ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Sabtu, 25 Juli 2015

Siders!!! No Problem

images (7)
Title: Siders!!! No Problem
Author: Kim Jaemi (@iimwae)
Cast: Kim Seok jin (Bts)
*Kim Ha ki (Author Chingu)
Support Cast: Find them when you read it!!
Genre: Friendship, Romance
Length: Oneshoot
Aku tidak bisa memaksa readers untuk berkomentar di setiap ff yang aku buat dengan susah payah. Aku akan senang jika kalian mau membaca dan menikmati ff yang sudah aku buat dengan meguras pikiran, waktu dan juga tenaga. Ff ini aku buat untuk author-author yang merasa patah semangatnya karena readers yang sedikit. Semua butuh proses, tanpa proses yang sulit bukanlah suatu kehidupan. Jadi, teruslah berkarya dan jangan mudah merasa iri dengan ff yang jauh lebih baik dari milik kita. Jadikan pembelanjaran dan pertimbangan kenapa ff mereka banyak readersnya.


#Author *Pov*

Pagi yang cerah untuk mengawali suatu aktifitas. Seorang yeoja baru saja mengakhiri mimpi indahnya, ia merentangkan kedua tangannya sembari menguap. Segera ia menuruni ranjang yang sebenarnya tak ingin ditinggalkannya. Ia berjalan mendekati gitar kesayangannya yang beberapa tahun ini telah menemai perjalanan panjangnya. Selesai mandi dan berganti baju, yeoja itu meraih gitar lalu menyangkletkannya di pundaknya yang mungil. Ia membuka pintu dengan perlahan, kemudian melihat-lihat keadan di sekitar. Dirasa aman, segera ia menuruni rumah atapnya yang hanya dihuni paling lama seminggu, paling lambat sehari.

"Aaah aku bukanlah teroris tapi kenapa selalu mengendap-endap layaknya orang yang sudah melakukan kesalahan besar?" keluhnya sembari mengelus gitar. 

"Yaa Kim Ha ki!" sapa seorang yeoja yang tengah mengenakan seragam sekolah. 

"Tidak ada yang mengenalku di daerah ini, siapa itu?" pikirnya dalam hati, dengan perlahan yeoja bernama Ha ki membalikan tubuhnya. Setelah benar-benar mengetahui siapa yang menyapanya, ia mengelus dada dengan lega. "Haaiis anak kecil sepertimu berani sekali kurang ajar padaku." ucapnya dengan menyilakan kedua tangan pada yeoja yang tengah berlari kearahnya.

"Eonni kau akan pergi lagi?" yang ditanya hanya mengangkat bahu sembari merapatkan bibir.

"Sana berangkat sekolah!"

 #Ha ki *Pov*

Setelah menyuruh seorang pelajar untuk berangkat sekolah, aku kembali berjalan tanpa arah tujuan. Seperti itulah hidupku, selalu berjalan tanpa arah yang jelas. Aku sudah kepala dua, kira-kira berapa umurku yah! Oh tidak... aku sudah hampir berumur dua puluh tiga tahun, berarti aku hidup seperti ini sudah hampir dua tahun. 
Kim ha ki itulah namaku, nama pemberian kedua orang tuaku. Aku seorang komposer yang bisa dibilang berbakat, namun aku enggan untuk mengembangkan bakatku. Terlebih lagi aku tidak ingin namaku dikenal karena bakatku itu. Jika aku terkenal maka orang-orang itu akan dengan mudah menemukanku. Andwe-andwe, sedikitpun aku tidak ingin membayangkan hal semacam itu. Saat ini aku tengah berada di Jinan tempat yang pasti akan aku kunjungi entah sebulan sekali atau beberapa bulan sekali. 

Sudah ada yang menungguku di pinggir jalan, semua kawananku. Mereka tahu bahwa aku sedang berada di Jinan. Segera aku mengeluarkan gitar kesayanganku. Mulai memetik untuk mengiringi lagu yang akan kunyanyikan, sebuah lagu yang minggu lalu baru kuciptakan. Banyak orang yang berdatangan untuk menikmati permainan dari kami. 

"Syiet." ucapku di intro membuat teman-temanku melihat heran kearahku. Aku berjalan mendekati Se na si pemain keybord. Aku membisikinya agar memasukan gitar ke dalam tasku selesainya menyanyi, sedangkan aku sendiri akan menariki uang dengan topiku. Uang sudah terkumpul banyak di topiku segera aku memasukan ke dalam tas kecil yang melekat di pinggangku kemudian mengambil gitar dan berlari.

"Yaa chingu!!! Akan ku transfer uang untuk anak panti asuhan hari ini." ungkapku dengan berlari sekencang mungkin. Ada dua laki-laki berbadan kekar yang mengejarku di belakang. Dari mana mereka tahu kalau aku berada di Jinan? Sial mereka semakin mendekat, aku mempercepat langkah kakiku. Apa mereka masih mengejarku? Aku berlari ke belakang melihat keadaan, aaah… mereka masih mengejarku. 

-Bruukk-

Aku menabrak sekawanan namja yang tengah berjalan menghalangi langkahku. Sempat ada yang menolongku entah siapa itu karena aku tak begitu memperhatikan dan bergegas lari secepat mungkin dengan rambut terurai. 

#Seok jin *Pov*

"Nona topimu." ucapku yang tak mendapat respon.

"Kenapa dengan yeoja itu?" tanya Tae hyung. 

Aku dan keenam teman namjaku berjalan setelah beberapa menit dibuat heran oleh yeoja yang saat ini tengah berlari. "Aaah..." rintihku dengan memegang kepala, rupanya tabrakan tadi menyebabkan diriku terhantam gitar. 

"Hyung kau baik-baik saja? Bukannya meminta maaf malah lari begitu saja." gerutu J-hope.

Di kamar hotel Jinan, aku masih melihati sebuah topi yang saat ini berada di tanganku. Bagaimana cara aku mengembalikan topi ini? 

"Hyung..." aku merasa ada yang menepuk bahuku. "Kau masih memikirkan yeoja tadi?" tambahnya. 

"Yaa Tae hyung-a! Ayo jalan-jalan!" si Jimin, Tae hyung dan Jung kook adalah magnae yang suka keluyuran setiap malam. 

#Ha ki *Pov*

"Jungseyo." aku memutuskan untuk menerima tawaran menjadi komposer gelap di agensi besar bernama Tc entertainment, dengan syarat mereka harus menyembunyikan identitasku dan tidak menuntut hal yang aneh-aneh padaku. Aku tidak mau terikat kontrak, aku juga tidak mau diatur-atur.
Sudah sebulan aku bekerja di Tc entertaiment, aku mendapat fasilitas yang layak. Mereka mengakui hasil karyaku, tak masalah selama aku mendapat fasilitas yang menarik. Lagi pula aku tidak ingin terlihat menonjol, akan memusingkan jika aku terkenal.

"Apa Ha ki gadis yang bodoh?" aku sudah sering mendengar gunjingan seperti itu di kantor, bagiku aku bukanlah bodoh tapi terlalu menyia-nyiakan hidup. Apa bedanya! Molla, aku pun juga tidak tahu. 

Di sela-sela mengaransemen atau menciptakan lagu, aku menyempatkan diri untuk membuat ff. Sejenis khayalan para fans, aku adalah Army fans dari Bts. Terkadang aku suka membuat ff dengan main cast Tae hyung, Jung kook atau Jimin sebagai pemeran utama. Aku tidak rela memakai Seok jin eoppa sebagai main cast karena aku membuka order ff untuk readersku. Mana mungkin aku rela melihat eoppaku berciuman, berpelukan, berpegangan tangan meskipun itu hanya di dunia khayal. Ada satu hal yang mematahkan hatiku, kabar-kabarnya Seok jin eoppa sudah memiliki tuangan sebelum ia debut di Bts. Siapa yeoja itu? Beruntung sekali dia. Tak ada yang tahu siapa yeoja beruntung itu karena memang masih dirahasiakan. 

@Jinan
#Autho *Pov*

Ha ki dan teman-temannya tengah menyiapkan suatu pertunjukan yang akan mereka adakan untuk menggalang dana panti asuhan. Kali ini hanya Ha ki seorang diri yang akan menyanyikan lagu Boy in luv milik Bts yang sudah diaransemennya. (Lagu Boy in luv yang di cover oleh The Ark, yang belum tahu lihat di you tube).

Di sisi lain seorang namja tanpa sadar hanyut akan permainan lagu yang tengah dinyanyikan Ha ki. Ia berjalan mendekat, mencoba melihat siapa yang tengah menyanyikan lagu miliknya yang telah diaransemen. Ketika Ha ki tengah asyik menyanyikan lagu tersebut, tanpa sengaja ia melihat dua namja bertubuh kekar sedang berjalan mendekat. Ia memanggil salah satu temannya untuk melanjutkan pertunjukan. Para penonton sendiri juga tengah digencarkan oleh sosok namja idol mereka yang juga tengah menikmati pertunjukan. Segera Seok jin berlari dari kejaran para fans. Ha ki memanfaatkan situasi, ia juga ikut berlari di krumunan yeoja-yeoja yang tengah mengejar seseorang. Ia melihat lorong dan masuk ke dalam lorong tersebut. Ia hendak berteriak ketika mendapati seseorang yang juga berada di lorong itu. 

"Syuuut." ucap Seok jin sembari meletakan telunjuk di mulutnya. Ha ki menghembuskan nafas dengan lega, ia menyandarkan diri di dinding belakangnya. Sedangkan Seok jin terus melihatnya yang masih memejamkan mata. 

"Jogiyo." Seok jin mengejutkan yeoja itu. "Bolehkan aku pinjam topi serta kaca matamu?" 

"Aaah... ini?" Ha ki menunjuk topinya. "Caaa." Ha ki memberikan topi dan kaca matanya kemudian berjalan keluar lorong. Ketika ia sudah melangkah beberapa, tiba-tiba ia membalikan tubuhnya kearah namja yang tengah memakai topi miliknya.

"Seok jin eoppa?" ucapnya tak percaya. Ia melihat-lihat wajah namja yang berada di depannya, memastikan apa benar namja itu adalah idolanya. 

"Kau sudah melihatku beberapa menit kenapa kau baru sadar? Aku pikir Bts tidak terkenal disini."

"Aaah mianhe eoppa, aku memang seorang yeoja yang telat berpikir. Hanya terkadang, di saat aku tengah panik aku tidak bisa mengenali seseorang dengan jelas." Ha ki tersenyum lebar karena pada akhirnya bisa bertatap muka dengan idolanya. 

"Haiis syiet, orang-orang itu masih mengejarku." Ha ki bersembunyi di belakang Seok jin, namun ada yang aneh. Orang yang tadi mengejarnya malah pergi seolah-olah tak melihat mereka. Padahal jelas-jelas kedua namja itu melihat Ha ki.

"Kenapa mereka mengejarmu?' tanya Seok jin sembari berjalan keluar lorong di samping yeoja yang tak hentinya melihatinya. "Nona."

"Eoo?" rupanya ketampanan namja itu membuat Ha ki tak fokus. "Kau tadi bertanya apa?"

"Tidak lupakan saja." sepertinya Seok jin mulai risih dengan yeoja di sampingnya, namun ia bisa memahami karena yeoja itu adalah fansnya.

#Seok jin *Pov*

"Hey nona berhentilah melihatiku, apa kau tidak bosan? Wajahku masih tetap sama." kataku.

"Aku tidak akan bisa bosan melihat wajahmu eoppa. Tapi, ada yang ingin kutanyakan. Apa benar kau sudah punya tunangan?" semua penggemar yeojaku pasti akan bertanya seperti itu, tapi aku tidak tega menjawabnya karena pasti jawabanku akan membuat mereka terluka. 

Aku berhenti ketika lagu T.O.T di putar di banner layar yang terpasang di samping gedung besar. Aku salut dengan lagu-lagu mereka yang selalu memenangkan penghargaan di berbagai acara musik. Sempat ada rasa iri, namun aku harus membuangnya jauh-jauh karena iri hanya akan menandakan ketidakmampuanku dan kekalahanku.

"Eoppa!" yeoja di sampingku membuyarkan aktifitas kagumku. 

"Mereka benar-benar hebat, lagu-lagu mereka daebak di setiap albumnya." yeoja di sampingku tersenyum puas, seolah-olah ingin menyombongkan diri. "Oh ya, kenapa kau tadi dikejar-kejar?"

"Eoppa yang mana yang harus kujawab terlebih dahulu?"

"Memang aku bertanya apa lagi?"

"Baiklah akan kujawab dua-duannya." yeoja ini membuatku tertawa kecil. Dia mengatakan bahwa ini adalah rahasia, hey mana mungkin kau yang menciptakan lagu-lagu milik T.O.T, yeoja yang tak waras.
"Baguslah kalau kau tak percaya." Dia tersenyum manis, benar-benar manis. Senyum simetrisnya hampir membuatku terpesona. "Namja-namja itu, aaah... hanya urusan keluarga." tambahnya enteng.

Aku masih tak percaya dengan pengakuannya bahwa dirinyalah yang sudah menciptakan lagu-lagu milik T.O.T.
"Eoppa, kenapa kau melihatku seperti itu? Kau tidak percaya padaku kan? Karena kau adalah idolku, aku akan memberitahu kebenarannya."

Yeoja ini mengeluarkan gitar, gitar!!! Aaah.... jadi yeoja ini yang dulu menabrakku? Dia mulai memetik gitar dan menyanyi sebuah lagu yang sebelumnya tak pernah ku dengar. Lagu yang membuatku hanyut di dalam setiap petikan gitarnya. Suaranya yang merdu, petikannya yang serasi, aransemen yang menarik dan semuanya sempurna. Aku bahkan tak menyangka bahwa yeoja ini seorang komposer yang berbakat. (Lagu yang dinyanyikan The Light by The Ark).

Mobil milik Bts berhenti di samping kami berdua, aku mengajaknya untuk memasuki mobil.

"Hyung apa yang kau lakukan?" tanya Jimin ketika kami berdua memasuki mobil.

"Kau bilang tadi rumahmu di Seoulkan? Kau boleh menebeng kami."

"Hyung!!!" teriak keenam namja di dalam mobil membuat kami berdua terkejut. 
"Oh ya siapa namamu?"

"Apa-apaan kau ini hyung? Kau bahkan tidak tahu siapa namanya main ajak saja." gerutu Jung kook.

#Ha ki *Pov*

Setelah aku dikenalkan pada Byun shik pdnim aku mulai bekerja untuk mengaransemen lagu milik Bts. Aku semakin dekat dengan mereka dan mulai mengetahui charakter dari masing-masing mereka semua. Bts benar-benar daebak, mereka luar biasa kompaknya. Namaku mulai dikenal sebagai komposer berbakat. Setelah aku mengaransemen lagu N.o menjadi lagu ballad, aku mengaransemen lagu di album yang akan comeback beberapa bulan lagi. Lagu yang berjudul I Need You. Di samping aku mengaransemen aku juga masih berkutat dengan ponselku untuk membuat Ff yang berjudul I Need You Girl dengan Tae hyung sebagai pemeran utama dan keenam namja yang lain memiliki konflik masing-masing. Ini adalah pertama kali aku mengepost hasil ffku di salah satu grub milik Bts. Chapter pertama terbilang sukses namun selanjutnya aku rasa tidak. Sebelumnya aku hanya membagikan file ke teman-temanku untuk mereka nikmati atau mereka meminta dibuatkan ff dengan idol mereka masing-masing. Aku tak pernah mengepostnya di dunia maya. 

Akhir-akhir ini aku sering murung di depan dorm Bts. Yaah aku tinggal bersama anak-anak Bts di dorm mereka. Bertemu dengan mereka bukan lagi mimpi bagiku, berbicara dengan mereka bukan lagi khayalan untukku. Bercanda, tertawa, bercerita itu sudah rutinitas kami di sela-sela aktifitas kami yang padat. Saat ini air mataku tengah menitih ketika melihat sedikit yang manyukai ff buatanku, bahkan hanya sedikit sekali yang berkomentar. Aku ingin menyerah menjadi seorang author. Ketika melirik ff lain, aku selalu mencemberutkan wajahku. 

"Hey kau kenapa? Kau tidak ingin tidur setelah seharian mengaransemen lagu kami?" tanya namja tampan yang tengah berjalan mendekat. "Apa siders yang membuatmu bersedih?" aku hanya diam tak menjawab. Namja di sampingku menghapus air mata yang terjatuh di kedua pipiku.

"Gwaenchana eoppa."

"Harusnya kau memakai nama author Kim ha ki bukannya Kim jaemi, pasti ffmu banyak yang baca."

"Aku tidak mau mereka membaca ffku karena tahu siapa diriku." Tiba-tiba bibir Seok jin eoppa mendarat di bibirku, jelas aku tak percaya. Dia sudah punya tunangan dan aku tidak ingin sakit hati.

"Aku mencintaimu Ha ki-ya." ucapnya setelah aku mendorong tubuhnya. 

"Lalu bagaimana dengan tunanganmu? Aku tidak mau jika pada akhirnya aku yang akan terluka." 

"Kau ingin tahu siapa tunanganku?" Dia mengeluarkan selembar foto yang berada di dompetnya. Sebuah foto yang tak jelas, namun aku bisa mengenali siapa yeoja itu. "Ketika aku pergi denganmu kemaren untuk mengambil peralatan, kau menunjuk satu rumah besarkan? Katamu rumah itu adalah rumahmu yang sudah kau tinggalkan tiga tahun lamanya. Rumah itu adalah rumah milik tunanganku yang tidak ingin bertemu denganku karena tidak ingin dijodohkan." aku membuka mulutku lebar-lebar, pantas saja ketika aku pulang dan memasang poster Seok jin eoppa, kedua orang tuaku selalu senyum-senyum tak jelas. Segera aku memeluk namja yang juga kucintai, aku takut untuk menyatakan perasaanku karena tunangannya itu yang ternyata adalah aku.
“Chaa.” namja di sebelahku memberikan sebuah topi padaku, topi yang pernah hilang ketika aku dikejar oleh orang-orang dari appaku.

“Jadi eoppa, kau orang yang kutabrak dulu?” dia menganggukan kepala dengan pelan. 

Ketujuh chapter I Need You Girl sudah selesai aku post, namun masih tetap sama, redersku masih tetap sedikit. Namjachinguku menghampiriku yang terlihat muram di ruang tamu. Semua member dan orang-orang kantor sudah mengetahui bahwa aku adalah tunangan Seok jin eoppa, jadi kami bebas melakukan apapun. Terlebih lagi kami tinggal serumah. 

"Masih bersedih karena ff?" 

"Anya..."

"Heii geotjimal."

Semua member Bts berdatangan ke ruang tamu, mereka mancoba untuk menghiburku.

"Berhentilah jadi author, kau kan sudah sukses di dunia komposer."

"Benar noonha lagian juga tidak menghasilkan uang, pagi bekerja di kantor dan malamnya kau sibuk mengarang cerita apa untungnya?" ungkap Jung kook yang kubalas dengan senyuman. 

"Noonha noonha masukan aku ke grub Bts fansfiction." pinta Tae hyung yang kemudian diikuti oleh yang lain. Mereka mencoba menghiburku dengan mengomentari ffku.

"Mwoya apa-apaan ini? I Need You menceritkan tentang pengkhianatan seorang yeoja, kenapa Jung kook dicerita itu ingin bunuh diri dan dipukuli karena kehilangan sosok nenek?" Jung kook mulai berkomentar setelah membaca ffku.

"Haiis, mana mungkin Suga membakar diri karena ditinggal ibunya menikah lagi, benar-benar tidak masuk akal." aku tertawa membaca komentar Suga.

"@Min Yoongi Namanya juga ff hehehe. @Jeon Jung Kook baca judul!!! I Need You Girl."

Kami semua berkutat dengan ponsel sembari tertawa-tawa.

"Waaah Jin membakar bunga apa? Bunga kamboja, di mv bukan kamboja thor tapi tulip. Sering pergi ke pulau maladewa? Author ada-ada saja." aku melihat kearah namjachinguku yang tengah tertawa kekeh.

"Jimin ingin bunuh diri karena mencintai cinta pertama Tae hyung. Kenapa di ff-ff Jimin dan Tae hyung selalu memperebutkan yeoja yang sama dan pada akhirnya Tae hyung lah yang mendapatkan yeoja itu." Komen Jimin.

"Yang hampir mirip dengan di Mv hanya J-hope, aku suka thor, ceritanya daebak yah walaupun menjadi pencandu obat. Toh di mv emang J-hope mengonsumsi obatkan?" Komen J-hope.

"Tae hyung jadi pemeran utama, di mv dia menusuk seorang namja kenapa di cerita ini malah menusuk bapak-bapak? Tae hyung masuk rumah sakit, tapi keren-keren." komen tae hyung.

"Yang lebih parah lagi tujuh chapter itu hanyalah mimpi ketujuh bts, oh menyebalkan sudah baca capek-capek dan ternyata hanya mimpi." Namjachinguku sukses membuatku tertawa setelah membaca komentar milik Rapmonster.

Beberapa bulan kemudian aku tersenyum di depan komputerku. Kali ini ffku tengah dalam proses pengepostan, ff yang berjudul Like Petrichor. 

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri? Apa readersnya sudah banyak?" namjachinguku mengintip kelayar kemudian mengerutkan alisnya. "Masih tetap sama lalu kenapa?"

"Baca itu!!!" Ia membaca komen dengan lantang kemudian tertawa, komentar panjang lebar milik yeoja berakun Park ri ni dan juga Han so mi. "Merekalah yang dari awal mengikutiku, aah cham ada juga cho hyeon ah." tambahku dengan tersenyum.

"Jadi mereka penyemangatmu?"

"Bukan hanya mereka, sebenarnya ada beberapa yang aku tidak tahu siapa mereka, yang jelas aku sangat berterima kasih. Mereka bertiga selalu membaca like petrichor di akunku padahal aku sempat frustasi dengan ff yang satu itu. Chapter pertama banyak yang berkomentar, next thor, bagus thor tapi mereka bertiga." lagi-lagi aku tersenyum. 

#Author *Pov*

Melihat kebahagiaan yeojachingunya membuat Jin mendekap yeoja itu sembari menunjuk kearah layar komputer. Hari sudah sangatlah larut, namun itulah pekerjaan yeoja yang saat ini tengah tersenyum puas. Biasanya ia akan cemberut setelah sehari pengepostan ff. 

"Jagi-ya!!! Saranghae." ucap yeoja itu sembari memegang tangan namjachingunya yang sedari tadi berada di lehernya. Namjachingunya semakin mendekap dan tidak ingin melepaskan dekapan yang terasa hangat. 

"Seharusnya dari dulu kau selalu seperti ini, tersenyum bukannya cemberut."

"Aku akan selalu tersenyum,"

"Apa di chapter-chapter sebelumnya banyak yang baca? Itu sudah chapter sepuluh dan baru kau post beberapa jam yang lalu, itukah sebabnya kau senyum-senyum?" 

"Anya..." Ha ki menggelengkan kepalanya. Readersnya memang selalu bertambah namun yang siders juga selalu bertambah, kalaupun ada tambahan komentar mungkin hanya satu atau dua orang saja. Seok jin mengacungkan jempolnya pertanda bahwa ia akan mendukung aktifitas padat yang menguras otak yeojachingunya. Bagaimana tidak, Ha ki adalah seorang komposer yang harus penuh dengan kekreatifan dalam menciptakan lagu atau mengaransemen lagu. Namun, dia masih menyempatkan membuat cerita tentang bts, meskipun saat ini dia bukanlah orang biasa. Dia adalah orang yang penting di bts. Namanya sudah dikenal di tanah gingseng itu, tapi masih tetap mengidolakan bts di hatinya. Terlebih lagi tunangannya salah satu member dari bts. 

"Bukankah kau selalu menyuruhku untuk menyerah?"

"Itu karena kau selalu mengeluh readers sedikit, hanya menyukai saja bahkan kau bilang mereka seperti hantu. Aku kan jadi khawatir, kau dulu selalu menitihkan air mata." gerutunya yang masih mendekap Ha ki sembari melihat kearah yeoja itu.

"Kali ini tidak, walaupun aku harap tidak ada yang siders lagi. Aku sadar aku bukanlah orang yang sempurna, mendambakan seperti Jk. Rowling sangatlah masih jauh untukku. Readers memang berarti di setiap karya-karyaku, tapi aku tak bisa memaksa mereka untuk mereview atau sekedar berkomentar di cerita-cerita yang kubuat. Sekarang ini aku hanya berpikir, siders!!! No Problem. Meskipun hanya satu yang berkomentar aku akan tetap tersenyum dengan begitu aku akan membuang rasa iri pada author lain yang readersnya puluhan bahkan ratusan." 

"Jadi, siders!!! No problem?" 
"Eum, yang penting mereka mau membaca ffku dan berkomentar dalam hati mereka." Ha ki tersenyum lebar kemudian mencium namjachingunya yang masih melihat kearahnya. 

Pembicaraan mereka berganti topik yang mengarah ke masa depan. Ha ki bertanya apa dia akan terus membuat ff di saat sudah menikah kelak, Seok jin hanya bergidik. Ia sepenuhnya menyerahkan hal itu pada calon istrinya, namun ada satu pesan yang ia sampaikan agar jangan melupakan tanggung jawab yang harus diemban sebagai seorang istri.

"Lalu apa kau selamanya akan menjadi seorang artis, jujur saja aku tidak suka melihatmu dikerumuni yeoja-yeoja." 

"Lalu kau menyuruhku untuk berhenti?"

"Sebenarnya aku tidak ingin membatasi tentang pekerjaanmu, aku hanya takut kehilanganmu. Kau tahu sendiri dunia artis adalah dunia sandiwara, banyak perselingkuhan di dalamnya dan aku tidak ingin hal itu terjadi pada keluargaku kelak."

"Hoho... kau meragukan cintaku?"

"Bukannya begitu, aku tidak tahu seperti apa masa depan. Tapi, aku bolehkan mengawatirkannya? Jadi, mulai saat ini jangan berfoya-foya lagi! Hasil kerja keras kita harus kita tabung untuk investasi karena memang aku tidak ingin kehidupan seperti ini. Berisik, terlalu glamor bahkan kita tidak bisa menyembunyikan privasi. Selalu ada saja paparazi yang menguntit. Aku tahu mereka adalah fans yang mendorong semangat kita untuk berkarya, tanpa mereka kita tidak akan melangkah sejauh ini."

"Baiklah jagi-ya, mulai saat ini kau yang mengatur keuangan. Kelak jika kontrakku berakhir aku pasti akan menuruti kemauanmu, lagian satu tahun lagi kita akan menikahkan?" mereka saling berpelukan sembari membaca komentar yang baru saja masuk. 

The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar