ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Minggu, 11 November 2012

The Last Moment



Tittle : The Last Moment
Author : StephCecil
Genre : Sad Romance
Cast : Kwon Jiyong (BigBang) & Jung Seo as you (OC)
Lenght : Oneshoot



***



“ Dapatkah manusia sepertiku mengubah takdir ?
Karena jika bisa,,
Aku ingin bersamanya lebih lama lagi “

***

Jarum jam telah menunjukkan pukul 10 malam. Suasana di dalam dorm bigbang tampak sunyi meskipun 4 makhluk yang berada di dalamnya masih beraktivitas. Sang magnae sibuk mengutak-atik i-pod yang sedari tadi berada di genggamannya. Daesung dan Taeyang sibuk mengecek e-mail dari para penggemar di laptop mereka. Choi seunghyun, tetua mereka sedang syuting film dan tidak akan pulang ke dorm malam ini.  Sedangkan sang leader? Namja multitalented itu hanya menatap kosong kea rah jendela. Melamun. Entah hal apa yang ada di pikirannya.

“Ting Tong”

Tiba-tiba bel dorm mereka berbunyi. Menandakan adanya manusia yang menunggu di luar sana untuk dibukakan pintu. Namun tidak ada satupun dari keempat namja itu yang menghentikan aktivitasnya, sekedar untuk melakukan hal tersebut.

“Ting Tong”

suara bel berbunyi untuk kedua kalinya. Taeyang mendongak dan melirik sang magnae, memberi kode untuk membukakan pintu bagi tamu itu. Seungri mendesah pelan. Posisinya yang sebagai magnae memang membuatnya mau tidak mau harus melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan para hyung-hyungnya. Dengan enggan, ia meletakkan I-podnya di atas meja dan beranjak kedepan untuk membukakkan pintu. Dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati siapa tamu tersebut.

“ Jung Seo Chan ? “

Sesosok yeoja cantik berdiri di depan pintu. Kulitnya yang berwarna putih tampak pucat, rambutnya yang lurus panjang tergerai bebas, sedangkan tubuhnya yang kurus kering terbalut oleh baju khas rumah sakit.
Mungkin kalian bertanya-tanya siapa yeoja itu? Yah, yeoja itu bernama Jung Seo Chan. Dia adalah pasien dari rumah sakit yang terletak di dekat dorm Bigbang dan sekaligus merupakan yeojachingu dari sang leader Bigbang, Kwon Jiyong.

“ Mana Jingyo oppa ? “ tanya Jung Seo pada Seungri.

“ Eh,,, Jung seo ya.. Mengapa kau bisa berada di sini ? “ Seungri malah balas bertanya.

Jung seo tidak menjawab pertanyaan Seungri melainkan langsung menerobos masuk begitu saja ke ruang tengah. Tempat di mana para member melakukan aktivitasnya. Matanya menelusuri ruangan tersebut, mencari-cari dimana namjachingunya berada.

“ Jingyo oppa!!! “ Teriak Jung Seo sembari berlari kea rah Jiyong dan memeluk namja itu dari belakang. Jiyong yang sedang melamun secara otomatis terlonjak kaget ketika ada yang memeluknya. Ia pun menoleh dan dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati bahwa yang memeluknya itu adalah yeojachingunya sendiri, Jung Seo.

“ Ju-jung seo ? “ tanya Jiyong terbata-bata. Heran bercampur kaget.

“ Kenapa kau bisa ada disini ? “ lanjutnya.

Jung Seo cemberut.

“ Mengapa semua orang menanyakan hal yang sama ? “ balas yeoja itu.
Kemudian ia pun menghempaskan tubuhnya ke sofa di sudut ruang tengah Dorm Bigbang yang mewah. Ruangan itu didominasi oleh warna biru muda. Sofa, dinding, dan barang-barang di sana sebagian besar berwarna biru muda. Memberi perasaan yang menenangkan bagi siapa saja yang tinggal disana.

“ Kau belum menjawab pertanyaanku “ Jiyong bersikeras.

Jung Seo menghela nafas sejenak dan memainkan jari-jarinya sebelum ia menjawab pertanyaan namjachingunya itu.

“ Hum.. dokter mengijinkanku keluar malam ini “

“ Jinjjayo ? “  Jiyong curiga.

“ Oppa tidak percaya? Ya sudah kalau begitu aku kembali saja ke sana.. “  Jung Seo ngambek dan beranjak berdiri, seolah-olah akan pergi dari tempat itu.

“ E.. eits ! Kau mau kemana ? Baiklah aku percaya padamu! “ tukas Jiyong gelagapan.

“ Aku tidak mau! Wee… “ Jung seo menjulurkan lidahnya pada Jiyong dan mulai berlari menjauhi Jiyong.

“ Omo.. yeoja ini! “

Mereka berduapun saling berlari dan bermain kejar-kejaran layaknya anak kecil. Ekspresi gembira tampak jelas di wajah kedua insan itu. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena hanya dalam waktu singkat, Jiyong telah berhasil menangkap Jung Seo.

GREP
Jiyong mendekap erat yeoja itu dari belakang.

“ Gi-li-ran-ku “ desis Jiyong.
Wajah Jung seo sontak memerah. Ia kaget dengan perlakuan Jiyong yang tiba-tiba.

“ Op-oppa.. lepaskan aku “

“ Andwae.. “  Jiyong malah mempererat pelukannya.

“ Hiyaaa.. Jebal ! “

Jung Seo meronta-ronta. Mencoba melepaskan diri dari pelukan namjachingunya itu. Namun tentu saja itu tidak mungkin. Karena tenaganya kalah kuat dengan Jiyong yang seorang namja.

Nyut.

“ Aghh… “ Jung Seo mengerang.

Sontak Jiyong langsung kaget dan melepaskan pelukannya, khawatir dengan keadaan yeoja itu. Ia takut jika pelukannya tadi ternyata melukai Jung Seo.

“ Gwenchanayo ? “ Jiyong cemas.


***

Nyut.
Sakit.
Aigoo, kepalaku sakit sekali..
Aku mendongak dan kudapati jiyong oppa sedang menatapku khawatir. Aku bisa melihat dari sorot matanya yang teduh itu bahwa ia ketakutan. Yah, dia takut. Takut kehilanganku.


***

“ Gwenchanayo ? “ ulang Jiyong.

Jung seo memegangi kepalanya yang masih terasa sakit. Namun beberapa saat kemudian seulas senyum tersungging di wajahnya. Jung Seo mencoba terlihat setegar mungkin, setidaknya untuk saat ini. Di hadapan namja yang amat ia cintai.

“ Ah, anniya.. aku baik-baik saja oppa “ jawab Jung Seo.

“ Jinjja ? “

Jung Seo mengangguk perlahan. Jiyong hanya tersenyum tipis.
Hening.
Tiba-tiba suasana menjadi sangat canggung. Tidak ada seorang pun dari mereka yang berbicara. Jung seo tidak tahan dengan keadaan yang seperti ini. Maka ia pun memutar otaknya dan mencoba berpikir keras untuk mencari topik pembicaraan.

“ Eum… bagaimana hubungan Seungri dan Ha Ra ? “ tanya Jung Seo. Basa-basi.

“ Mereka? Mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih bulan lalu “ Jawab Jiyong.

“ Ha Ra dan Seungri memang sangat cocok kan, oppa ? “

“ Nee…. “

Mata Jiyong menatap ke arah jam yang yang ada di ruangan tersebut.
Pukul 11.30 PM .

“ Jung seo-ya ini sudah malam. Ayo kuantar kau kembali ke rumah sakit “ ujar Jiyong sembari berjalan ke arah pintu depan. Ia merogoh saku celananya, mencari kunci mobil.
Sementara itu Jung Seo hanya diam saja di tempatnya. Tak bergeming sedikit pun. Jiyong pun menatap yeojachingunya itu heran.

“ Kenapa kau diam saja di situ ? Oppa akan mengantarmu… “

Jung seo menggeleng keras. 

***

“ Oppa akan mengantarmu .. “

Aku menggeleng keras sebagai tanda penolakan.
Tidak. Aku tidak mau kembali ke sana. Aku benci berada di sana. Aku benci aroma rumah sakit, aku benci para uisa dan dokter yang selalu melarangku melakukan ini-itu, aku benci orang-orang yang menatapku dengan penuh rasa kasihan. Aku benci rumah sakit!
Kulihat Jiyong oppa mendesah perlahan. Raut wajahnya tampak sangat lelah. Jadwal mautnya itu nyaris membuatnya mati kelelahan. Dan sekarang, ia masih harus mengurusi yeojachingunya yang rewel. Mianhe oppa, tapi ijinkanlah aku untuk bersikap egois.. sekali ini saja.

“ Kalau begitu.. apa maumu ? “

“ Bisakah aku menginap disini malam ini ? “ tanyaku penuh harap.


***

“ Bisakah aku menginap disini malam ini ? “ tanya Jung Seo.

Jiyong menimbang-nimbang permintaan Jung Seo dalam hatinya. Apakah ia harus mengijinkannya atau tidak. Di satu sisi, ia tahu dirinya harus mengambil resiko yang cukup besar jika mengijinkan yeojachingunya itu menginap di dorm malam ini. Bagaimanapun juga, kanker otak sialan itu tidak akan mengerti sikon. Bisa kumat sewaktu-waktu dan jika itu benar terjadi, Jiyong lah yang akan disalahkan. Namun disisi lain, ia ingin bersama yeojachingunya itu lebih lama lagi.

“Tidurlah di kamar Seunghyun Hyung “

Jung Seo tersenyum lebar.

“ Arraseo oppa “ jawabnya.

***

01.30 PM
Ini sudah lewat tengah malam. Dan aku masih belum berhasil memejamkan mataku. Firasat buruk. Itulah yang kurasakan. Tiba-tiba mimpiku semalam seolah terputar kembali di otakku, bagaikan menonton film layar lebar.

Flashback
Dimana aku berada?
Kulayangkan pandangan mata ke sekelilingku. Hamparan rumput yang hijau tanpa batas terlihat bagai permadani hijau di mataku. Langit tampak cerah dan bunga-bunga indah bertebaran di mana-mana.
“ Jung Seo …. “
Sebuah suara menembus gendang telingaku. Seketika itu juga dapat kurasakkan bulu kudukku berdiri. Aku pun menoleh ke arah kanan dan kiri, mencari-cari sumber suara tersebut.
“ Si-siapa kau ?! “ aku mulai merasa ketakutan
“ Jung Seo… Dengarkan aku..“  
Jung Seo kebingungan. Apa yang harus ia dengarkan?
“ Waktumu tinggal sedikit lagi. Jadi, manfaatkanlah sebaik-baiknya “ pesan suara itu.
Tiba-tiba, tubuhku serasa ditarik masuk dalam sebuah pusaran angin yang gelap. Aku meronta-ronta mencoba melepaskan diri. Namun tak bisa. Terlalu kuat.
Flashback End


***

 
Krieeett…
Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Aku memberanikan diri mengintip, dan dapat kulihat sesosok namja sedang berdiri di ambang pintu. Walau diliputi kegelapan, namun entah bagaimana caranya aku dapat mengetahui bahwa namja itu adalah Kwon Jiyong.
Jiyong berjalan mendekat ke arahku. Dengan gugup akupun memejamkan mata. Berpura-pura tidur.

“ Jung seo-ah … “

Jiyong duduk di samping tempat tidurku dan membelai lembut rambut panjangku. Samar-samar kudengar deru nafasnya yang beraturan. Dapat kucium wangi tubuhnya yang khas itu, walaupun aku tau pasti jika jiyong oppa tidak pernah mengenakan parfum.
Namja itu menghela nafas dalam.

“ Bagaimana jika kau pergi meninggalkanku ? “ tanya Jiyong dengan suara lirih. Nyaris tak terdengar olehku.

Deg.

Tubuhku membeku. Dan seketika udara terasa dingin menusuk tulang.
“ Bagaimana aku mampu hidup tanpamu ? “

Tes.

Sebutir air mata jatuh menetes begitu saja.

"Apakah aku harus menyusulmu nantinya ? “ kali ini suaranya terdengar bergetar.

Aku menggigit bibir bawahku, setengah mati menahan tangis. Namun tidak bisa. Air mata itu meluncur begitu saja tanpa kuinginkan.
Tes.
Tes.
Berhenti.. kumohon berhentilah! Ini sungguh menyiksa. Tiba-tiba rasanya susah sekali untuk bernafas. Seperti ada gumpalan yang menyumbat tenggorokanku. Sesak.

“ Bisakah…  kau menemaniku saja selamanya? Bisakah kau melenyapkan rasa takut ini? Ini sangat memalukan. Aku takut. Takut kau akan meninggalkanku suatu saat nanti. Takut jika suatu saat nanti kau benar-benar pergi dan aku bahkan tidak sanggup hidup lagi… “

“ Jadi kumohon Tuhan.. jangan ambil dia.. “

Aku bisa mendengar orang yang sangat kucintai itu terisak.

Dia menangis.  Ini pertama kalinya aku melihatnya menangis. Selama ini, tidak pernah sekalipun ia meneteskan air mata itu. Dan kini, ia menangis…. Untukku. Air mata itu.. karenaku ?
Tidak ada yang kata-kata yang mampu melukiskan perasaanku saat ini. Ini terlalu menyakitkan. Aku mencintai Jiyong. Tidak. Aku sangat mencintainya. Aku tidak ingin berpisah dengannya. Namun mengapa takdir berlaku begitu kejam padaku? Dapatkah manusia sepertiku mengubah takdir? Karena jika bisa.. aku ingin bersamanya lebih lama lagi.
Tes.
Tes.
Tes.
Air mataku meluncur bebas. Kali ini aku merasa tidak mampu untuk menahannya lagi. Akupun menangis dalam kesunyian yang mencekam.

***

07.30 AM

Sinar matahari pagi menembus melalui celah-celah jendela kamar. Jung Seo menggeliat sejenak. Ia mencoba membuka matanya perlahan-lahan. Setelah dapat melihat dengan jelas. Ia pun memandangi keadaan di sekelilingnya. Hanya ada dirinya sendiri di kamar itu. Tampaknya ia ketiduran semalam ketika Jiyong pergi dari kamarnya. Yeoja itu bangkit dari tempat tidur dan memutuskan untuk keluar dari kamar.

Suasana dalam dorm Bigbang tampak sepi. Hanya terlihat Seungri yang sedang duduk di sofa ruang tengah dan lagi-lagi sibuk dengan I-podnya. Kelihatannya namja itu tidak bisa lepas dari benda elektronik tersebut.

“ Seungri-ya .. kemana semua orang ? “ tanya Jung Seo penasaran.

Seungri mendongak. Melepaskan perhatian sejenak dari I-Podnya dan menjawab pertanyaan Jung Seo.

“ Seunghyun hyung masih belum pulang, sedangkan Daesung dan Taeyang hyung sedang melakukan pemotretan untuk Jeju airplane pagi ini “ jawab Seungri.
Jung Seo pun mengangguk perlahan.

“ Eumm.. kau sendiri ? Tidak ada rencana apapun hari ini? “

“ Ah, hari ini aku ada kencan dengan Ha Ra “ jawab Seungri.
Warna wajah namja kyeopta itu berubah menjadi kemerahan. Ia selalu malu jika ditanyai tentang hal-hal yang berhubungan dengan yeojachingunya.

“ Ahh.. ne “ ucap Jung Seo sambil tertawa dalam hati. Lucu sekali, batinnya.
Baru saja Jung Seo akan beranjak pergi dari situ ketika ia teringat sesuatu yang penting.

“ Ngomong-ngomong, dimana Jiyong oppa ? “ tanya Jung Seo lagi.

“ Dia ada di dapur “

Jung Seo tersenyum tipis. Setidaknya jika ia tahu waktunya tinggal sedikit lagi. Ia harus menghabiskan tiap jam, menit, dan detik yang tersisa bersama orang yang dicintainya. Sehingga.. jika nantinya dunia sudah lelah padanya, ia memiliki kenangan indah yang tidak akan terlupakan. The last moment.


***
 
“ I know..
If love is painfull, but I can’t stop for loving you “

**

“ Jiyong oppa! “  Jung seo berlari kecil menuju ke dalam dapur dorm Bigbang.

Dapur dorm lelaki ? bisakah kalian bayangkan seperti apa rupa tempat itu? Satu kata : berantakan. Pring-piring dan gelas kotor menumpuk di bak cucian, bermacam-macam bumbu dapur berserakan dimana-mana.
Seorang namja tampan yang sedang sibuk mengaduk-aduk kopinya sontak terlonjak kaget. Saking kagetnya, Ia nyaris menumpahkan kopi tersebut.

“ OMO! Jung Seo-ah . Kau membuatku kaget setengah mati! “ Omel Jiyong sambil tersenyum manis.
Jiyong meletakkan kopi yang baru selesai dibuatnya itu di atas meja dapur dan berjalan mendekati Jung Seo. Ia pun menepuk-nepuk kepala yeoja yeoppo itu dengan perlahan. Seolah Jung Seo itu adalah anjing peliharaannya.

“ Gya.. Oppa. Aku bukan anak anjing! “ Jung Seo cemberut.

“ Kau anak anjing.. milikku “

DEG

Kata-kata yang baru terlontar dari bibir Jiyong itu seolah menohok ulu hati Jung Seo. Telak. Kini hatinya terasa pedih, ketika teringat jika hal tersebut tidak akan berlangsung dalam waktu yang lama.
Hening. Jung Seo jadi salah tingkah, bingung akan apa yang harus diucapkannya.

“ Kenapa kau diam saja, huh? Bukankah kau menemuiku karena ingin mengatakan sesuatu padaku? Atau jangan-jangan kau hanya ingin melihat wajah tampanku pagi ini? “ tanya Jiyong usil, lengkap dengan jurus andalan miliknya. Puppy Eyes.

Seketika itu juga mata Jung Seo terasa basah. Ingin sekali rasanya ia menangis sejadi-jadinya saat itu. Namun ia telah memutuskan untuk menghabiskan sisa-sisa waktunya dengan kebahagiaan, dengan senyuman. Dan bukan dengan air mata. Yeoja itu pun mengepalkan tangannya, berusaha untuk menguatkan diri.

“ Aigoo.. sejak kapan Oppa jadi senarsis ini ? “ Jung Seo membalas tingkah usil Jiyong.

“ Haha “ Jiyong hanya tertawa   

“ Oppa.. hari ini temani aku ya? “

“ Kemana ? “

“ Kemana saja.. sudah lama kan kita tidak menghabiskan waktu bersama ? “ pinta Jung Seo.
Jiyong mengangguk mengiyakan. Jung Seo tersenyum senang. Ia mau pergi kemana saja, asalkan bersama Jiyong. Walau ke ujung dunia pun, ia tetap akan pergi.

***
@Lotte World

“ Aigoo… perutku mual ! “
Jiyong membekap mulutnya berusaha agar tidak memuntahkan sarapannya tadi pagi. Perutnya terasa luar biasa mual dan pandangan matanya seolah berputar atau dengan kata lain, pusing. Bagaimana tidak? Namja itu telah naik roller coaster sebanyak dua kali atas desakan yeojachingunya. Padahal dia sangat membenci wahana tersebut.

“ Oppa! Kau ini bagaimana sih? Baru naik dua putaran dan kau sudah seperti ini? “ omel Jung Seo.
Keadaan Jung Seo berbanding 180 derajat dengan Jiyong. Jika jiyong terlihat seolah tidak mempunyai tenaga lagi, sebaliknya Jung Seo terlihat segar bugar. Dengan daya tahan tubuh seperti itu, yeoja itu mampu naik 10 putaran lagi.

“ aku berbeda denganmu… “ Jiyong mencoba membela diri sembari memegangi perutnya.

“ aishhh.. “  Jung Seo mendecakkan lidahnya.
Jiyong hanya meringis. Ia merasa sedikit malu pada Jung Seo. Sebagai seorang lelaki, seharusnya ia memiliki fisik yang lebih kuat. Dan bukannya sebaliknya seperti yang dialaminya sekarang.

“ kalau begitu belikan aku es krim! “ pinta Jung Seo tiba-tiba.
Mata jiyong langsung terbelalak kaget. Bagaimana mungkin yeoja itu tega melakukan hal seperti itu padanya? Untuk berjalan saja rasanya ia tak sanggup lagi. Bahkan bernafas pun sulit *author lebay

“ Mwo ? “

“ Oppa tidak dengar kata-kataku? Aku bilang, belikan aku es krim “ ulang Jung Seo.
Jiyong menggeleng-gelengkan kepalanya. Kalau tidak ingat bahwa yang menyuruhnya adalah yeojachingunya sendiri. Ia pasti tidak akan mau. Namun, pada akhirnya Jiyong pun bangkit berdiri.

“ Arraseo! “ kata Jiyong setengah hati.

Jiyong berjalan dengan enggan ke arah stand penjual es krim yang ada di taman hiburan itu. Sementara Jung Seo duduk menunggu di bangku panjang taman dan menghela nafas dalam-dalam.
Pikirannya kacau saat ini. Sejujurnya, ia belum siap meninggalkan dunia tempatnya berada sekarang. Belum siap berpisah dari Jiyong, namja yang amat dicintainya itu. Namun apa daya? Manusia tidak dapat mengubah takdir dan ia tahu betul akan hal itu. Ia memejamkan matanya. Mencoba menenangkan dirinya. Tiba-tiba sekelebat memori muncul dalam benaknya.


***
 
Flashback

“ Hiks.. hikss… “

Seorang anak kecil tengah sibuk mengais-ngais tanah di taman rumah sakit yang luas. Sesekali ia mengusap air matanya yang terus mengalir, membasahi wajahnya yang putih.
Tiba-tiba bocah lelaki yang kebetulan lewat dan melihat pemandangan tersebut menjadi heran. Apa yang ia lakukan disini? Pikirnya.  Bocah lelaki itu menjadi bimbang, apakah ia harus menemui anak itu dan menanyakan alasannya menangis karena siapa tau ia dapat membantu. Atau sebaliknya, mungkin ia bisa berpura-pura tidak tau. Namun pada akhirnya ia melangkahkan kakinya mendekati anak perempuan itu dan ikut berjongkok di sebelahnya.

“ Apa yang kau lakukan ? “ tanyanya.
Anak perempuan itu menoleh dan sekilas ia tampak terkejut. Kemudian, ia kembali fokus pada apa yang dilakukannya dan bertingkah seolah-olah ia sendirian di tempat itu.

“ Apa yang kau lakukan ? “ bocah lelaki itu bertanya lagi.

“ Aku mencari kalung.. “ jawab anak perempuan itu akhirnya.

“ Hiks.. hiks.. “ anak perempuan itu terisak.

“ Kenapa kau menangis ? “ tanya bocah lelaki itu dengan wajah polos.

 “ Itu.. kalung peninggalan ibuku ! “ jawab anak perempuan itu sembari mengusap air matanya sekali lagi.

Bocah lelaki itu jadi salah tingkah. Ia bingung apa yang harus ia lakukan, lagipula mustahil ia bisa menemukan kalung tersebut di taman seluas itu. Namun tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah benda panjang yang berkilauan ditempa sinar matahari sore yang terletak di bawah pohon, agak tersembunyi. Bocah lelaki itupun, beranjak berdiri dan mengambil benda itu. Sebuah kalung dengan liontin hati berwarna perak.

“ Apakah.. ini kalung yang kau cari ? “ tanya bocah itu.
Mata anak perempuan itu terbelalak kaget. Heran bercampur gembira.

“ IYA!!! Ini kalungku!! “ ucap anak perempuan itu sembari mengambil kalung itu dari genggaman tangan bocah lelaki.

“ baguslah, kalau begitu aku pergi dulu “ pamit si bocah lelaki. Ia berjalan meninggalkan taman, namun baru beberapa langkah ia pergi dari tempat itu, sebuah suara memanggilnya.

“ Tungggu!! Siapa namamu ? namaku JUNG SEO CHAN! “ teriak Jung Seo dengan suara keras, berharap si bocah lelaki dapat mendengar suaranya.
Si bocah lelaki menghentikan langkahnya sejenak. Ia pun berbalik sambil tersenyum lebar dan balas berteriak pada Jung Seo.

“ Namaku..  KWON JIYONG! “

***

Tanpa disadari setetes air mata mengalir membasahi pipi Jung Seo. Hatinya serasa ditusuk-tusuk. Amat sangat menyakitkan.

“Hei! “ sebuah suara menyadarkan jung Seo dari lamunannya, yeoja itupun buru-buru mengusap air mata dan memasang senyuman.

“ ji-jiyong ? kapan kau datang ? “

“ beberapa detik yang lalu “ jawab Jiyong sembari tersenyum lebar. Namja itupun memberikan salah satu es krim yang dibawanya pada jung Seo.

“ Pesananmu “ Jung Seo mengangguk dan mengambil es krim itu.

“ Oppa.. sebentar lagi, kita ke pantai ya ? “ tanya Jung Seo.

“ Kau tidak lelah ? “

“ Anniya… aku ingin ke pantai! “ Jung Seo menggeleng cepat.

Jiyong menghela nafas dalam. Sebenarnya ingin sekali ia menolak permintaan Jung Seo. Namun berhubung ia sangat menyayangi yeoja itu, ia tidak sanggup melakukannya. Jadi, walaupun tubuhnya terasa sangat lelah saat ini, ia tetap akan menyetujui permintaan yeojachingunya.

“ Arraseo.. “

***

“ Hiyaaa…!!! Pelan-pelan oppa!! “ teriak Jung Seo histeris saat Jiyong tengah menggendongnya dan berlari dengan cepat menyusuri pinggiran pantai.
Jiyong tersenyum puas. Senang bisa mengerjai yeojachingunya.

“ Kau memaksaku naik wahana yang paling kubenci tadi. Ini pembalasanku! hahahha!! “ tukas jiyong. Berpura-pura kejam.

“ Aigoo…!! Turunkan aku sekarang! “ 

“ Tidak akan! “

“ Oppa!!! “

“ Hahhahhahahahahahha !! “

***

Sepasang manusia tengah duduk di pinggir pantai. Menikmati angin laut yang berhembus sepoi-sepoi. Langit tampak indah dengan warnanya yang kebiru-biruan, sungguh menyejukkan hati.

“ Oppa..  jika aku pergi.,,, “ Ucap jung Seo, namun kata-katanya segera dipotong oleh jiyong.

“ Aku tidak mau mendengar kelanjutan kata-katamu “  Jiyong memalingkan mukanya.

“ Jika aku pergi..  berjanjilah padaku kau akan menemukan yeoja lain, yang jauh lebih baik dariku. Arraseo ? “

Jiyong hanya diam saja. Bagaimana mungkin aku bisa mencari yeoja yang lebih baik darimu? batinnya.

Oppa.. berjanjilah padaku.. “ setetes air mata mengalir turun membasahi pipi jung seo. Sebenarnya, ia sama sekali tidak sanggup dan mungkin tidak akan pernah sanggup melihat jiyong bersama yeoja lain selain dirinya sendiri. Namun demi kebahagiaam Jiyong apapun rela ia lakukan, bahkan jika harus mengorbankan kebahagiaannya sendiri.

***
“The time is OUT “
***

“ Oppa ? “
“ Ne.. “ kata Jiyong lirih, nyaris tak terdengar.
“ Baiklah kalau begitu.. aku bisa pergi dengan tenang sekarang. “
“ Ju-jung seo ? apa maksudmu ? “ Jiyong segera menoleh dan mendapati Yeoja itu tengah memejamkan matanya, nafasnya terengah-terengah.
“ JUNG SEO! “

***

Tes.
Tes.
Tes.

Aku menangis lagi. Entah mengapa akhir-akhir ini aku menjadi yeoja cengeng. Padahal pada kenyataannya aku benci menangis. Namun, aku tidak bisa mengontrol air mata ini jika teringat akanmu Jiyong.. Semoga kelak kau akan menemukan yeoja lain. Yang jauh lebih baik dariku dan bisa menemanimu, merawatmu hingga tua nantinya. Terimakasih, terimakasih karena selama ini kau sudah menjagaku dan mencintaiku dengan sepenuh hati, dan juga maafkan aku karena aku tidak bisa menjadi yeojachingu yang baik untukmu.
Jeongmal… saranghae Jiyong..
Yeongwonhi.,, (selamanya).

***

“ JUNG SEO!!! “ teriak Jiyong putus asa. Namja malang itu mengguncang-guncangkan tubuh Jung Seo yang kini sudah tak bernyawa lagi. Air mata membanjiri wajahnya yang putih. Ia pun memeluk tubuh yeoja itu dengan penuh kasih sayang.
“ Bagaimana kau tega meninggalkanku seperti ini ? “ desis jiyong lirih.

***

“ And I must say..
GOOD BYE .. “

The End.

2 komentar:

  1. So sweet, jul..
    Amazing, jul...
    #Kerenbanget,thor !!!
    D;tunggu next ff nya ya ...
    :D

    BalasHapus
  2. kyaaa..
    ngefans aku be elu, min jul xD
    daebaak!!

    BalasHapus