ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Kamis, 18 September 2014

12 Black Pearls [Chapter 1]


 

12 Black Pearls [Chapter 1]

by Stephcecil
Genre : Fantasy, Brothership || Cast : All EXO member + Wu Yi Fan || Lenght : Chaptered
A/N : Halo... saya akhirnya jadi juga nulis fantasy -_-v. Don't forget to comment! *saya sempat ganti cover ff ini, karena ngerasa kurang sreg sama yang sebelumnya*
Summary : "12 Black pearl dimiliki oleh masing-masing malaikat ‘non-murni’ yang memiliki takdir khusus sebagai pelindung dunia langit"



                                                               
*** 12 Black Pearls ***


Tahukah kalian jika sesungguhnya dunia terdiri dari beberapa dimensi? Namun sebagian besar orang awam hanya mengetahui tiga dari keseluruhan. Yaitu dimensi yang ditinggali para manusia biasa, dunia ‘bawah’ tempat para titan dan orang mati, dan terakhir dunia tempat malaikat berada atau biasa disebut kahyangan.


Jika selama ini para manusia berpikir, bahwa sosok malaikat identik dengan kesucian, kepolosan, bebas dari hal kotor, maka mereka salah. Tidak semua seperti itu. Ada beberapa malaikat ‘non-murni’, yang mana mereka masih memiliki darah manusia dalam tubuh masing-masing. Salah satunya adalah Byun Baekhyun. Konon Ayahnya –salah satu dari 12 penjaga black pearl- pernah turun ke dunia manusia dan menikah dengan wanita disana. Setelah sang istri meninggal, Tuan Byun memutuskan untuk kembali ke kahyangan sembari membawa Baekhyun. Dan kemudian besarlah Byun Baekhyun sebagai seorang malaikat ‘non-murni’.


12 Black pearl dimiliki oleh masing-masing malaikat ‘non-murni’ yang memiliki takdir khusus sebagai pelindung dunia langit. Setiap mutiara hitam mengandung kekuatan masing-masing. Salah satunya tertanam dalam tubuh Byun Baekhyun –diturunkan dari sang ayah-, ia memiliki kekuatan Cahaya. Sedangkan 11 mutiara hitam lainnya berada di bumi, karena 12 penjaga terdahulu memang pernah ditugaskan melindungi mutiara hitam dari para titan dengan melarikan diri ke bumi, dan menurunkan setiap mutiara hitam dalam tubuh masing-masing keturunannya.


Ada sebuah takdir yang telah diprediksikan oleh seluruh penghuni langit. Jika para titan akan kembali berusaha merebut 12 black pearl itu dan menguasai dunia, mencoba mendominasi ketiga dimensi sekaligus dengan kegelapan. Ya. Kekuatan mutiara hitam menjadi tak terkalahkan ketika disatukan. Maka dari itu, para petinggi langit mengutus Baekhyun untuk turun ke dunia manusia dan membangkitkan kekuatan 11 malaikat penjaga lainnya.


*** 12 Black Pearls ***


Sesosok malaikat berdiri di depan sebuah pintu. Pintu tersebut bukanlah benda biasa, cahaya keemasan terpancar dari sana. Itu adalah pintu yang menghubungkan langit dengan dunia manusia. Tentu saja, tidak semua malaikat bebas keluar masuk. Namun bagi Baekhyun, ini suatu kewajiban.

Sudah waktunya. Hanya kau yang bisa, Baek. Kuatkan dirimu.


Baekhyun memejamkan mata sembari menghela nafas dalam. Kedua telapak tangannya terkepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Ia tidak peduli. Ia hanya ingin mengumpulkan segenap keberanian yang menguap entah kemana. Beberapa detik kemudian, Baekhyun kembali mengaktifkan indra penglihatannya. Ia mendesah sekali lagi sebelum akhirnya salah satu tangan Baekhyun meraih kenop keemasan pintu dan menariknya. Seketika manik hitamnya nyaris copot karena terkejut. Bagaimana tidak? Begitu Ia membuka pintu, dihadapannya muncul sebuah pusaran hitam, yang tampak begitu mengerikan. Seolah dapat menelan ia hidup-hidup.

Baekhyun meneguk ludahnya sendiri. Kemudian ia menahan nafas dan melangkahkan kaki ke dalam ‘ruangan’ pada pintu itu. Tidak membutuhkan waktu lama hingga akhirnya tubuh Baekhyun menghilang di balik sana. Seiring dengan pudarnya cahaya keemasan yang mengiringi kepergian ia menuju dunia manusia.


*** 12 Black Pearls ***




Cliiinggg!

Bruuukk!

Sesuatu baru saja jatuh dari langit. Dan kini, sesuatu itu buru-buru menyembunyikan diri di balik salah satu pohon besar. Ia melirik ke kanan-kirinya, lapangan hijau –dimana ia jatuh- itu cukup sepi. Namun tak jauh dari tempatnya berada, terlihatlah beberapa sosok manusia tengah berebut bola. Berburu benda tersebut dan memasukkannya ke dalam ring.

Sebenarnya apa yang mereka lakukan?

Kening Baekhyun berkerut seketika, hanya untuk sepersekian detik karena kemudian ia sibuk ‘membenahi’ penampilannya. Baekhyun mengeluarkan sebuah kantung kecil dari saku pakaiannya yang berwarna putih polos. Sebelah tangannya merogoh isi kantung itu dan… keluarlah serbuk berwarna keemasan. Baekhyun menebar serbuk itu ke sekujur tubuhnya.

Criiing!

Tiba-tiba saja apa yang dikenakan Baekhyun berubah. Tidak ada lagi sebuah terusan putih polos, namun kaus hitam dan celana panjang. Sepasang sepatu putih pun dikenakannya.

Ternyata benda-benda seperti ini yang dikenakan manusia..

Setelah penampilannya tidak lagi terlihat mencurigakan, Ia pun memberanikan keluar dari tempat persembunyiannya. Baekhyun mendekati ketiga sosok yang tengah sibuk berebut bola itu. Ia berhenti melangkah tepat di garis luar lapangan basket. Beberapa menit kemudian segerombolan pemuda tersebut merasa diperhatikan. Mereka sontak menghentikan permainannya dan saling berpandangan. Seolah bertanya ‘ apa kau mengenal orang ini? ‘ dengan tatapan mereka. Masing-masing menggeleng kecil. Tidak. Tidak ada yang mengenal sosok Baekhyun.

Sementara ketiga orang itu tengah mempertanyakan identitas Baekhyun, Ia malah sibuk dengan diri sendiri. Sejak ia berada di lapangan,sesuatu yang aneh dirasakan tubuhnya, bersumber dari dada sebelah kiri. Sebelah tangan Baekhyun diletakkannya di depan dada, mencoba mengenali perasaan aneh itu.

Benar-benar aneh dan… kuat.

Baekhyun memejamkan kedua mata sembari menggigit bibir bawahnya. Kemudian Suho, Lay, dan Chanyeol , menatap Byun Baekhyun dengan pandangan aneh. Apa yang orang ini lakukan?

Baekhyun masih tetap menonaktifkan indra pendengarannya, ketika ia merasakan sebuah tangan menepuk bahunya dengan lembut. Baekhyun terperanjat kaget hingga mundur selangkah.

" kau tidak apa-apa? " tanya salah seorang dari mereka.

Baekhyun gugup seketika. Perasaan aneh di dadanya bertambah kuat. Kehadiran black pearl ini lebih dari satu. Ia dapat mengetahuinya karena sekarang jantung Baekhyun berdebar begitu kencang, tidak wajar jika hanya ada satu black pearl. Mungkin 2 atau bahkan 3.

Karena ia tidak menjawab, salah seorang lain dari mereka kembali bertanya, khawatir melihat ekspresi Baekhyun.

" Hey.. ada yang salah? "

" .... "

" Kau dapat mendengarku? " Suho menaikkan alisnya.

Setelah sepersekian detik, akhirnya sebuah kalimat meluncur dari bibir Baekhyun. Meskipun hanya rentetan kata yang diucapkannya dengan terpatah-patah.

" Tid-tidak apa. "

" Tapi ekspresimu itu.. " Chanyeol ragu.

" Sungguh aku tidak apa-apa. " Baekhyun memaksakan seulas senyum sembari menahan getaran aneh dalam tubuhnya.

Chanyeol hanya merespon dengan anggukan kecil, mengiyakan perkataan pemuda di hadapannya itu.

" Baiklah jika begitu. " ujar Lay

Baekhyun kembali tersenyum tipis

" Kau ingin bermain basket dengan kami? " tawar Suho.

" Ba-basket? Permainan macam apa itu? "

Baekhyun bertanya karena dirinya dirundung penasaran. Tentu saja, di langit tidak terdapat permainan seperti itu. Sedangkan Suho, Lay, dan Chanyeol sontak mengerutkan kening. Heran.

Yang benar saja, orang ini tidak tahu permainan basket

" Kau sungguh tidak tahu? " Chanyeol memandang Baekhyun dengan tatapan aneh. Bahkan anak kecil pun tahu apa itu basket.

Baekhyun menggeleng cepat.

Sementara Chanyeol sibuk dilanda keheranan. Lay merasakan benda kecil di dalam saku celananya bergetar. Ia pun mengeluarkan benda tersebut.

Ada panggilan masuk dari Kim Hyena, ahjumma yang bertempat tinggal di sebelah rumahnya.

" Yeobseo? "

" Yixing-ssi, halmeoni mu terkena serangan lagi. Bisakah kau pulang sekarang?! "

Kedua manik mata Lay mendelik terkejut. Ia bergegas menoleh ke arah Suho -hyung angkat nya-. Ekspresi Lay yang sarat kekhawatiran itu segera dipahami oleh Suho.

" Hyung.. halmeoni.. " lirih Lay.

" Jantung Halmeoni kambuh lagi? Ya Tuhan.. Ayo kita segera pergi ke rumahmu. " Suho kalut. Ia sangat menyayangi nenek Lay. Kedua orang tuanya meninggal sejak ia masih kecil, Suho tidak mengerti apa itu kasih sayang keluarga. Hingga ia mengenal Lay dan keluarganya, mereka memperlakukan Suho layaknya anggota keluarga sendiri. Sayangnya, Ayah Lay meninggal 2 tahun lalu, sedangkan sang ibu telah pergi meninggalkan ia ketika melahirkan Lay di dunia.

Lay pun mengangguk kecil kemudian mengakhiri panggilannya dengan Kim Hyena ahjumma. Mereka berdua segera undur diri, diikuti oleh Chanyeol yang juga khawatir dengan kondisi halmeoni Lay.

" Maafkan aku, tetapi kami harus pergi sekarang. Ada urusan mendadak. Senang berjumpa denganmu! "

Park Chanyeol menyempatkan diri untuk berpamitan sementara kedua hyungnya telah melangkah pergi.

" Senang berjumpa denganmu juga. "

Pemuda bermarga park itupun melambaikan sebelah tangannya yang direspon dengan seulas senyum lebar oleh Baekhyun.

Segera setelah mereka bertiga menghilang dari batas pandang Baekhyun, akhirnya ia dapat bernafas lega. Tidak ada lagi debaran kuat di dada. Perasaan aneh tadi menguap seketika.

Kemudian Baekhyun menyadari sesuatu. Dan sesuatu tersebut membuat ia merutuki diri sendiri.

Kenapa aku begitu bodoh?

Baekhyun mendengus kesal sembari memukul pelan dahinya. Ouh yang benar saja, seharusnya dia memastikan identitas ketiga orang itu dulu. Getaran aneh yang dirasakan tubuhnya tadi benar-benar kuat. Namun Baekhyun yakin, setidaknya 2 dari mereka merupakan penjaga black pearl. Dan jika takdir tengah berbaik hati padanya, ia pasti akan bertemu mereka lagi.


*** 12 Black Pearls ***



Dunia manusia ternyata tak kalah mengagumkan dari langit. Setidaknya begitulah pendapat Baekhyun, sebab sejak tadi makhluk Byun itu tak henti-hentinya berdecak kagum. Ia tengah menyusuri trotoar salah satu jalan utama kota Seoul, menikmati hiruk-pikuknya aktivitas malam. Cahaya lampu gemerlapan yang berasal dari gedung dan lampu penerang jalan tampak menakjubkan di matanya. Belum lagi berbagai bangunan unik, para manusia yang berlalu lalang dengan bermacam model pakaian, serta kendaraan aneh yang melintas di jalan. Semua hal itu tampak asing sekaligus menarik bagi Baekhyun.

" Kelihatannya aku harus membiasakan diri terlebih dahulu. " gumam Baekhyun.

Rasa dingin mulai menyergap tubuh malaikatnya. Sejak turun ke bumi, tubuh Baekhyun mulai berfungsi layaknya manusia. Ia memang belum dapat merasakan lapar dan sakit. Namun ternyata tubuhnya mulai merespon hawa malam yang dingin.

Pemuda tersebut menyilangkan kedua tangan di depan dada, berusaha menghangatkan diri.

Kemudian Baekhyun kembali merasakan sesuatu yang aneh. Jantungnya berdegup begitu kencang. Ia sontak mengalihkan pandang ke sekeliling. Mencari sosok yang dapat ia curigai sebagai salah seorang penjaga black pearl. Kali ini pun perasaan aneh tersebut terlampau kuat, menandakan adanya lebih dari satu black pearl.

Tiba-tiba saja ia tersentak kaget ketika dua orang pemuda berjalan cepat melewatinya.

Untuk beberapa saat ia terpaku di tempat. Baekhyun dapat merasakannya. Tidak salah lagi... mereka pasti para penjaga black pearl!

" Tunggu! " pekiknya

Namun rupanya ia terlambat selangkah. Sebab ketika Baekhyun ingin menyusul kedua orang itu, mereka telah menghilang di balik pintu bus. Tentu saja, tak jauh dari tempat mereka berada terdapat halte bus. Saat itu juga Sehun dan Luhan merasa beruntung karena tidak perlu menunggu lama untuk menaikki kendaraan tersebut.

Nafas Baekhyun terengah ketika mencoba untuk mengejar bus yang membawa kedua penjaga blackpearl. Kemudian sekitar satu menit kemudian, ia berhenti. Sadar jika kecepatannya tak sebanding. Sadar pula jika ia tidak dapat menggunakan kekuatannya sembarangan untuk menemui kedua orang itu.

Baekhyun menunduk dengan kedua tangan bertumpu pada lutut. Berusaha mengatur napas yang tinggal satu-satu.

Apakah harus sesulit ini untuk mengaktifkan kedua belas mutiara hitam?




*** 12 Black Pearls ***



Seoul High School (Break time)




Setelah 4 jam pelajaran berlalu, tibalah waktu istirahat. Para siswa pun berhamburan keluar kelas. Beberapa memilih untuk tetap tinggal di kelas, sebagian di perpustakaan, namun lebih banyak siswa yang menuju kantin.

Dalam hitungan menit, suasana kantin menjadi ramai dengan adanya murid-murid kelaparan. Suara dentingan sendok-garpu dan ocehan ringan terasa mendominasi. Tak terkecuali ketiga orang namja yang tengah menikmati makanan masing-masing itu. Kim Kai, kim Xiumin, dan Kim Jongdae berbagi satu meja. Mereka memang terbiasa makan bersama.

" Kai-yah, kenapa Kyungsoo belum datang? " Xiumin menebar pandang ke sekeliling kantin. Mencoba menemukan sosok Do Kyungsoo, yang belum juga bergabung dengan mereka.

" Dia masih mengantri di stand mie. Kau tidak lihat? Itu disana! " yang ditanya kemudian menggerakan dagu, menunjuk pada posisi berdirinya namja bertubuh mungil.

" Ah, pantas dia lama sekali. " gumam Minseok. Stand mie merupakan stand terlaris di kantin sekolah. Jadi cukup wajar jika antrian disana panjang.

Sekitar 3 menit kemudian, perjuangan Kyungsoo memperoleh semangkuk mie terbayar sudah. Ia telah selesai mengantri dan kini melangkahkan kaki menuju meja Kai-Xiumin-Jongdae, dengan kedua tangan sibuk membawa nampan. Sontak Jongdae melambaikan tangan ketika melihat sosok Kyungsoo yang menghampiri. Kyungsoo tersenyum lebar.

Sayangnya, nasib buruk menghampiri namja bertubuh mungil tersebut. Saat itu juga ia menabrak seorang siswa, tanpa sengaja tentunya. Isi mangkuk Kyungsoo tumpah dan sukses mengotori blazer siswa itu. Manik hitam Kyungsoo membulat seketika, begitu menyadari identitas korbannya. Bagaimana tidak? Dia merupakan siswa paling berpengaruh dan ditakuti di sekolah mereka. Siswa kelas 2-D -kelas ujung- bernama lengkap Wu Yi Fan, namun lebih dikenal sebagai Kris.

“ Oh tidak… “ lirih Xiumin. Ia sontak menghentikan kegiatannya –menyeruput ice tea-, dan bukan hanya dia saja. Tetapi seluruh murid yang ada di kantin serempak menghentikan aktivitas mereka. Tidak ada yang berani bersuara. Ketegangan mendominasi.

“ Ma-maafkan aku. “ Kyungsoo menunduk dalam-dalam. Ketakutan merayapi dirinya.

Huang Zitao yang berdiri di samping Kris menatap tajam Kyungsoo. Seandainya tatapan dapat membunuh, ia pasti telah terkapar tak bernyawa. Tao adalah sahabat terdekat Kris. Dimana ada Kris, maka disitu pasti ada Tao. Kris menganggap Tao sebagai dongsaengnya. Kedua orang itu sangat ditakuti di sekolah. Selain karena kekuasaan Kris sebagai donator utama SMA Seoul, keduanya juga pandai berkelahi. Terutama Tao, yang konon mempelajari ilmu bela diri sejak usia 8 tahun.

“ Apa kau sadar apa yang baru kau lakukan? “ desis Tao.

“ Ak- aku.. “

“ Beraninya kau mencari masalah dengan kami! “

Kyungsoo mundur selangkah. Meneguk ludahnya sendiri. Kemudian Tao mencengkeram kerah seragam Kyungsoo. Rona wajahnya pucat pasi. Keringat dingin mengalir membasahi pelipis Kyungsoo. Sementara Kris sibuk membersihkan tumpahan mie di baju dengan tangannya. Ekspresi namja itu tampak luar biasa tenang. Seolah tidak ada yang terjadi.

Apakah ia akan menghajarku disini? Sekarang juga?!
Tao melepaskan cengkeramannya. Namun terlalu cepat bagi Kyungsoo untuk bernafas lega. Karena sejurus kemudian, pemuda itu tengah mengambil ancang-ancang untuk memberi Kyungsoo sebuah bogem mentah. Tangan Tao melayang di udara dan Kyungsoo sendiri telah memejamkan kedua mata, pasrah, ketika suara bernada datar membelah atmosfir tersebut.

“ Hentikan. Kita jangan berkelahi disini “ ujar Kris sembari menepuk pelan pundak kanan Tao.

Sontak Kyungsoo kembali mengaktifkan indra penglihatannya. Sedangkan kerutan heran terlukis di kening Tao.

“ Tapi gege.. dia.. “

Kris tidak mempedulikan ucapan sang dongsaeng dan beralih mendekati Kyungsoo, kemudian ia membisikkan sesuatu padanya.

“ Kau, temui kami sepulang sekolah di aula olahraga.. “ Kris melirik tajam ke arah meja Xiumin-Jongdae-Kai. “ Dan kau boleh membawa teman-temanmu jika mau “ lanjutnya.

Kris melempar seulas senyum sinis sembari mendengus kesal sebelum akhirnya melenggang pergi. Tao pun dengan setia mengekori gegenya. Setelah sosok mereka menghilang sempurna dari batas pandang Kyungsoo, ia menghela nafas panjang.

Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?

Kyungsoo menggigit bibir bawahnya sembari melirik Xiumin-Chen-Kai yang menatap Kyungsoo dengan pandangan cemas.


*** 12 Black Pearls ***



Pemuda itu menguap lebar tanpa sadar. Sedetik kemudian keningnya berkerut dilanda keheranan. Tunggu, tubuhnya mulai dapat merasakan kantuk? Ini cepat sekali. Sebentar lagi, jika ia tidak berhasil menemukan penjaga black pearl yang dapat menampungnya, kemungkinan besar ia akan mati kelaparan.

Baekhyun menggeleng keras seolah berusaha menepis pemikiran buruk tersebut. Tidak. Ia tidak boleh mati seperti itu. Yang benar saja, malaikat terhormat seperti dirinya mati kelaparan? Konyol sekali. Beberapa jam terakhir dihabiskannya dengan berjalan-jalan, mengobservasi perilaku manusia, hingga akhirnya pagi tiba dan ia memutuskan untuk beristirahat di taman.

Kemudian Baekhyun menghela nafas dalam. Selain kantuk, rasa letih juga mulai menerpanya. Ia harus segera menemukan para penjaga black pearl . Secepat mungkin. Makhluk Byun itu segera bangkit dari kursi kayu yang didudukinya. Ia memejamkan mata. Berusaha berkonsentrasi merasakan keberadaan black pearl . Semilir angin berhembus anggun menerpa kulitnya, menyalurkan hawa sejuk. Sekitar semenit kemudian, Baekhyun tersentak kaget sembari membuka mata.

Black pearl lainnya.. mereka berkumpul pada satu tempat! Dan anehnya, ia dapat mengetahui jika tempat tersebut tidak jauh dari sini.

Dengan segenap keyakinan dalam hati, Baekhyun melangkah mengikuti insting. Ia membiarkan dirinya terseret oleh perasaan tersebut.



*** 12 Black Pearls ***




Sesosok namja bertubuh tinggi menjulang berdiri di tengah aula. Ia memamerkan seringai sinis ketika menyaksikan keempat orang namja lain : Kim Jongdae, Kim Kai, Kim Xiumin, dan yang terakhir.. sasaran utamanya, namja berperawakan mungil dengan nama Do Kyungsoo. Tao yang berdiri di samping Kris juga melempar tatapan tajam.

“ Wah, ternyata ini yang dinamakan ‘setia kawan’. “ desis Kris, dengan pandangan meremehkan.

“ Apa maksudmu, hah? “

Kim Kai yang terkenal tidak memiki rasa takut itu menyahut. Sungguh berani. Atau dengan kata lain cari mati.

“ Maksudku, Jika salah satu dari kalian mengalami kesulitan. Maka yang lain akan membantu. Kalian saling menolong. Bukankah begitu? Sungguh komitmen yang manis. Menggelikan “ sindirnya.

Sudut bibir kanan Tao terangkat seketika. Entah kenapa ia ingin tertawa.

“ Bisakah kau diam? Kami tidak ingin waktu kami terbuang untuk hal tidak penting… semacam ini. “ balas Kai.

“ Oh, Benarkah? Tapi kurasa kalian memiliki banyak waktu, untuk membayar keteledoran kalian. “

“ Kau benar-benar berlebihan “ kali ini Xiumin bersuara. Sedangkan Kyungsoo hanya bungkam. Ia terlalu takut. Bahkan untuk menghasilkan sebuah suara. Kedua tungkai kakinya terasa lemas. Dapatkah ia dan teman-temannya kembali dalam keadaan ‘baik-baik saja’ ? Jika ada yang terluka, sudah pasti Kyungsoo akan menyalahkan diri sendiri.

Kris mendengus kesal. Kemudian ia melirik ke arah Tao penuh arti. Sang dongsaeng yang mengerti arti tatapan tersebut, merespon dengan anggukan kecil.

“ Baiklah anak-anak. Waktu pemanasan telah habis “



*** 12 Black Pearls ***




Langkah kaki Baehyun terhenti di depan gedung besar. Tampak dimatanya beberapa manusia –sepantaran Baekhyun- keluar dari sana. Dan anehnya, mereka semua mengenakan pakaian yang nyaris sama persis. Hanya gender yang membedakan (Lelaki: celana, perempuan: rok).

Ia tidak peduli dengan tatapan aneh yang tertuju padanya. Tentu saja, pakaian Baekhyun berbeda. Membuat ia terlihat mencolok. Debaran di dada terasa begitu kuat. Bahkan jauh lebih kuat dari kemarin. Ia yakin, setidaknya separuh blackpearl terletak tak jauh dari sini.

Baekhyun memasuki bangunan sekolah dan terus berkeliling mengikuti insting. Hingga akhirnya ia tiba di depan pintu aula. Ia yakin, para penjaga berada di sini. Kemudian tangan Baekhyun terulur membuka pintu besar aula. Begitu pintu terbuka, untuk beberapa saat ia terperanjat. Terkejut akan pemandangan di hadapannya.

Perkelahian 2 lawan 4 itu sungguh tak seimbang. Karena walau kalah jumlah, Kris dan Tao jelas menang dalam hal kekuatan. Berkelahi telah menjadi makanan sehari-hari mereka. Goresan luka dan memar menghiasi wajah Chen dan Xiumin. Namun yang paling parah adalah Kyungsoo. Namja itu tidak dapat melawan sama sekali. Sedangkan luka di wajah Kai tidak seberapa parah, ia memiliki sedikit pengetahuan dalam hal bela diri.

Kai terengah. Napasnya tinggal satu-satu. Ia menatap tajam dua pasang mata yang mememandangnya, meremehkan. Wajah kedua orang itu masih mulus tanpa sedikit pun luka.

“ Menyerah sajalah. Lagipula kau tidak akan mampu melawan kami. “ saran Tao, tersenyum sinis.

“ Memangnya kau siapa memerintahku seenaknya?! “ seru kai.

Seruan Kai rupanya kembali membangkitkan emosi Kris. Namja itu maju dan melayangkan pukulan tepat di pipi kirinya. Membuat Kai tersungkur di lantai sembari meringis kesakitan. Seolah belum cukup, Kris menendang tubuh Kai. Tidak keras memang, namun cukup menyakitkan.

Otomatis Baekhyun pun tidak tinggal diam. Kalau begini caranya, mereka bisa mati duluan sebelum kedua belas black pearl aktif seluruhnya.

“ HENTIKAN!! “ teriak Baekhyun.

Suara bariton tersebut membelah ketegangan. Sontak enam orang itu mengalihkan pandang ke arah Baekhyun. Menghentikan sejenak aktivitas mereka, termasuk Tao yang hendak melayangkan bogem mentah pada Kai.

Kris menyipitkan kedua mata. Ia tidak pernah melihat orang ini sebelumnya. Apakah dia siswa baru? Tapi dia tidak menggunakan seragam.

Masa Bodoh, pikirnya.

Kemudian ia kembali fokus pada pada keempat lawan berkelahinya. Kali ini Do Kyungsoo yang menjadi sasaran empuk. Sementara Kyungsoo yang telah merasakan hawa negatif sontak beringsut mundur. Tampak darah segar mengalir di sudut bibirnya. Pipi Kyungsoo juga telah membiru.

Tepat ketika Kris hendak melayangkan pukulan lain, tiba-tiba saja sebuah cahaya putih mendominasi aula. Diikuti dengan suara menggelegar milik Baekhyun.

“ Hentikan jika kau tidak ingin kehilangan penglihatanmu. Sekarang juga! “ titahnya.

Manik hitam mendelik seketika. Ia benar-benar terkejut dan nyaris tak percaya apa yang tengah ia saksikan. Bukan hanya Kris, namun kelima orang lainnya juga mengalami hal yang sama. Mulut Xiumin terbuka lebar –melongo-, sedang Kai menggelengkan kepala tak percaya.

Namun sungguh benar hal ini di luar akal sehat. Bagaimana mungkin sebuah cahaya terang keluar begitu saja dari tangan Baekhyun? Dan lebih gilanya lagi, ia seolah dapat mengendalikan cahaya aneh tersebut.
.
.
.

TBC

4 komentar:

  1. Aku suka banget sama cerita Chingu. Sedikit koreksi, kata 'nafas' itu salah, harusnya 'napas' :D ditunggu next-nya :)

    BalasHapus
  2. Akhirnya nemu juga fanfic fantasi EXO yang seru :v
    Saya penggemar semua yang berbau fantasi (?) engga sabar nunggu part selanjutnya. Cepetan ya thor!

    BalasHapus
    Balasan
    1. seru ya? makasih =)
      Haha, silahkan ditunggu.. mohon maklum kalo saya update agak lama. Lagi sibuk hehe --V

      Hapus