ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Senin, 06 Oktober 2014

12 Black Pearls [Chapter 2]




 12 Black Pearls [Chapter 2]

by Stephcecil
Genre : Fantasy, Brothership || Cast : All EXO member + Wu Yi Fan || Lenght : Chaptered
A/N : Setelah beberapa halangan akhirnya saya lanjutin ini --V maaf kalo chapter ini kurang panjang.
Summary : "Pemuda itu melakukan sesuatu yang mustahil, seolah ia tengah mengadakan pertunjukan sulap, dan berhasil membuat para penonton tercengang dengan triknya."
Previous Chapter : 1



***12 Black Pearls***


Kris dan Tao sontak melangkah mundur. Mereka terlampau kaget akan hal diluar akal sehat yang baru saja terjadi, di depan matanya sendiri. Tidak terkecuali keempat orang lain yang ada disana, mereka dilanda keterkejutan tingkat tinggi, masing-masing berusaha mencerna hal mustahil ini.

Baekhyun menurunkan tangannya, diiringi cahaya putih yang semakin memudar dan kemudian menghilang, membuat para calon pengendali itu menghembuskan napas lega. Makhluk Byun hanya menampakkan senyum separuh, puas akan reaksi mereka terhadap ‘pertunjukkan’ yang baru ia lakukan. Ia pun melangkah mendekati Kris, entah dari mana ia mendapat firasat jika dialah sang biang kerok di balik pertikaian tak imbang tadi. Kris menelan ludah ketika jarak diantara mereka tidak sampai 1 meter, dan Baekhyun berkata, atau lebih tepatnya mendesis, “ Sebaiknya kau tahu batasanmu. “

Suara gemeletuk gigi samar terdengar melalui indra pendengaran Baekhyun, yang hanya ditanggapinya dengan sikap tenang. Seolah ia tidak memicu hal buruk apapun. Pria penyandang marga Wu itu menatap tajam Baekhyun, begitu tajam seolah mampu menembus pori-pori . Seandainya tatapan dapat membunuh, pasti ia telah terkapar tak bernyawa. Namun bibir Kris tetap terkatup rapat, bergetar hebat, sibuk menahan makian, beribu pertanyaan, dan jerit khawatir meluncur dari sana.

Diluar dugaan, Baekhyun balas menatap manik hitam itu dalam diam, tenang , seraya menyunggingkan senyum tipis. Karena ia dapat melihatnya, jauh di dalam sana, terselubung segumpal tanda tanya, dengan kadar melebihi rasa takut dan dendam.

“ Tenanglah, aku bukan orang jahat. “ ujar Baekhyun yang direspon Kris dengan dengusan. Pria di sebelahnya, Huang Zitao, diam tak bergeming di tempat. Namun melalui sudut matanya, ia dapat melihat kedua telapak tangan yang terkepal erat, menampakkan buku-buku jari yang memutih. Tao seolah siap melayangkan pukulan kapan saja, namun ia terlalu takut untuk melakukan hal itu. Tentu saja, insting di dalam diri Tao menyatakan jika ‘lawan’ kali ini bukanlah manusia biasa. Bahkan ia ragu dengan identitas Baekhyun. Tindakannya diluar batas kemampuan makhluk tertinggi ciptaan Tuhan, bukan?

Ketegangan mendominasi. Atmosfer tak nyaman terasa kental meliputi udara di sekitar mereka. Xiumin-chen-Kai terasuki kegelisahan mendalam. Mereka tidak tahan dengan situasi ini, dan dorongan dalam hati membuat mereka ingin bergerak melakukan sesuatu. Namun kekhawatiran muncul menentang keinginan tersebut, rasa takut jika sebuah tindakan malah menimbulkan keadaan memburuk. Kyungsoo duduk bersandar pada dinding lapangan olahraga –indoor- darah mengalir dari sudut bibirnya, yang disekanya dengan kasar. Ia menggigit bibir bawahnya tanpa menghiraukan perih yang menerpa. Perasaan bersalah mulai menyergap, bagaimana jika kawan-kawannya terluka karena berusaha melindunginya?

Tiba-tiba saja Kai –yang sedari tadi diam- beranjak berdiri dari posisinya, membuat kerutan terlukis pada kening Kyungsoo, penasaran dengan maksud tindakan Kai. Diiringi ketiga sorot mata yang menatapnya penuh tanda tanya sekaligus khawatir, Kai melangkah mantap mendekati ketiga orang yang seolah siap melakukan baku hantam kapan saja. Tao memicingkan mata, menatap remeh sosok Kai yang kini telah berdiri di dekatnya.

“ Makhluk seperti apa kau ini? “ ia bertanya langsung, dan seketika manik hitam Baekhyun membulat sempurna. Mungkin terkejut dengan keberanian Kai. Kemudian tanpa diduga, Baekhyun merespon dengan seulas senyum ramah. Kai semakin kebingungan, sebab bukannya nada tersinggung, namun nada ramah yang terasa kental ia dapatkan, ketika Baekhyun balas berkata, “ Aku? Aku makhluk yang sama sepertimu.” Ia memberi jeda sebelum akhirnya menambahkan, “ kita semua makhluk yang sama. “

Kai dapat menangkap sesuatu yang misterius di balik ucapan Baekhyun. Ia tidak tahu apa itu. Namun sesuatu dalam hati membuat ia yakin jika sesuatu itu berbahaya, rentan, dan menarik. Ia menjawab, “ Apa kau yakin kau manusia? “ sarkasnya.

Baekhyun menghela napas. Jengah. “ Aku tidak bilang jika aku manusia. “ perlahan senyum ramah itu memudar, tergantikan oleh ekspresi serius. “ Dan kau, kau sama sepertiku. “

Kai mengernyitkan dahi, mencoba mencerna makna perkataan tersebut. Namun percuma saja, karena sekeras apapun ia berpikir, tidak ada jawaban yang muncul dalam otaknya. Hingga akhirnya ia berkata, " Aku tidak mengerti apa maksudmu. Tapi yang jelas aku manusia. “

Baekhyun terkekeh kecil. Dan Kai tidak menangkap sarkasme ataupun sindiran disana. Yang ada hanyalah kegelian mutlak. Ia semakin tidak mengerti apa yang tengah terjadi, “ Kenapa kau tertawa? Ada yang lucu? “

Sang lawan bicara berdeham sejenak, memulihkan diri dari tawa yang sempat merasuk. Dan anehnya, senyum ramah itu tetap ia pertahankan. Ia menggeleng pelan menolak pernyataan Kai, “ Tidak. Kau bahkan tidak mengenal dirimu sendiri. “

“ Aku masih tidak mengerti apa yang kau bicarakan. “

“ Benarkah? Maka akan kubuat kau mengerti. “ desis Baekhyun diiringi seringaian.

Kai kembali meneguk ludah ketika Baekhyun memperkecil jarak diantara mereka. Kemudian ia menempelkan sebelah tangannya di dada Kai. Kai jelas terkejut. Namun entah mengapa ia tidak menghindar, ia hanya membiarkan pemuda itu melakukan apa yang dia inginkan. Kai mengamati Baekhyun yang kini memejamkan mata. Dan beberapa detik kemudian, sensasi panas mendominasi bagian kiri dadanya. Jantungnya berdebar kencang melampaui batas normal. Aliran darahnya berdesir tak karuan. Kemudian Baekhyun melepas tangannya, dan kai menjatuhkan diri dengan posisi berlutut. Tangannya mencengkeram erat bagian atas kausnya, tepatnya di bagian dada. Tampak jelas melalui ekspresi wajahnya jika ia tengah menahan rasa sakit yang teramat sangat. Ia mengerang.

Perlahan sensasi itu memudar, seiring dengan detak jantungnya yang berangsur normal. Ia mencoba menghela napas, sulit memang, namun ia berhasil. Lalu Kai menengadahkan kepala, demi melihat sosok Baekhyun yang kini berdiri tegak di hadapannya. Senyum ramah itu masih belum lenyap, dan tetap ia pertahankan ketika mengulurkan tangannya, hendak memberi bantuan bagi Kai untuk berdiri. Sebenarnya ia enggan, namun kedua tungkai kakinya terasa luar biasa lemas, hingga akhirnya ia menyambut uluran tangan tersebut. Kai sedikit terkejut ketika merasakan tangan Baekhyun yang terkesan dingin.


“ Ap-apa yang baru saja kau lakukan padaku? “ tanya Kai di sela-sela napas terengahnya. Baekhyun mengedikkan bahu sembari melepaskan tautan tangan mereka, karena kini kai telah dapat berdiri tegak.

“ Bagaimana jika kau cari tahu sendiri? “

Sebelah alis Kai terangkat seketika. Heran, “ Bisakah kau berhenti mengatakan sesuatu yang tidak jelas?” balasnya. Baekhyun tertawa kecil, “ Kupikir kau belum juga menyadarinya. “

Hening sejenak. Kai tidak tahu respon apakah yang patut ia berikan. Baekhyun terus saja mengatakan sesuatu yang membuat ia dilanda kebingungan. Begitupun dengan kelima orang lain yang juga berada di sana, mereka tetap bungkam. Diam tak bergeming menyaksikan adegan tersebut, dengan indra pendengaran yang ditajamkan. Tidak tahu harus berkata apa. Tidak tahu pula harus melakukan apa.

“ Tutup matamu. Berkonsentrasilah. “ suara bernada serius Baekhyun seketika memecah keheningan. Meski tidak mengerti apapun, Kai enggan untuk membantah. Hingga akhirnya ia melakukan apa yang diperintahkan pemuda itu. “ Kau memiliki kekuatan, panggil kekuatan itu dalam hati. “ ia kembali memberi intruksi. Dan sekali lagi, -walau merasa sedikit aneh- Kai mematuhinya.

Ia pun memejamkan mata. Dan mencoba berkonsentrasi meski sesungguhnya ia tidak mengerti harus berkonsentrasi pada hal apa. Akal sehat Kai seolah berseteru dengan tindakan yang ia lakukan. Namun hanya butuh beberapa saat hingga sesuatu dalam diri Kai bergejolak brutal. Kai terperanjat. Terkejut. Ia berusaha keras agar tidak terlonjak kaget dan seketika mengaktifkan indra penglihatannya. Kai terus berjuang untuk berkonsentrasi, dan kali ini ia sedikit mengerti, mungkin pemuda aneh tadi meminta ia mengontrol gejolak tak wajar ini.

Tiba-tiba sesuatu di luar akal sehat kembali terjadi. Dan kali ini, Baekhyun bukanlah pelakunya. Namun Kim Kai. Pemuda itu melakukan sesuatu yang mustahil, seolah ia tengah mengadakan pertunjukan sulap, dan berhasil membuat para penonton tercengang dengan triknya. Ya, seandainya dia memang sedang melakukan suatu trik. Tapi hal yang terjadi sekarang sungguh berbeda. Dan Kai sendiri bahkan tidak sadar apa yang ia lakukan. Yang jelas, tindakannya membuat bulu kuduk kelima orang di sana meremang seketika. Kecuali satu orang yang kini sibuk memasang seulas senyum misterius, Byun Baekhyun.

Kai menghilang, dan muncul kembali di sudut lain lapangan.

Mustahil.

***12 Black Pearls***


Ketujuh orang itu berkumpul, duduk bersila di tengah lapangan, membentuk pola lingkaran. Disana ada Byun Baekhyun sebagai pusatnya. Masing-masing indra pendengaran ditajamkan, sibuk mencerna berbagai kalimat yang meluncur dari bibir Baekhyun. Melalui apa yang Ia ucapkan, terlontar hal-hal tidak logis, mustahil, dan tidak wajar. Intinya, semua berada di luar batas pemikiran akal sehat mereka.

Hingga jarum jam terus bergeser ke kanan, hitungan detik berubah menjadi menit, dan Baekhyun pun menutup penjelasan panjang lebarnya, “ Jadi, jika kalian merasakan para penjaga black pearl lain di sekitar kalian, maka aka nada sensasi aneh dalam tubuh. Dan untuk membangkitkan kekuatan black pearl mereka, hanya lakukan persis seperti apa yang kulakukan tadi.”

Setelah ‘pertunjukkan sulap’ dengan Kai sebagai kelinci percobaan tadi, Baekhyun memang telah mengaktifkan kekuatan black pearl Kelima orang lainnya. Walau mereka tampak ragu dan tidak percaya, namun mereka mematuhi segala intruksi Baekhyun. Dan kini, ia tengah menerangkan segalanya. Identitas diri Baekhyun, maksud dan tujuan ia kemari, dan siapakah diri mereka sebenarnya.

Xiumin menaikkan sebelah alisnya, kerutan pun muncul menghiasi dahi pemuda itu. Menandakan jika dirinya belum memahami penjelasan Baekhyun, “ Bagaimana…? “

Byun Baekhyun mengalihkan pandangan, menatap seorang hyung yang kini diliputi penasaran mendalam. Ia tersenyum simpul nan ramah sebelum menjawab, “ Cukup rasakan, dan kerahkan kekuatan kalian sendiri. Ini memang sulit jika hanya diterangkan melalui kata-kata. Namun sesungguhnya itu sanngat mudah ketika dilakukan. “

Xiumin hanya merespon dengan anggukan. Walau pada kenyataannya ia belum 100% paham, tapi setidaknya dia telah menemukan secercah titik terang, tidak gelap gulita seperti tadi. Ia mulai sedikit mengerti.

“ Aku tahu hal ini pasti terasa mustahil, mendadak, dan tidak masuk akal. Tapi apa yang aku ucapkan ini bukanlah omong kosong belaka. Ini benar. Aku tidak berbohong. “ Baekhyun mendesah pelan ketika melihat wajah-wajah yang tampak belum begitu mempercayai perkataannya. Meski bukti telah ia tunjukan, dan kata-kata penjelasan telah ia lontarkan.

Tidak ada yang membalas maupun merespon Baekhyun. Keenam orang itu masih berdiam di tempat. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Siapakah mereka sebenarnya? Baekhyun baru saja memberi jawaban yang berbeda. Setelah belasan tahun kehidupan mereka, terbiasa dengan jawaban ini: mereka hanyalah manusia biasa. Tentu saja mereka memerlukan waktu untuk percaya, untuk mencerna dan mengolah segalanya dalam otak.

Tiba-tiba suara berat itu memecah kesunyian, Kris menggeram kesal, “ Aku tidak percaya dengan omong kosong ini. Kau pasti berusaha membodohi kami dengan trik sulapmu. “ ia berkata seraya beranjak dari posisi duduknya. Huang Zitao, yang sempat menatap bingung ke arah gege nya, kini juga ikut berdiri.

Baekhyun tidak menjawab. Ia tetap bungkam, bahkan ketika langkah kaki Kris dan Tao membuat jarak diantara mereka tidak sampai satu meter.

“ Dan jangan harap kau dapat semudah itu menipuku. “ sudut kanan bibir Kris terangkat, membentuk senyum separuh yang terkesan sinis. Kemudian ia mendengus dan melenggang pergi dari gedung olahraga. Tao pun mengekor di belakang, lagaknya tak jauh dari seorang pelayan yang setia mengikuti sang tuan kemanapun ia pergi.

Setelah wujud Kris dan Tao menghilang sempurna. Baekhyun kembali mengalihkan fokus pada kelima orang yang masih tersisa. Ia memperhatikan beberapa pasang mata yang balas menatapnya gamang. Ia pun mengedikkan bahu, “ Jadi.. kalian juga tidak percaya? Setelah apa yang kutunjukkan tadi? “ tanyanya.

Keheningan sempat tercipta di ruangan, namun hanya sejenak sebelum sebuah suara menyahut, “ Tidak. Aku percaya dengan ucapanmu. “ Kai berdiri dan berjalan mendekati Baekhyun. Ia menepuk pelan pundak kanannya, dan memasang seulas senyum tipis. Kedua alis Baekhyun terangkat, seketika dilanda keheranan. “ Benarkah? “ ia memastikan.

Kai mengangguk mantap. “ Terkadang suatu kebenaran tidak harus sesuai dengan logika. “ Kemudian ia memalingkan kepala ke belakang, memandang ketiga sahabatnya, “ Bagaimana dengan kalian? “

Do Kyungsoo menghela napas dalam. Entah mengapa, akal sehatnya tidak bekerja dengan benar malam ini. Sehingga perkataan tidak logis tadi teresap sempurna dalam otaknya, dan menarik suatu kesimpulan bahwa yang Baekhyun katakan, adalah murni kebenaran. Maka pada akhirnya ia bergabung dengan Kai, mengambil posisi di samping sahabatnya, “ Aku.. aku percaya. “

Baekhyun dapat menangkap secercah keraguan dalam nada suara Kyungsoo, namun hal itu tidak mendominasi. Ia tersenyum simpul melihat wajah polos Kyungsoo, yang penuh polesan luka di sana sini. Dan senyum itu semakin lebar ketika dua orang lain mengikuti tindakan Kyungsoo. Hingga kini, keempat orang itu telah berdiri tegak.

“ Ini memang aneh. Tapi kurasa tidak ada pilihan lain. “ Xiumin mengedikkan bahunya, yang disambut dengan tepukan keras Kai di punggung Xiumin. Pemuda itu hampir saja terjungkal karena terkejut. Namun untungnya tidak. Ia pun mendelikkan matanya ke arah kai, yang hanya balas memamerkan deretan giginya dengan cengiran lebar.

Kim Jongdae menggaruk bagian belakang kepalanya –yang sebenarnya tidak terasa gatal sama sekali- penuh kecanggungan. Sebuah pertanyaan pun terlontar keluar melalui bibirnya. “ Jadi, apa yang harus kami lakukan untuk membantumu? “

Baekhyun terkekeh kecil. Membantunya? Oh, ada satu hal yang sangat ia perlukan saat ini. Meski tidak berhubungan dengan misinya, “ Pertama-tama, adakah di antara kalian yang memiliki kamar kosong?
.

.

.

TBC

4 komentar:

  1. Keren *_*
    *brb baca part 3*

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Wah ada yang respon 8")

      Anu, saya ada sih akun wattpad. Tapi saya agak galau mau lanjutin apa gak. Anyway, makasih udah mau baca dan comment. i love you ^^

      Hapus