ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Jumat, 24 Agustus 2012

My Dear, Little Brother (Black Hoodie Jacket)


Cover credit : ares@altrisesilver.wordpress.com


 
Tittle                   : My Dear, Little Brother (Black Hoodie Jacket)
Author                : HelloWorld
Main Cast          : Choi Seunghyun & Choi Hye Yoon
Genre                  : Family
Length                : Universe
Disclaimer          : Saya berhak atas ide cerita dan karakter. Untuk tokoh dan kehidupan mereka yang  sesungguhnya saya serahkan hanya kepada Allah SWT :))
NB : FF pertama saya di koreaafanfiction! ^^
Maaf kalo aneh (ya beginilah imagine saya)
Sebagian cerita emang bisa ditemuin di TOP’s Fact, yang lain cuma khayalan author ._.
So, Enjoy!!




POV : CHOI HYE YOON                                               


--------Black Hoodie Jacket-------


Pagi ini langit begitu cerah. Musim dingin telah berlalu, tetapi udara sejuknya masih dapat memenuhi rongga paru-paru. Jika dikatakan hari ini adalah hari istimewa, aku tak akan mengelak. Karena tak lama lagi aku akan bertemu dengan seseorang yang tak kalah istimewa.
Lama sekali aku tak bertemu dengannya. Sebenarnya masih dalam lingkup kota yang sama, Seoul tercinta, tetapi dia terlalu sibuk bekerja sehingga tak bisa walau sekedar menengok kami.
Setelah pemanasan pagi di halaman, aku langsung berderap kecil masuk ke rumah. Mengikat bagian kecil dari rambutku yang sedikit basah di dahi, kemudian menghampiri Eomma yang sedang berkutat dengan barang-barang dapur. Membantunya menyiapkan jamuan istimewa nanti.
Terngiang suatu kejadian di otakku ketika membuka almari baju untuk mengambil celemek. Aku menatap tegun jaket Hoodie hitam usang yang terlipat rapi di bagian terdalam almari bajuku.


***

Flashback

SEOUL, 19 November 2000

“Hyun!!!”
 

“Ne! Jangan berteriak, Yoon-a!” jawabnya membuat kemarahanku makin memuncak ke ubun-ubun.
Aku langsung menarik sejumput rambut kepalanya yang sangat pendek, berniat membuatnya yang berbaring santai di sofa kesakitan.
 

“Yaa! Apa yang kau lakukan? sakit!”
 

“Panggil aku Eonnie! Yoon Eonnie! Tidak sopan sekali...” kataku sambil menyambar sehelai headset yang terpasang di telinga kirinya, mengantisipasi jika saja dia sengaja tak ingin mendengar segala omelanku. 

“Apa yang kau dengar? Dimana jaket hoodie hitamku??”
Tak perlu ia menjawab, aku sudah bisa melihat pakaian apa yang dia gunakan. Jaket hoodie kesayanganku!
 

“Aku kedinginan, Eonnie. Tadi malam kulitku hampir saja beku karena suhunya...” katanya dengan nada memanja padaku. Selalu saja begitu. 

“Memang semalam kau kemana?” tanyaku membuatnya sedikit terkejut. Tentu saja, aku saksi hidup atas perbuatan ‘kabur ditengah malam’ Seung Hyun saat itu. “a..aku...” ia terbata-bata, tetapi setelah itu langsung nyengir bodoh. “Pergi kencan dengan pacarku” “MWO??” beberapa detik kemudian otomatis mulutku berteriak, berniat mengadu. “Eommaaa—”
Seung Hyun membekap mulutku erat-erat, “jangan katakan pada Eomma!”
Aku langsung melepas tangannya, “memang apa untungnya bagiku?” 


“Yahh, jika kau tidak mengadu, aku akan ceritakan rahasia...” godanya sambil menggulung lengan jaketku hingga ¾ tangannya.
 

Negoisasi yang bagus. Aku selalu tertarik mendengar sebuah rahasia. “Katakan padaku!”
Lagi-lagi dia mengembangkan cengir bodoh. “Aku mencium pacarku di pinggir Sungai Han kemarin malam...” dia menjulurkan lidah, berlari sambil terkikik jahil terhadapku, lengkap dengan memamerkan bokongnya (???) membuat emosiku semakin mendidih.
Hei, umurnya baru 13 tahun untuk beberapa hari! Mana boleh dia berciuman! Bahkan aku yang lebih tua darinya saja tidak pernah berpacaran, apalagi melakukan hal semacam itu. 


“Neo jinjja!!... kemari kau!”
Dia terus berlari, mengenakan jaket hoodie-ku dan beberapa lembar t-shirt lainnya. Pagi-pagi sekali tetangga sebelah sudah asik menyiram tanaman, begitu juga dengan kami. Pagi-pagi sudah kejar-kejaran di halaman rumah.
Aku menyerah, kepayahan. Dia sudah berlari sampai ke seberang jalan. Aku ngos-ngosan sambil mengancamnya macam-macam.
 

“Lihat saja, aku akan mengadu pada Eomma. Tentang kabur tengah malam, berkencan di Sungai Han—”
Belum sempat aku menyelesaikan kalimat, dengan ekspresi sok panik dia berlari tergesa kearahku. Hah, aku tau itu. Pasti dia takut jika kuadukan pada Eomma.
Ternyata dugaanku salah. Dia mendekat bukan untuk memohon padaku, tetapi malah mendorong tubuhku.

***

Ia mendorong tubuhku hingga terseret sampai ke tepi jalan, tersungkur bersamaan dengan tubuhnya sendiri. Sepersekian detik kemudian aku baru menyadari suara klakson sebuah mobil seakan meneriaki aku yang—tanpa sadar—berdiri tanpa dosa di tengah jalan sedari tadi.
 

“Kau mau mati?!” bentaknya kasar padaku yang masih tengkurap di aspal tipis dengan kaki bergetar, syok. Sepertinya klakson mobil yang keras telah berhasil membuat tetangga sebelah berlari kecil kearah kami dengan tampang khawatir.
 

“Kenapa ini? Apa yang terjadi? Apa kalian terluka?” tanya tetangga yang sering kami panggil Paman Gil Seok itu.
 

Paman Gil Seok membantuku berdiri. Setelah itu tak satupun dari kami menjawab pertanyaannya. Sampai pada lelaki paruh baya itu memergoki Seung Hyun yang tampak menyembunyikan tangan kirinya.
Punggung tangan kirinya terluka. Tentu saja, kedua tangannya melindungi tubuhku dari permukaan aspal yang kasar saat tersungkur tadi.

Dia merintih ketika Eomma mengobati lukanya yang cukup serius karena terseret dan tertindih tubuhku. Aku tak tega melihatnya. Bermenit-menit kulalui dengan perasaan terbebani.
Satu lagi hal yang tak bisa dipungkiri : Eomma pasti marah, dan jika sudah begitu pasti tak ada dari kami yang mampu mengangkat kepala. Selain karena takut, kami selalu menghormati Eomma bagaimanapun keadaannya.
 

“Lihat hasil perbuatan kalian ini...”
 

“Ah, sakit, Eomma!” jerit Hyun merasakan perih sentuhan obat Eomma yang di dalamnya terkandung sedikit emosi.
Getir kurasa setiap kali mendengar rintihan Seung Hyun. Biar bagaimanapun dia adalah saudaraku, dongsaeng-ku satu-satunya. Jujur saja, aku tersentuh dengan sikapnya yang rela menolongku saat hampir tertabrak tadi. “Biar aku saja, Eomma”
Eomma beranjak meninggalkan kami. Mungkin beliau tidak mau tau lagi dengan kenakalan kami berdua. Aku segera menyambar obat dan kuoleskan perlahan ke bagian lukanya. Ia tak begitu merintih.
 

“Seharusnya kau cukup memberitahuku, tidak perlu sampai menghampiriku segala” kataku memulai pembicaraan.
 

“Waktu itu kau banyak bicara, takutnya tidak dengar. Nyatanya saja seperti itu...” lontarnya ketus sembari sibuk meniup luka. Apa saja yang keluar dari mulutnya selalu berhasil membatku kesal.
Aku berusaha sesabar mungkin menghadapinya, “Kalau begitu biarkan saja!”
 

“Tentu saja tidak” dia berhenti meniup, lalu mendongak kearahku. Sepasang mata yang selalu mengingatkanku pada ketegasan Abeoji itu menatapku lekat, “aku akan melindungimu”
Hening.
 

“Oh iya, maaf. Hmm, jaketmu sedikit robek...” aku dapat melihat jelas paras canggungnya yang menggemaskan itu.
 

“Dwasseo... lepaskan itu dan segera ganti bajumu”
 

Ia pergi ke kamar untuk berganti pakaian, setelah itu kembali menyandak Mp3 dan sehelai Headset, berleha-leha diatas kursi panjang di ruang tengah.
Diam-diam aku pergi ke kamarnya, berniat mencari jaket hoodie hitam-ku. Benar, lengan kirinya sobek. Tetapi bagiku itu bukan masalah lagi...

Flashback - END

***

Aku teringat. Setelah kejadian itu aku langsung menjahit bagian lengan yang sobek, lalu kusimpan rapi dalam almari. Sebagai kenang-kenangan atas kata-kata Hyun kecil yang begitu mengena dalam hatiku.
Hyun, aku semakin tak sabar menunggu kedatanganmu!

***

Thanks  for reading~
Yang udah baca dari awal sampe akhir, Leave a comment please! ^^

4 komentar:

  1. woa..
    FFnya simple tapi daebak thor!
    ^_^

    BalasHapus
  2. FF nya bagus lho...
    Kata-katanya rapi,, itu jadi nilai plus tersendiri :)

    BalasHapus
  3. Ehh,, ehh.....
    ini hello world yang di Bigbang Fanfiction itu kan? >.<
    OMGD..

    BalasHapus