pemanasan! “ perintah Hyunseung.

Hyunseung mempraktekkan beberapa gerakan pemanasan yang benar. Setelah kira-kira 10 menit berlalu, latihan dance yang sebenarnya pun dimulai. Hyunseung menyetel sebuah musik yang cocok untuk dance, dan menyuruh para trainee melakukan Free Style. Ia memuji kemampuan Kahi dan Hyuna yang menurutnya mendekati sempurna. Tiffany juga dapat mengikuti dengan baik. Yang menjadi masalah adalah Park Bom, gerakannya begitu kaku.

“ Kau tidak pernah belajar menari sebelumnya? “

Hyunseung bertanya karena penasaran. Ia sudah tau dari CEO jika Bom diterima karena kemampuan vokalnya. Tapi tetap saja, ia tidak mengira jika kemampuan menari gadis ini benar-benar buruk. Pertanyaan Hyunseung hanya direspon dengan gelengan pelan oleh Park Bom. Tentu saja ia tidak pernah menari sebelumnya, ia sibuk bekerja untuk membiayai kehidupan sehari-harinya. Bom hampir tidak memiliki waktu untuk beristirahat, apalagi belajar menari.

“ Yah, Park Bom. Setelah selesai latihan nanti, jangan pulang dulu. Mulai hari ini aku akan memberi latihan ekstra padamu “ ujar Hyunseung.

Jika tadi respon Park Bom berupa gelengan pelan. Kini, gadis itu hanya menjawab dengan anggukan. Ekspresi wajahnya juga tak secerah sebelumnya. Hyuna yang memperhatikan hal itu hanya mendecakkan lidahnya.



                                                                 *** Be A Star ***



Gadis itu sedang asyik mendengarkan music slow dari iPad kesayangannya. Sejujurnya, jika disuruh memilih antara lagu dance-rap atau ballad, tanpa sedikit pun keraguan dia pasti akan memilih Ballad. Namun takdir berkata lain, kemampuannya di bidang rapping dan dance jauh lebih menonjol dibandingkan vokalnya. Dan untuk menjadi seorang penyanyi ballad, kemampuan vokal lah yang diutamakan.

Ketenangannya buyar oleh karena suara ketukan dari pintu kamar. Ia segera beranjak dari posisi duduknya dan membuka pintu kamar. Kahi tersenyum saat melihat wajah sang pengetuk pintu.

“ Sun Hye-ah ! “

Kahi segera memeluk Sun Hye yang notabene merupakan dongsaengnya sendiri. Walau terpaut rentang usia yang cukup jauh, namun hubungan eonni-dongsaeng mereka termasuk akur dan dekat.

“ Eonni! “

Sun Hye membalas pelukan Kahi. Setelah beberapa detik berlalu, Kahi melepaskan pelukannya dan mencubit pipi Sun Hye dengan gemas.

“ Yak! Hanya karena kau menjadi direktur, tidak berarti kau bisa bertingkah sok sibuk dan jadi jarang pulang ke rumah. Huh? “ omel Kahi.

“ Mianhae eonni. Tapi aku benar-benar sibuk. “ Sun Hye meringis.

Kahi hanya tertawa kecil. Kemudian gadis itu menyuruh dongsaengnya masuk dan mereka melanjutkan perbincangan kecil tersebut sembari bersila di atas karpet hangat kamar Kahi.

“ Eonni… sebenarnya ada yang ingin kubicarakan denganmu “ ujar Sun Hye hati-hati.

Park Kahi tidak menjawab, melainkan memandang kedua manik hitam dongsaeng yang disayanginya itu lekat-lekat. Ia tersenyum tipis. Rupanya hubungan mereka cukup dekat, bahkan untuk mengetahui perasaan satu sama lain tanpa menggunakan kata-kata.

“ Sun Hye-ah, aku tau apa yang ingin kau katakan “ cetus Kahi.

“ hah? “

Sun Hye memasang tampang heran. Sebenarnya topik ini cukup sensitif untuk dibicarakan.

“ Ini soal hubungan kita, bukan? Karena eonni mu ini akan segera debut, maka kau meminta ku untuk lebih berhati-hati menjaga fakta bahwa kita ini keluarga “

“ ne… “

Pada kenyataannya, Sun Hye memang merasa tidak enak hati karena harus menyembunyikan relasi mereka yang sesungguhnya. Tapi apa boleh buat? Jika ada orang lain yang mengetahui hal ini, bukan hal yang mustahil jika terjadi banyak kesalahpahaman. Dan sebuah kesalahpahaman selalu dapat memicu hal-hal yang negatif.

“ Tenang saja. Aku tau “ jawab Kahi.


                                                                       *** Be A Star ***




Tidak seperti di siang hari –yang diisi dengan keramaian- suasana di gedung STAR entertainment diliputi kesunyian jika malam telah tiba. Contohnya saja seperti saat ini. Nyaris seluruh trainer dan trainee STAR entertainment menyelesaikan urusan mereka dan pulang ke tempat masing-masing. Namun tetap saja masih ada beberapa orang yang menampakkan diri disana. Salah satunya adalah Jang Hyunseung.

Pemuda dengan kemampuan menari di atas rata-rata itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Seharusnya ia bisa saja langsung pulang –setelah memberi latihan ekstra pada Park Bom- jika tidak berbaik hati membantu salah satu koreografer menciptakan gerakan baru.

Sembari bersiul pelan, ia berjalan santai menyusuri lorong gedung. Tiba-tiba langkah kaki namja itu terhenti di depan ruang latihan. Matanya menangkap sesosok perempuan yang sibuk berlatih dance sendirian. Penampilan gadis itu acak-acakan, rambutnya diikat sekenanya, pakaiannya basah karena keringat. Hyunseung mengenal gadis itu. Ia baru saja mengenalnya. Bukankah itu salah satu trainee yang diajarnya? Kim Hyuna. Hyunseung sempat bergulat dengan pemikirannya sendiri. Haruskah aku menyapanya? Tidakkah itu akan menganggunya?. Akhirnya namja itu memutuskan untuk menunggu hingga akhir lagu.

Satu lagu pun selesai dan Hyuna segera duduk beristirahat. Ia meluruskan kakinya yang tak henti-hentinya bergerak sejak tadi. Keringat bercucuran deras dari dahinya. Saat itulah Hyunseung memasuki ruang latihan dan menyapa gadis tersebut.

“ Kim Hyuna! “

Hyuna menoleh demi melihat sang trainer berjalan dan kemudian duduk di sebelahnya. Jujur, ia tak tahu respon apa yang harus diberikan. Haruskah ia menyapanya kembali? Tapi kita baru saja bertemu tadi siang. Ketika Hyuna sedang sibuk dengan dirinya sendiri, saat itulah semua menjadi gelap. Tampaknya listrik di gedung itu putus secara tiba-tiba.

Gelap.

Ia benci kegelapan.

Hyuna yang begitu ketakutan dan panik tanpa sadar memeluk erat Hyunseung yang berada di sampingnya. Yah, sebuah gerak refleks. Sewaktu kecil, ia pernah ditinggal di rumah sendirian oleh orang tuanya. Dan malam itu, sedang diadakan pemadaman listrik di daerahnya. Hyuna benar-benar ketakutan dan menangis tanpa henti. Untungnya, ada tetangga yang datang dan menenangkan sang gadis kecil.

“ Hyu…na-ssi “ Hyunseung terkejut dengan tindakan hyuna yang tiba-tiba. Ditambah lagi, yeoja itu memeluk lengan hyunseung dengan amat kencang.

“ Mianhae.. bisa kau biarkan aku seperti ini? Aku memiliki trauma dengan kegelapan.” Jelas Hyuna. Suaranya begitu lirih hingga membuat Hyunseung iba.

“ Silahkan… tidak apa-apa “

Hyunseung tidak memiliki pilihan lain selain mengiyakan permintaan gadis itu. Walau sebenarnya ia merasa canggung dan sedikit risih karena posisi mereka. Disamping itu, mereka belum seberapa kenal satu sama lain.

“ Kenapa listriknya… tidak menyala? “

Suara Hyuna semakin lirih saja di telinga Hyunseung, membuat namja tersebut semakin kasihan padanya. Pada akhirnya Hyunseung menggunakan tangannya yang bebas untuk menepuk pelan punggung gadis itu, berharap tindakannya dapat sedikit menenangkan.

“ Tenanglah, semua akan baik-baik saja “ ujar Hyunseung.



                                                                    *** Be A Star ***



“ Menyebalkan sekali “ omel Tiffany tak jelas.

Gadis itu baru saja berdebat sengit dengan kakeknya. Inti perdebatan mereka tak lain dan tak bukan adalah debut Tiffany. Awalnya, yeoja bernama asli Hwang Miyoung itu mengira akan debut sebagai soloist. Bukannya sebagai grup yang dengan para personil lain yang tak ia kenal. Ia juga mengajukan protes untuk mengganti trainer vokal mereka dengan yang lain. Siapa saja selain Kim Myungsoo. Tiffany kesal dengan sikap sok coolnya. Namun tentu saja, sang kakek menolak permintaannya mentah-mentah.

Masih diliputi emosi, Tiffany menjinjing tas Prada terbarunya dan berjalan menuju lift terdekat. Ia memencet tombol untuk membuka pintu lift dengan kasar. Hanya butuh beberapa detik hingga pintu tersebut terbuka. Tiffany terkejut saat mendapati sosok yang telah berada di dalam lift itu. Begitu terkejutnya hingga ia tak menyadari jika dirinya mematung cukup lama.

“ Kau tak mau masuk? “ tanya orang itu. Dingin.

Tiffany mendengus kesal. Ia hampir tidak percaya apa yang dilihatnya. Kenapa di saat seperti ini, ia harus bertemu manusia satu ini?? Benar-benar timing yang pas. Merasa diacuhkan, Myungsoo hampir saja ingin memencet tombol untuk menutup pintu lift tersebut kembali. Tiffany yang melihatnya buru-buru melangkahkan kaki masuk ke dalam lift. Jika saja tubuhnya tidak selelah ini –dan tulang-tulangnya berasa akan copot- ia lebih memilih untuk menggunakan tangga darurat.

Kemudian pintu lift tertutup dengan damai. Suasana tetap damai hingga tiba-tiba lift berhenti bergerak dan lampu padam.

Tiffany panik. Tanpa sadar ia menjatuhkan tas Pradanya.

Itu keluaran terbaru!

Tiffany tidak mempedulikan keadaan yang gelap mencekam. Ia buru-buru berjongkok dan meraba-raba lantai lift, berharap menemukan kembali tasnya. Beberapa saat pun berlalu dalam keheningan. Tiffany tetap sibuk mencari tasnya yang terjatuh, hingga tangannya menyentuh sesuatu. Permukaannya lembut, seperti kulit tas. Tangan Tiffany terus meraba benda tersebut… Tunggu, seharusnya tas tidak sekeras ini…

Terlambat. Listrik menyala kembali.

Ting! Bunyi pintu lift yang terbuka. Rupanya mereka sudah tiba di lantai yang dituju.

Namun bukan dua hal di atas yang membuat Tiffany terkejut. Mukanya merah padam. Perasaannya bercampur aduk antara malu dan kesal. Bagaimana tidak? Rupanya benda yang dikiranya tas Prada… adalah SEPATU MYUNGSOO. Tidak heran jika permukaannya lembut, kulit sepatu Myungsoo terbuat dari bahan yang sama dengan kulit tas Tiffany.

Gadis itu segera menyadari posisinya –berjongkok sembari memegangi sepatu Myungsoo- dan buru-buru berdiri. Saat itulah, ia menyadari sesuatu yang lain: tas yang susah payah ia cari berada dalam genggaman Myungsoo. Entah sejak kapan benda itu berpindah tempat.

Myungsoo tersenyum geli melihat ekspresi wajah Tiffany yang shock. Rona wajahnya merah padam pula. Tanpa buang waktu, Tiffany merebut tasnya dari genggaman Myungsoo dan membalikkan badan, bersiap keluar dari ‘lift terkutuk’ itu.

“ Hei yeoja angkuh. Tindakanmu memalukan sekali “ olok Myungsoo.

Pemuda tersebut susah payah menahan tawa. Sedangkan Tiffany –yang terlampau malu- tidak lagi memperdulikan ejekan Myungsoo dan berlalu pergi begitu saja.

Awas saja kau, Kim Myungsoo!

                                                         
                                                                   *** Be A Star ***



Setelah beberapa menit yang cukup canggung, akhirnya listrik menyala. Ruang latihan kembali terang benderang. Hyuna menarik nafas lega, gadis itu –baru saja menyadari posisinya yang memalukan- buru-buru melepaskan pelukannya. Rona wajahnya memerah karena malu. Begitupun Hyunseung, tak dipungkiri ia merasa sangat lega. Untuk beberapa saat, mereka hanya duduk dalam diam. Tidak ada yang berbicara atau melakukan apapun.

“ Apa kau… selalu berlatih seperti ini? “ Hyunseung berinisiatif mencairkan suasana dengan memulai perbincangan.

“ Eh? Hanya kadang-kadang… “ jawab Hyuna.

“ Tidak lelah? “

“ Lelah sekali “

Situasi kembali hening, hingga Hyunseung melihat sebotol air minum yang terletak tak jauh darinya. Ia mengambil botol tersebut dan memberikannya pada Hyuna. Yeoja ini pasti sangat kehausan. Dan benar saja, segera setelah sang botol berpindah ke tangan Hyuna, gadis itu menenggak habis air yang ada.

“ kenapa kau ingin menjadi idol? “

Entah hal apa yang membuat Hyunseung melontarkan pertanyaan semacam itu. Otaknya sedang buntu dan tidak ada pertanyaan lain yang terlintas dalam benaknya. Ia sudah siap jika harus mendengar alasan –yang dijelaskan secara panjang lebar- dari seorang Kim Hyuna. Namun yang terjadi sungguh diluar dugaan Hyunseung. Jawaban gadis itu sungguh singkat.

“ karena aku menyukainya. “

Mendadak Hyungseung ingin tertawa. Bukan apa-apa.. hanya saja gadis itu sungguh mirip dengan dirinya. ‘karena aku menyukainya’ adalah kalimat yang diucapkan Hyunseung ketika seseorang menanyakan alasannya menjadi dancer. Hyuna yangtidak mengetahui apapun menjadi bingung karena ekspresi wajah Hyunseung yang terlihat jelas sedang menahan tawa.

“ Wa-waeyo ? “

“ Anni… kau sungguh mirip denganku. ‘karena aku menyukainya’. Itu adalah alasanku menjadi dancer” jelas Hyunseung, membuat seulas senyum muncul menghiasi wajah Hyuna.

“ Bagiku, jika kita menyukai sesuatu, maka alasan itu selalu lebih dari cukup untuk memperjuangkannya”

“ Benar sekali…. “

Hyunseung mengangguk setuju. Menemukan seseorang dengan pemikiran yang sama sepertinya, itu hal yang langka. Siapa sangka seorang Kim Hyuna ternyata semenarik ini?



                                                                      *** Be A Star ***




Bom yang baru saja tiba di apartemen segera merebahkan diri di sofa. Ia sudah lupa kapan terakhir kali tubuhnya terasa selelah ini. Ia tidak terbiasa melakukan gerakan-gerakan dance, sehingga ini cukup menyiksa baginya. Apa boleh buat? Untuk menjadi seorang idol, menyanyi tidaklah cukup. Ia juga diharuskan menguasai dunia tari.

Gadis itu memejamkan matanya sejenak. Selain kelelahan, ia juga mengantuk. Karena latihan ekstra dari Hyunseung, Bom baru bisa pulang di atas jam 10 malam. Perjalanan dari STAR entertainment menuju tempat tinggalnya cukup jauh hingga memakan banyak waktu. Setelah beberapa menit ‘beristirahat’ gadis itu teringat sesuatu.

Handphonenya mati. Bom tidak sempat mengisi baterainya. Bagaimana jika Seunghyun menelepon? Tanp a buang waktu lebih banyak lagi, gadis itu segera mengambil handphonenya dari dalam tas dan memasang charger. Hanya dalam hitungan detik, benda mungil tersebut kembali menyala. Benar dugaan Park Bom, Seunghyun sempat meneleponnya beberapa kali tadi siang. 2 missed calls.

Bom menghela nafas panjang. Haruskah ia menelepon namjachingunya kembali? Namun jujur saja ia merasa luar biasa lelah saat ini. Akhirnya setelah bergulat dengan pemikirannya sendiri, Bom memutuskan untuk mengirim pesan singkat saja.



To: Seunghyun

Oppa, mianhae tadi aku sibuk dan tidak sempat mengisi baterai handphone. Jadi handphoneku mati. Maaf jika aku membuatmu khawatir. Aku baik-baik saja. Saranghae!

Message sent.

Lagi-lagi Bom menghela nafas panjang. Di samping kelelahan, ia juga khawatir jika hubungannya dengan Seunghyun menjadi renggang. Ia tidak sebebas dulu, yang bisa kapan saja menemui Seunghyun. Bahkan jika Bom merindukan namja bingu itu, ia tidak bisa langsung bertemu dengannya.

Bom kembali memejamkan matanya. Beberapa detik kemudian, ia telah terbang ke alam mimpi.




                                                                 *** Be A Star ***



Siang itu CEO Star Entertainment, Yang Hyun Suk, memberi pengumuman yang begitu mengejutkan bagi keempat trainee yang kini tengah berkumpul di ruang latihan. Pasalnya, sang CEO memberi suatu misi bagi mereka. Sebenarnya misi itu tidaklah sulit, namun saking pentingnya hingga dapat mengubah masa depan sang pemenang di dunia entertainment.

Sebuah single.

Yah, siapapun pemenangnya akan mendapat kesempatan untuk merilis single terlebih dahulu, sebelum debut sebagai grup. Bukan hal yang tidak mungkin jika sang pemenang akan lebih dikenal publik dibanding member lainnya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ini adalah misi duet.

“ Kalian bisa memilih partner kalian sendiri, boleh sesame trainee… atau bahkan trainer “ jelas CEO.

Kahi dan Hyuna saling berpandangan satu sama lain. Sebelumnya, mereka berdua sudah saling setuju untuk menjadi partner jika diadakan hal semacam ini. Menjadi trainee dan teman seperjuangan selama bertahun-tahun, cukup bagi Kahi dan Hyuna untuk saling tahu kemampuan masing-masing. Keduanya sama-sama menonjol dalam bidang rapping dan menari.

Sementara itu, Tiffany dan Park Bom kebingungan memilih partner. Kedua gadis itu sama-sama baru di perusahaan ini. Park Bom melirik Tiffany penuh arti, berharap gadis tersebut –mungkin- akan menawarinya menjadi partner. Tapi di luar dugaannya, Tiffany hanya melengos pergi dari tempat itu. Berbeda dengan alasan Kahi dan Hyuna, alasan Tiffany tidak menyukai gadis tersebut adalah karena sikapnya yang terlalu optimis di matanya. Ia paling membenci tipe orang seperti Bom.

Diperlakukan seperti itu, Bom hanya dapat mengelus dada. Ia harus sadar diri dengan posisinya –yang memungkinkan orang membencinya- ia sadar jika ia baru di industri ini. Ia bahkan tidak dapat menari dengan baik, sehingga menyusahkan orang lain ketika latihan dance berlangsung.




                                                              
                                                                 *** Be A Star ***



@Star Entertainment Mini Cafe

Park Bom mengaduk-aduk Chocolate Milkshakenya dengan tak bersemangat. Raut wajahnya terlihat lesu. Pasalnya, ia belum mendapat partner untuk misi dari CEO. Setelah melihat sikap Tiffany tadi –yang jelas akan menolaknya mentah-mentah- ia berusaha mengajak Kahi atau Hyuna untuk menjadi pasangannya. Tapi rupanya kedua gadis tersebut telah berpasangan sendiri. Ia juga sempat bertanya pada Hyunseung, dan ternyata sang trainer sudah menyetujui untuk membantu tim Kahi-Hyuna. Sebenarnya wajar saja, karena kedua gadis itu lebih menonjol di bidang dance.

“ Bagaimana ini… “ gumam Bom.

“ Apanya yang bagaimana? “ sebuah suara menyahut.

Park Bom segera menoleh ke arah datangnya suara. Ia cukup kaget mendapati kwon Jiyong berjalan menuju mejanya dan duduk tepat di sebelah Bom. Jiyong menaruh gelas capucinnonya di atas meja mereka. Tingkah pemuda itu santai sekali, membuat Bom yang gugup menjadi salah tingkah.

“ Jadi, apa masalahnya? “

Seketika Bom mengalami dilema. Haruskah ia menceritakan semuanya pada trainernya ini? Tapi mereka belum cukup kenal. Namun sebersit pemikiran melintas dalam benaknya. Ia bisa saja membantuku.

“ Begini, soal partner… “

“ Kau belum mendapatkan partner? “

Tebakan Jiyong yang tepat sasaran segera diiyakan Park Bom dengan anggukan. Dalam waktu singkat Jiyong telah dapat menebak arah pembicaraan mereka berikutnya. Itu sangat mudah diprediksi. Gadis ini akan memintaku menjadi partnernya.

“ Apa kau… bersedia menjadi partnerku? “

Bingo.

“ tentu saja. Kenapa tidak? “



                                                         *** Be A Star ***



Tiffany mengacak rambutnya dengan gemas. Ia tidak tau apalagi yang harus dilakukan. Seolah takdir begitu bahagia mempermainkannya. Tunggu… takdir? YANG BENAR SAJA. Bahkan kini ia tidak memahami jalan pikirannya sendiri. Seluruh kejadian buruk dan mengejutkan –akhir-akhir ini- yang dialaminya membuat gadis itu pusing bukan main. Pertama, menjadi trainee. Kedua, bertemu dengan namja dingin bernama Kim Myungsoo. Dan yang jauh lebih buruk lagi, kemungkinan mereka menjadi partner begitu besar. Sebenarnya bukan hanya besar, tapi 99%. Mengingat semua trainee lain telah memiliki partner, kecuali dirinya. Jiyong menjadi partner Bom, dan Hyunseung sudah sepakat membantu tim Kahi-Hyuna dengan koreografi mereka.

Yang tersisa hanya namja menyebalkan itu. Kim Myungsoo.

Jika dipikir-pikir, semua ini merupakan hal yang mustahil. Sama mustahilnya seperti dirinya, yang kini berdiri di depan pintu ruang rekaman, menunggu Myungsoo menyelesaikan pengecekan rekaman. Tiffany mengetuk-ngetukkan High heelnya di lantai. Menghasilkan bunyi tak-tuk yang beraturan. Ia benci menunggu. Apalagi menunggu seseorang yang tidak disukainya.

Hanya butuh beberapa menit hingga Myungsoo keluar dari ruang rekaman. Pemuda itu melihat Tiffany berdiri di depan pintu. Tampak jelas gadis itu tengah menunggunya. Awalnya Tiffanya menyangka, jika setidaknya namja tersebut akan berbaik hati menanyakan maksud kedatangannya. Namun yang terjadi sungguh di luar dugaan: Myungsoo melirik Tiffany sekilas dan kemudian berlalu pergi begitu saja.

“ Yak! Kim Myungsoo! “

Tiffany nyaris berteriak saking kesalnya. Myungsoo menghentikan langkahnya begitu mendengar ‘panggilan’ gadis itu.

“ Mwo? “ tanyanya ketus.

Jika saja ia tidak membutuhkan bantuan namja dingin tersebut, bukan hal yang tidak mungkin jika Tiffany sudah membentaknya habis-habisan. Namun, karena sikapnya yang tidak mau kalah. Ia akan berjuang keras untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan. Ia tidak lagi peduli jika harga dirinya hancur karena ini.

“ Partner. Jadilah partnerku. “


=To Be Continued... =



2 komentar:

  1. ini ff nya udah lama bangets...........
    seneng bangets........pas baca kelanjutannya........
    tapi sekarang makin penasaran tolong dilajutin dong..................

    BalasHapus