ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Kamis, 25 Oktober 2012

Love OR Hate ?! [1/2]




Tittle : Love OR Hate ?! [Chapter 1/2]
Main Cast : Lee Chaerin (2NE1) & Kwon Jiyong (BigBang)
Genre : Romance
Rating : G
Lenght : Double shoot 
Author : StephCecil
PS : Sebenernya masih banyak tanggungan FF  yang belum kelar ._.V . Tapi pas mau ngelanjutin FF-FF itu otak berasa buntu dan gak da inspirasi #PLAK. Jadinya, tercipatalah FF satu ini. Oyah. jangan lupa COMMEN setelah baca atupun sekedar memberi reaksi. Gomawo ^^ *bow

***


Lee Chaerin POV

Lagi-lagi kulihat wajah namja itu penuh dengan luka-luka, pasti karena berkelahi lagi. Apa tak ada hal lain yang bisa dia kerjakan selain berkelahi?

Sayang sekali, padahal menurutku wajahnya cukup tampan.  Dengan kulitnya yang putih susu dan matanya yang entah mengapa mirip dengan mata kucing. Namun kurasa tidak akan ada yeoja yang ingin menjadi yeojachingu namja itu oleh karena predikatnya sebagai seorang trouble maker. Aku sendiri nyaris tak pernah peduli dengan kehadirannya, meskipun pada kenyataannya dia adalah teman sekelasku. Kwon Jiyong.


“ Lee Chaerin. Majulah! Kerjakan Soal nomor 3! “ suara Daesung sonsaengnim sukses membuatku tersentak kaget.
Soal nomor 3? Aku melirik sekilas kearah papan tulis yang terletak di depan kelas.

“Hmm,, soal penghitungan variable rupanya” batinku.

Aku tersenyum meremehkan. Ini terlalu mudah bagiku yang notabene murid terpandai di sekolah ini. Bahkan aku adalah lulusan terbaik di SD dan SMP ku. Dengan penuh percaya diri aku melangkah ke depan kelas dan mengerjakan soal tersebut. Hanya dalam waktu singkat, aku berhasil menemukan jawaban dari angka-angka yang bagi orang lain terlihat membingungkan itu.
Daesung sonsaengnim tampak mengecek sebentar jawabanku sebelum akhirnya membenarkan

“ Benar sekali, kau boleh kembali ke tempatmu “  ujarnya.

Aku pun berjalan kembali ke tempat dudukku, diiringi pandangan sinis dari semua murid-murid lain. Mungkin mereka iri dengan kemampuan otakku yang di atas rata-rata. Ckkckckck.
Segera setelah mendaratkan pantatku di atas kursi, aku melirik namja itu sekadar mengintip reaksinya. Dan betapa terkejutnya aku ketika mendapati bahwa namja itu tengah tertidur pulas. Samar-samar dapat kudengar deru nafasnya yang beraturan. Terdapat sedikit keinginan dalam hatiku untuk mengadu pada daesung Sonsaengnim. Namun entah mengapa, pada akhirnya kuurungkan niat tersebut.

***

Author POV

Siang itu langit tampak kebiruan dan matahari bersinar cerah seakan sedang menunjukkan kebolehannya. Seorang gadis berambut pirang dan berpostur ideal melangkahkan kakinya  menyusuri jalanan seorang diri. Yeoja itu masih mengenakan seragam sekolah dan sebuah tas ransel berwarna pink dengan setia menempel di punggungnya. Beberapa saat kemudian, ia berhenti sejenak dan menepuk dahinya seolah melupakan sesuatu yang penting. Sesekali berbagai jenis makian keluar dari mulut yeoja cantik tersebut.

“ Sialan ! Aigoo,, bagaimana mungkin ini bisa terjadi ? “  umpat gadis itu kesal.

Kekesalan tampak jelas menyelimuti wajah Lee Chaerin. Berkali-kali ia menatap handphonenya yang mati, berharap benda itu akan menyala. Namun Percuma saja, benda mungil itu masih juga tak mau 
menyala.

“ Bagaimana bisa bukuku ketinggalan di sekolah huh? Dan lagi, mengapa benda sialan ini mati di saat sepenting ini? “  ujar Chaerin.

Tadinya yeoja itu berharap bisa menelepon temannya yang mungkin masih ada di sekolah saat ini untuk mengambil buku miliknya yang tertinggal di kelas. Namun kini tampaknya yeoja itu harus mengambilnya sendiri. Padahal ia sudah setengah jalan menuju ke rumah.
Lee Chaerin mendengus jengkel dan sedetik kemudian dia berlari kembali ke sekolah. Rambutnya yang pirang tergerai berkibas-kibas mengikuti gerakannya. 


***


Dengan setengah mengendap-endap Lee Chaerin berjalan menyusuri lorong sekolah, tempat itu tampak sepi dan tak ada tanda-tanda hadirnya seorang manusiapun disana.  Beberapa saat kemudian yeoja itu sudah sampai di depan kelasnya. Tangannya terjulur hendak membuka pintu ruangan tersebut. Namun kemudian Chaerin menyadari jika pintu itu tidak tertutup sepenuhnya. Ia pun memberanikan diri untuk mengintip lewat celah yang ada. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat seorang namja sedang memetik gitarnya dengan lembut. Alunan melodi yang begitu merdu menembus gendang telinga Chaerin saat namja itu mulai bernyanyi. Tanpa disadarinya Chaerin tengah memejamkan mata menikmati tiap nada yang didengarnya.

“ Uyeonhi gireul geotda ne namjal bwasseo
Hoksina haetdeon nae yegami majasse
Nega jun banjireul ppaego hanjjogen paljjangeul kkigo
Geunyang yeogikkajiman malhalge….
Geunde ohiryeo neoneun naege hwareul nae
Geuneun jeoldaero geureol riga eopdae

Naneun ne nunchil salpigo naega jal mot bon georago
Geurae neol wihae geojitmalhalge
Oh nal mollajuneun nega miwo i gidarimi sirheo
Geu son ije noheurago
Nega seulpeohal ttaemyeon naneun jugeul geotman gatdago baby… “
(G-Dragon  ~ That XX)

Tiba-tiba namja itu berhenti bernyanyi, secara otomatis Chaerin membuka matanya yang sedari tadi terpejam. Dan didapatinya Namja itu tengah menatapnya  tajam. Dari raut wajahnya yang kesal, sudah bisa ditebak bahwa namja itu merasa Chaerin telah mengganggunya. Ditatap seperti itu, Chaerin hanya bisa berdiri diam terpaku di tempatnya. Chaerin ingin pergi dari tempat itu, namun entah mengapa tubuhnya terasa beku dan tak mampu digerakkan.

“ Apa yang kau lakukan disini ? “

Chaerin tak mendengarkan pertanyaan Jiyong. Ditatapnya mata Kwon Jiyong yang tajam setajam silet.

“ Seperti mata kucing ” batin Chaerin.

Wajah Kwon Jiyong yang terpapar sinar matahari membuat yeoja itu terpesona. Diamatinya setiap detil yang terdapat pada wajah namja tersebut. Mulai dari Matanya yang tajam, hidungnya, hingga bibirnya yang mungil dan berwarna kemerahan. Ditambah lagi kulitnya yang putih seputih susu.
DEG. Jantung Chaerin berdegup kencang. Sepanjang hidupnya, belum pernah sekalipun ia mengalami hal seperti ini.

“ Kau tidak bisa mendengarku ? “ Namja itu bertanya pada Chaerin untuk kedua kalinya.

Chaerin tersentak kaget. Pertanyaan Jiyong membuat yeoja itu tersadar dari lamunannya. Chaerin membuka mulutnya. Seolah hendak mengatakan sesuatu. Namun, belum sempat ia mengatakan apapun. Jiyong sudah mengusirnya pergi.

“ Pergilah ! Kau mengangguku “ bentak Jiyong.

Dibentak seperti itu, Chaerin menjadi malu dan serbasalah. Wajahnya memerah. Kemudian tanpa dikomando, ia berbalik arah dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut. Tanpa mengucapkan sepatah katapun.

“ Apa-apaan yeoja itu ? “ desis Jiyong. Namun, seulas senyum tersungging di bibirnya.


***


Deg.. deg.. deg..
Jantung Chaerin masih tak mau bekerja secara normal. Pikiran yeoja cantik itu terbayang-bayang akan kejadian yang dialaminya siang tadi. Yah, pertemuan yang sama sekali tak diduganya dengan Kwon Jiyong. Namja yang selama ini ia abaikan keberadaannya.

“ Apa itu tadi ? Aigoo.. “ Chaerin mengacak-ngacak rambut pirangnya dengan gemas. Sehingga rambutnya menjadi berantakan. Walaupun begitu, masih tak bisa melenyapkan kecantikan yeoja tersebut.

Bagaimana bisa seorang Lee Chaerin terpesona dengan namja seperti itu?  Mungkin itulah yang ada di pikiran Chaerin saat ini. Lebih tepatnya lagi, bagaimana mungkin yeoja terpandai seperti dia bisa jatuh cinta dengan seorang Kwon Jiyong?
Chaerin menggeleng-gelengkan kepalanya – entah untuk keberapa kalinya malam itu. Berusaha menyingkirkan pikiran aneh dari otaknya.


***


Daesung sonsaengnim sedang sibuk menerangkan sesuatu di kelas. Tangannya bergerak-gerak sembari menjelaskan pelajaran. Namun, seperti biasanya sebagian besar para murid jauh lebih senang untuk melamun atau bahkan tidur. Sementara itu, Lee Chaerin asyik menulis sesuatu di halaman paling belakang bukunya. Membuat coretan-coretan yang tidak penting, sekadar untuk mengisi ‘waktu luang’ yang dimiliki yeoja tersebut.

Tiba-tiba segumpal kertas melayang ke mejanya.

Chaerin melirik ke arah kanan dan kirinya. Mencari seseorang yang mencurigakan. Yang bisa ia tuduh sebagai orang yang melampar kertas tersebut. Namun tidak ada seorangpun yang tampak mencurigakan di matanya. Maka dengan perlahan ia membuka gumpalan kertas yang diremas-remas tersebut dan membaca isinya :

Anyeong..
Chaerin menaikkan sebelah alisnya dengan heran. Penasaran dengan maksud tulisan yang tertera di kertas lusuh tersebut. Maka ia pun menoleh ke arah kanan dan kirinya sekali lagi. Sekadar memastikan. Namun tetap saja, ia tidak menemukan seorang pun yang mungkin melempar pesan itu.
Chaerin tersenyum tipis.

***


Mata Chaerin terbelalak lebar, seolah akan segera meloncat keluar dari tempatnya. Ia sama sekali tidak percaya pada apa yang baru saja didengar oleh telinganya sendiri. Kemudian ia mencubit lengannya untuk membuktikan bahwa ini bukanlah mimpi.

“ Auw “ Chaerin kesakitan.

Ternyata ini bukan mimpi.. aku benar-benar akan sekelompok dengan namja itu ? batin Chaerin.

“ Lee Chaerin dan Kwon Jiyong. Kalian sekelompok “ tegas Daesung sonsaengnim sekali lagi ketika melihat raut wajah Chaerin yang tampak jelas kebingungan.

Chaerin segera menoleh dan melihat Kwon Jiyong. Sekedar untuk mengetahui bagaimana reaksi namja itu. Diluar dugaan, Kwon Jiyong hanya memasang ekspresi datar atau bisa dibilang masa bodoh.
Aigoo, memangnya apa yang kau harapkan?! Baboo Chaerin..

***

“ HEI, Kwon Jiyong!! “  teriak Chaerin putus asa saat ia memanggil namja yang bernama kwon Jiyong itu entah untuk keberapa kalinya.
Jiyong akhirnya berhenti berjalan dan menoleh ke belakang. Dilihatnya wajah Chaerin yang tampak kesal.

“ Waeyo ? “ tanya Jiyong enggan.

“ kapan kita akan mulai mengerjakan tugas kelompok yang diberikan Daesung Sonsaengnim ? “ tanya Chaerin akhirnya.
Jiyong hanya mendengus dan menaikkan sebelah alisnya. Ia menatap Chaerin dengan pandangan 
tidak percaya.

“ Kau pikir aku akan mau mengerjakannya ? “ ujarnya.

Chaerin kaget bercampur heran. 

Apa maksudnya… dia menyuruhku mengerjakan semua ini sendirian ? “ batin Chaerin.

“ Jadi kau… “

“ lakukan saja sesukamu ! “ kata Jiyong seraya pergi dari tempat itu, sedangkan Chaerin hanya bisa melongo mendengar perkataan Jiyong.

***

Jarum jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam. Tampak seorang namja sedang duduk di ujung tempat tidur. Namja itu tengah sibuk dengan pikirannya sendiri. Matanya memandangi bulan yang terlihat sangat terang dari balik jendela kamarnya.

“ Lee chaerin..  kau baboo sekali.. Kau sama sekali tidak mengingatku ? “  desis Kwon Jiyong lirih.

***
To Be Continued ..

3 komentar:

  1. eh, tulisannya jadi "annyeong"?
    aku kira "saranghae"._.

    BalasHapus
  2. bagus thor, bahasa penjelasannya bagus tapi mudah di mengerti, lanjut yah.

    BalasHapus
  3. ahhhh .... bikin penasara endingnya .... :D
    penasaran sebenarnya ada hubungan apa Chaerin sama Jiyong ??
    ditunggu kelanjutannya ya thor :D

    BalasHapus