ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Jumat, 05 September 2014

Idols Roommates - First Explosions



Tittle : Idols Roommates - First Explosions
Genre : Family, Comedy, Romantic, Friendship
Cast / Family members : Oh Sehun – Krystal Jung – Kim Myungsoo – Bae Suzy – Park Chanyeol – Sandara Park – Im Jinah – Hwang Minhyun.
Lenght : Series
Author : Stephcecil 
Rating : G
Disclaimer : The cast isn't mine, but the plot is pure based my imagination. Inspired from 'sbs roommates'
A / N : Hai, saya kembali dengan FF series ._.V Mohon maaf jika banyak typo, bahasa kurang rapi, dan segala kegajean yang terdapat di FF ini. Jangan lupa kritik membangun sangat di tunggu! Thank You and Happy Reading! ^^ 
Summary : 
Idols Roommates merupakan sebuah acara yang mengumpulkan 8 idol dalam satu rumah,Mereka berkumpul dan hidup bersama, saling berbagi cerita maupun rahasia. Sebuah rumah yang penuh canda, tawa, bahkan tangis. Segala hal mereka bagi satu sama lain, karena mereka adalah ‘keluarga’. Tidak perlu ada ikatan darah untuk menjadi keluarga. Hal tersebut sungguh terbukti di sini.




***



@Gangnam, Roommates’ House,
18.30 KST


Dua orang pemuda turun dari van hitam yang terparkir di depan rumah bercat biru dan tergolong sangat besar itu. Segera setelah kakinya menapak tanah, Oh Sehun bergegas membongkar bagasi mobil, menurunkan dua tas koper hitam berukuran sedang. Satu miliknya dan satu milik pemuda lain, yang kini sudah berada di samping Sehun dan mengangkat sebuah kardus super besar berisi barang miliknya dan Sehun.

“ Hyung apakah itu berat? Jika berat aku bisa masuk dulu dan meletakkan koper kita di dalam. Lalu aku akan kembali ke sini, jadi bisa membantumu dengan kardus itu “ tawar Sehun.

“ Tidak usah. Caramu hanya akan merepotkan. Tenang saja, berat kardus ini bukan apa-apa bagiku “

Tolak Park Chanyeol sembari menggelengkan kepalanya mantap. Jika boleh jujur, kardus yang kini diangkatnya itu begitu berat. Bahkan membuat lengannya terasa sakit karena beban yang tak ringan. Ia menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan rasa sakit yang menjalari lengannya.

Lalu kenapa Chanyeol masih mau membawa kardus tersebut seorang diri? Jika kalian mau tahu katakan iya. Jika tidak katakanlah tidak. Jika reader mengamuk jangan timpuk author dengan sandal swallow. Oke, kelihatannya saya terlalu banyak cincong. Jadi jawabannya? Tentu saja untuk pamer kekuatan pada dongsaengnya, Oh Sehun.

Dasar tukang pamer. Ckckckckckckck.

Sehun hanya memasang ekspresi yang menyatakan ‘baiklah kalau begitu’ secara tak langsung dan menutup pintu van mereka. Setelah sebelumnya pamit pada sang manager yang berbaik hati meluangkan waktu sibuknya demi mengantar kedua orang itu.

Hanya dalam hitungan detik, van EXO telah hengkang dari tempat mereka berada. Eh salah, bukan van nya yang hengkang. Van itu tidak begitu ajaib hingga bisa menghilang sendirinya. Namun melaju dengan kecepatan sedang karena adanya manager di balik kemudi.

Tanpa ingin membuang waktu lebih lama lagi, Sehun dan Chanyeol melangkahkan kaki mereka ke depan gerbang rumah besar tersebut. Manik hitam Chanyeol menangkap sebuah tombol bel yang terpasang di tembok samping gerbang, dan ia pun menekannya.

Indra pendengaran Chanyeol menangkap jelas suara ‘ TING TONG’ yang bergema hingga keluar rumah. Namun beberapa menit kemudian, masih tidak ada sesosok manusia yang keluar dan membukakan gerbang. Dan itu membuat Chanyeol kembali menekan bel.

Masih tidak ada yang muncul.

Oh Sehun mendecakkan lidahnya. Kesal dan tak sabar. Kedua tangan pun bersedekap di dada. Lagaknya tak jauh dari tingkah para ahjumma yang tengah menunggu antrian sembako.

Park Chanyeol kembali menjulurkan tangannya, hendak menekan bel untuk ketiga kalinya. Tindakannya terhenti seketika saat pintu gerbang itu terbuka perlahan. Sontak mata chanyeol mendelik terkejut. Tenang saja, ia tidak terkejut karena pintu yang terbuka tanpa adanya pelaku, seperti di film-film horror. Justru ia terkejut karena sosok sang pelaku.

Perempuan. Berambut panjang. Memakai terusan putih.

Bukan.

Bukan kuntilanak.

Tapi seorang gadis bernama Sandara Park. Dan alasan di balik nyaris copotnya mata chanyeol –terlalu heboh mendelik- bukan karena telapak kaki Sandara tidak menapak tanah. Bukan. Namun karena dia merupakan sosok yang Chanyeol puja setengah hidup. Sang Dara noona yang memiliki kecantikan melampaui malaikat surgawi di mata Chanyeol. Dara noona yang selalu berhasil membuat hati seorang Park Chanyeol berbunga-bunga.

DARA NOONA ADA DI DEPANNYA PEMIRSA. Dan itu artinya Chanyeol akan tinggal serumah dengan gadis idamannya. Apakah ini mimpi? Jika ini mimpi tolong jangan bangunkan dia. Karena saat ini Chanyeol teah terbang hingga langit ke tujuh.

Tanpa disadari detik demi detik terus berlalu. Chanyeol berubah jadi patung pancoran, diam tak bergeming di tempatnya. Oh ya, jangan lupakan cairan bening bernama iler yang sudah menetes dan membentuk pola lingkaran kecil di kemeja Chanyeol. Sedangkan Sehun sibuk mengamati Hyungnya. Berpikir dalam hati, apakah namja itu sudah gila atau masih tak waras?

“ Errrr… Chanyeol-ssi, Sehun-ssi. Kudengar kalian juga menjadi cast di acara ini. Apakah kalian tidak mau masuk sekarang? “

Suara lembut Dara merasuki indra pendengaran Chanyeol. Membuat tungkai kaki namja tersebut lemas seketika, darahnya berdesir tak normal, jantungnya berdebar 100 kali lipat lebih kencang. Ia tak kuat lagi.

“ Chanyeol –ssi, kau tidak apa-apa? “

Lagi-lagi suara indah itu. Pertanyaan bernada khawatir yang meluncur dari bibir Sandara membuat keadaan Chanyeol semakin parah. Sedangkan Sehun? Dia hanya menggaruk-garuk bokongnya yang sesungguhnya tidak gatal sama sekali.

“ Chanyeol-ssi ? “

Kali ini Dara bersuara sembari menyibakkan rambut panjang kecoklatannya. Membuat pria itu semakin tersepona.

Dan kemudian,

.

.

.

Park Chanyeol pingsan di tempat.

“ HYUNG???!! “

“ Chanyeol-ssi?!! ‘

Tidak ada respon dari sosok yang kini terbaring tanpa kesadaran itu. Sehun pun dilanda kepanikan mendalam. Tanpa dikomando, dia segera mengguncang-guncangkan tubuh sang Hyung tercinta dengan heboh. Mata Sehun berkaca-kaca.

“ HYUNG?!! JANGAN TINGGALIN THEHUN HYUNG. PLEASE HYUNG JANGAN MATI. THEHUN JANJI GAK BAKALAN PANGGIL HYUNG PAKE SEBUTAN ‘PARK CENDOL’ LAGI. TAPI PLISHEU JANGAN MATI HYUNG “

Sehun histeris sambil nangis Bombay.

Dan Sandara terkesima dengan adegan tragis di hadapannya.



***



Pandangan mata gadis itu berkelana menjelajahi seantero ruangan. Yah, ruangan yang baru saja menjadi kamar barunya. Fasilitas dan perabotan disana tergolong lengkap. Terdapat kamar mandi pribadi, meja rias, dan balkon yang menghadap keluar. Dan jangan lupakan dinding yang didominasi warna pink, warna kesukaan Bae Suzy. Tidak buruk, batinnya.

Kemudian manik hitam Suzy terfokus pada dua tempat tidur yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri kini. Sebenarnya kedua furnitur terlihat sama saja, namun entah mengapa, Suzy lebih menyukai tempat tidur yang di sebelah kiri. Letaknya dekat dengan jendela, pasti akan menyenangkan jika begitu mengaktifkan indra penglihatannya di pagi hari, ia sudah disuguhi pemandangan indah dari balik jendela kamar. Selain alasan tersebut, ada kemungkinan lain yang melintas di benak Suzy.

Siapa tau ada tukang batagor lewat. Kan praktis kalo mesen. Tinggal teriak.
Bae Suzy menjatuhkan diri di atas kasur yang baru dipilihnya tersebut, merebahkan tubuh lelahnya. Seharian penuh dia sibuk bekerja. Dan baru saat inilah ia dapat menikmati waktu istirahat. Yah, walau hanya sejenak pun tak apa. Itu sudah cukup.

Suzy memejamkan matanya, gadis itu membutuhkan istirahat. Tak ada sedikit pun niat untuk jatuh terlelap. Namun rupanya hanya butuh beberapa detik baginya sebelum benar-benar terbang menuju alam mimpi.



***



Dengan air mata yang berlinangan serta ingus yang tak henti-hentinya mengalir dari kedua lubang hidung Sehun. Ia membopong tubuh Hyungnya -yang masih tanpa kesadaran- ke dalam rumah, atau lebih spesifik lagi, ruang utama rumah . Sedangkan Dara mengekor di belakang Sehun.

Jangan lupakan tatapan Sehun yang sungguh memelas.

Ia pun membaringkan Chanyeol di atas Sofa besar berwarna krem yang terletak pada ruangan tersebut. Magnae EXO itu kemudian mendaratkan pantatnya pada pinggiran sofa.

Dan,

SROOTTT

.

.

.

Itu suara Sehun nyedot ingus, pemirsa.

Sandara yang sedari tadi mengekori Sehun dengan setia, kini ikut menjatuhkan diri di sofa. Ia duduk dan meletakkan kepala Chanyeol pada pangkuannya.

OH. SO SWEET.

Sehun yang terlampau diliputi perasaan frustasi bercampur galau, memutuskan untuk menepuk pelan pipi Chanyeol. Berharap sang Happy Virus akan mendapatkan kembali kesadarannya. Namun rupanya usaha Sehun gagal total. Kelopak mata Chanyeol tetap terpejam rapat.

Dara tidak tinggal diam, ia beranjak bangkit dari posisi duduknya dan segera mencari letak kotak P3K di sana. Memiliki kotak P3K adalah hal yang wajib di setiap rumah, bukan? Setidaknya begitulah yang terlintas dalam benak Sandara. Kemudian pandangannya tertumpu pada kotak kecil berwarna putih, tergeletak di atas meja dapur.

Sandara mengerutkan keningnya. Benda itukah yang ia cari?

Semakin banyak hitungan langkah Dara menuju dapur, semakin jelas pula tulisan yang tertera di atas kotak putih tersebut. Warnanya merah, dan terbaca “ P3K “.

Bingo.

Dara pun menyunggingkan seulas senyum tipis. Sebuah senyuman yang mampu membuat jutaan fanboy 2NE1 meleleh begitu saja. Bahkan senyum itu ampuh bagi seorang Park Chanyeol. Dengan bersemangat, gadis itu berjalan kembali menuju ruang tengah, setelah sebelumnya membongkar kotak P3K dan mengeluarkan sebotol minyak tawon (emang ada?!) dari dalam kotak tersebut. Yah, sebuah benda –mengandung aroma tajam- yang dapat menyadarkan Chanyeol dari ketidaksadarannya.



***



“ HYUUUNG! BANGUN HYUNG! HYUNG JANGAN TINGGALIN THEHUN THENDILIAN HYUNG. NANTI THEHUN TRAKTIR BUBBLE TEA SATU GEROBAK DEH “ Sehun kembali Histeris. Tak lupa dengan aksen cadelnya yang senantiasa kumat ketika pemuda itu dilanda kepanikan.

Dan ajaibnya, mendengar penuturan Sehun –terutama satu kalimat terakhir- Chanyeol bergegas sadar dari pingsannya. Ia langsung siuman dan beralih memasang posisi duduk tegak di atas sofa.

Dara yang baru tiba di ruang tengah kembali dibuat melongo karena kejadian itu.

“ Kau serius kan, Hun? “

Sang Happy Virus menagih sebuah kepastian dari janji seorang Oh Thehun. Kemudian dengan santai, Chanyeol mengucek pelan sebelah matanya.

“ Iya Hyung, aku serius “

“ Awas saja jika kau sampai ingkar janji. Jangan harap bisa selamat dariku” ancam Chanyeol

Glek.

Sehun meneguk ludahnya sendiri.

“ Tidak akan… “ ucapnya pasrah.

Sehun memaksakan sebuah senyuman. Walaupun jauh dalam lubuk hatinya, ia dilanda kegalauan bercampur kegetiran yang teramat sangat. Sehun khawatir akan kondisi kritis dompetnya. Semakin lama ketebalan benda itu terus berkurang. INI GAWAT, batinnya.

Miris sekali kau, Oh Thehun.
“ Oh ya hyung. Lain kali jangan pingsan mendadak seperti tadi. Kau membuatku sangat khawatir tahu” cibir magnae EXO.

Sehun mendesah pelan. Sedangkan sang lawan bicara hanya memasang ekspresi tak mengerti. Segelintir keheranan menerpa pikirannya. Kerutan mulai tampak menghiasi kening Chanyeol. Baginya, ini jauh lebih membingungkan dibanding rumus fisika.

“ Pingsan? Siapa yang pingsan? “ ia memutuskan untuk bertanya, sebelum rasa penasaran merasuk lebih dalam lagi.

“ Siapa lagi jika bukan kau Hyung “ jawab Sehun mantap.

“ Aku tidak pingsan kok “ kilah Chanyeol.

“ Lantas kenapa kau tidak sadarkan diri tadi? “

Sebuah sahutan meluncur dari bibir seseorang, sarat dengan nada penuh kelembutan. Dan rupanya sang pemilik suara bernama Sandara. Gadis itu kemudian menjatuhkan diri tepat di samping Chanyeol, sembari meletakkan kotak P3K yang batal terpakai tadi di atas meja.

Tindakan Dara tampak begitu anggun di mata Park Chanyeol. Sang rapper EXO kembali dibuat terpesona. Darahnya berdesir tak karuan, jantungnya berdetak jauh di atas batas normal –hingga nyaris melompat keluar dari rongga dada namja itu- .

“ Ak-aku tidak pingsan “

Mendadak Chanyeol gagap, kegugupan menerpanya. Bagaimana tidak? Jarak antara dirinya dan Dara kurang dari satu meter. Keringat dingin mulai muncul, membasahi pelipis chanyeol.

“ ckckckck. Akui saja kau pingsan karena melihat Dara noona, Hyung “ ejek Sehun.

Chanyeol menoleh. Memberikan tatapan membunuh pada sosok yang baru menyelesaikan ucapannya itu. Sehun hanya kembali mendecakkan lidah. Yang benar saja, batinnya.

Dan kadar kebingungan Dara semakin meningkat.

“ Kau pingsan karena melihatku ? “ Tanya Sandara.

“ Ti-Tidak. Bukan begitu, noona “ Chanyeol masih tergagap.

“ Lalu bagaimana? “

“ Sebenarnya tadi aku…. “

Sebelum menuntaskan kalimatnya, chanyeol memandang kedua pasang mata yang kini diliputi rasa penasaran tiada tara itu. Sungguh tatapan yang penuh arti, dan sedikit menggelikan.

.

.

.

.

.

.

“ Tadi aku hanya tertidur. Kau tahu kan, hun? Salah satu hobi terselubung hyungmu ini adalah tidur. Aku bisa tidur kapan saja dan dimana saja “ Chanyeol terkekeh.

Dasar kebo.

Kemudian dua benda empuk sukses melayang ke arah chanyeol. Salah satu benda itu menghantam kepala Chanyeol. Sedangkan ia sukses menghindari yang satu lagi. Sang rapper hanya menyeringai, mempertontonkan deretan gigi putih miliknya. Lagaknya tak jauh berbeda dari model iklan pepsod***.

“ HYUNG!! “ aum Sehun.

Sedangkan Dara hanya menggelengkan kepalanya tak percaya karena tingkah unik bin ajaib Chanyeol. Hari pertama bertemu saja sudah begini, apa yang akan terjadi nanti? Gadis itu menghela nafas dalam. Awalnya, ia sama sekali tidak berpikiran jika seorang Park Chanyeol –yang terlihat begitu keren di atas panggung- ternyata memiliki kepribadian seperti ini.

Yang benar saja Dara, kau harus satu tempat tinggal dengan makhluk macam mereka.

Chanyeol tengah bersiap melancarkan jurus langkah seribu ketika sang magnae EXO bangkit dari posisi duduknya dan berjalan kea rah Chanyeol. Kilatan amarah di mata Sehun cukup mengerikan untuk membuat ia bergidik ngeri.

Sehun kesal. Benar-benar kesal. Ia terpaksa merelakan isi dompetnya hanya karena tingkah konyol Chanyeol. Tangan Sehun terulur mengambil salah satu bantal lain yang bertengger di atas sofa, siap melempar benda tersebut kea rah Chanyeol untuk kedua kalinya. Namun untungnya adegan penuh kekerasan ini batal terwujud karena suara bel yang menggema di seluruh bagian rumah. Tak terkecuali ruang tengah yang menjadi tempat mereka berada sekarang.

TING TONG.

Secara tak rela Sehun menurunkan tangannya, meletakkan kembali bantal sofa, dan berjalan keluar demi membukakan pintu gerbang - untuk siapapun sosok yang menunggu di sana-. Berbagai sumpah serapah meluncur mulus dari bibir Sehun, bahkan melibatkan nama-nama penghuni taman safari.

Sesungguhnya Sehun tidak mau. Namun posisinya sebagai magnae di antara mereka, membuat ia sadar diri. Secara tidak langsung, ini merupakan tugasnya.

Hanya butuh beberapa detik bagi Sehun untuk tiba di teras rumah dan membuka pintu gerbang berwarna hitam yang tadinya terkunci rapat itu.

Krieeeek –ceritanya suara gerbang dibuka-

Oh Sehun mendadak nervous. Sesosok manusia yang berdiri di hadapannya kini sungguh membuat ia terpesona. Sosok itu memiliki rambut panjang kepirangan, warna kulitnya putih bersih, dan jangan lupakan wajah cantik yang nyaris sempurna tersebut.

“ lama sekali.. “ desis Krystal.

Ekspresi kesal jelas terlukis pada wajah Krystal. Padahal lima menit belum berlalu sejak ia berdiri di depan gerbang, menanti seseorang keluar dan membukakan jalan masuk untuknya. Namun sifat tak sabaran memang telah menjadi ciri khas gadis itu.

Sehun hanya terdiam mendengar ucapan bernada kesal Krystal. Ia terlampau terpesona karena fisik gadis yang kini dengan acuh tak acuh berjalan masuk melewatinya, jelas-jelas tak memperdulikan kehadiran Oh Sehun.

Sehun kembali jadi patung pancoran, pemirsa.

Sehun terbully.

Sehun kuat.

Sehun tegar.

Sehun rapopo.



***



Sebuah kegaduhan kecil ditimbulkan oleh sesesorang yang baru masuk ke dalam ruangan berukuran 5x4 meter itu. Krystal Jung setengah membanting tas koper berukuran besar ke atas tempat tidur baru miliknya. Kemudian gadis itu melirik sekilas ke arah sosok yang tengah tertidur pulas di kasur lain. Tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengidentifikasi identitas teman sekamarnya itu.

Rambut panjang cokelat. Wajah yang tak lagi asing dan kerap muncul menghiasi layar televisi, entah itu acara musik atau drama. Yah, Krystal Jung mengenalnya. Dia adalah visual grup miss A sekaligus Nation’s first love, Bae Suzy.

Suzy menggeliat. Rupanya tindakan Krystal –melempar koper hingga menimbulkan bunyi ‘Bruk’ yang cukup keras- lebih dari cukup untuk mengusik tidur singkat Bae Suzy. Ia mengerjapkan mata, demi menyesuaikan cahaya yang masuk dan dicerna oleh indra penglihatannya.

“ Kau sekamar denganku? “

Suzy bertanya dengan suara serak, khas seseorang yang baru terbangun dari tidur. Sedangkan Krystal hanya merespon pertanyaanm gadis itu dengan anggukan singkat. Seolah terlalu malas untuk sekedar membuka mulutnya. Kemudian ia menurunkan koper ungu miliknya ke atas lantai. Sama sekali tak mengacuhkan Suzy.

“ Perkenalkan, aku teman sekamarmu. Bae Suzy “ Suzy memperkenalkan dirinya dengan ramah.

Namun lagi-lagi Kystal tidak menjawab, ia sibuk mengambil piyama dari dalam kopernya, kemudian berjalan ke kamar mandi yang terdapat di dalam kamar mereka untuk berganti pakaian. Ia lelah dan ingin cepat beristirahat.

Blam.

Suara pintu ditutup.

Segera setelah sosok Krystal menghilang di balik pintu kamar mandi, Suzy meniup poninya dengan jengah. Seumur hidupnya, ia belum pernah diperlakukan begini. Namun apa boleh buat? Ia hanya dapat bersabar. Apalagi ice princess tadi akan tinggal bersamanya untuk jangka waktu yang lumayan lama. Mau tidak mau, Suzy harus membangun relasi yang baik dengan Krstal. Ini demi kepentingannya sendiri.

Dasar nenek lampir, gerutu Suzy dalam hati.



***



Hwang Minhyun yang rupanya telah menjadi pendatang pertama di rumah itu –tapi tidak ada yang tahu karena sedari tadi ia tertidur pulas di kamar- kini menyibakkan selimut cokelat tebal hingga tidak lagi menutupi tubuhnya. Andai saja Minhyun tidak terbangun karena kelaparan. Ia pasti tetap berkelana dalam alam mimpi sekarang. Namun, takdir berkata lain. Sensasi lapar menyerang perut Minhyun dan membuat namja itu terpaksa bangkit dari tidurnya.

Ia pun beranjak keluar kamar. Suasana rumah diliputi kesunyian, seolah tak berpenghuni. Sebagian lampu juga telah dipadamkan. Apakah belum ada yang datang selain dirinya? Tapi itu tidak mungkin. Produser menyuruh mereka untuk pindah kemari hari ini juga. Lalu kemana cast lainnya? Ah, mungkin mereka tidur. Ini kan sudah lewat tengah malam, pikirnya.

Minhyun setengah berjinjit menuruni tangga –kamarnya berada di lantai atas- berusaha tidak menimbulkan bunyi sepelan apapun hingga menganggu penghuni lain. Tanpa membutuhkan waktu lama, akhirnya pemuda itu tiba di dapur. Ia pun segera membongkar isi kulkas.

Satu buah apel merah dan satu bungkus chocolatos.

Hanya itu.

Minhyun menghela nafas dalam-dalam, pasrah jika tidurnya tidak akan pulas malam ini. Tentu saja, siapa yang dapat tidur nyenyak jika kelaparan terus melanda dirimu?

Akhirnya ia memutuskan untuk mengambil sebongkah apel dan menggigitnya. Nyam. Setidaknya apel itu bebas dari ulat ataupun pestisida (?). Higienis dan enak.

Minhyun baru saja hendak beranjak kembali ke kamar saat indra pendengarannya menangkap sesuatu.

TING TONG.

Itu bunyi bel.

Ia pun melirik jam tangan bermotifkan Shaun The Sheep yang bertengger manis pada pergelangan tangan Minhyun. Jarum jam menunjukkan pukul 02.30 pagi. Siapa yang datang subuh-subuh begini?

Kemudian sebuah pemikiran melintas begitu saja di benak Minhyun, sukses membuat bulu kuduk pemuda tersebut merinding disko.

Jangan-jangan… hantu?

Sekujur tubuh Minhyun membeku seketika. Ketakutan mulai merayapi diri pria muda itu. Namun tetap saja ia memberanikan diri untuk keluar menuju teras depan. Kedua tangan Hwang Minhyun bergetar hebat saat menggeser selot pintu gerbang. Perlahan, ia pun mendorong gerbang besar yang sewajarnya tak lagi terkunci itu.

Sesosok yeoja tengah berdiri di hadapannya.

Dan yang membuat Minhyun lega setengah mati,

.

.

.

.

Kakinya napak tanah.

OH. Bagus deh.

“ Ah, apa aku membangunkanmu? Maaf, tapi Schedule ku baru saja selesai. Dan aku langsung kemari “ ujar sosok itu.

Suara imut yang menembus gendang telinga Minhyun sukses menyadarkannya – sedari tadi pandangan Minhyun terfokus pada telapak kaki sosok tersebut-. Namja itu sontak terkejut. Ia pun mendongakkan kepala, demi melihat wajah seseorang yang tak lagi asing baginya.

Yah, Dia adalah member girlband Afterschool, sunbaenim nya dari satu perusahaan, Pledis entertainment.

“ Tidak apa-apa, Nana noona. Lagipula alasan aku terbangun bukanlah karenamu “

Minhyun tersenyum pada sosok bernama lengkap Im Jinah atau biasa dipanggil Nana tersebut. Sedangkan Nana hanya balas tersenyum, kemudian mengekori sang hoobae masuk ke dalam rumah. Kedua tangan Minhyun sibuk membawa barang bawaan Nana, sudah sewajarnya bukan, seorang pria membantu wanita dalam hal ini?

Setelah mereka tiba di depan kamar Nana, pemuda tersebut undur pun undur diri kembali ke kamarnya. Dan rupanya, dugaan Minhyun salah besar. Karena dengan sensasi lapar yang menyerang, ia tetap dapat tertidur pulas.



***

The Next Morning
04.45 KST




Seorang namja tiba di depan rumah bercat biru. Ia mengenakan kacamata hitam dan jaket kulit kecokelatan. Sebuah koper berukuran besar pun dibawanya dengan tangan kanan. Sedangkan tangan kiri pria itu sibuk memencet bel yang tertempel di tembok samping gerbang hitam.

TING TONG.

Karena merasa seluruh penghuni rumah masih sibuk dalam alam mimpi masing-masing –tidak ada yang akan membukakan gerbang- dengan iseng ia pun mencoba menarik gerbang itu dari luar. Entah mendapat firasat dari mana, ia merasa akan beruntung kali ini.

Dan,

.

.

.

Bingo.

Gerbang tersebut berhasil ia buka! Tidak terkunci, ceroboh sekali mereka, batinnya.

Tanpa buang waktu lebih lama, Kim Myungsoo pun berjalan memasuki rumah, dengan koper cokelat yang ia seret. Langkahnya terlampau santai. Sama sekali tidak khawatir jika dirinya dapat dianggap penguntit, perampok, atau bahkan sasaeng fans. Tidak. Sama sekali tidak terlintas dalam benak Myungsoo.

Dan sayangnya, keberuntungan tidak berpihak kali ini.

“ HIYAAAAT “

Indra pendengaran Myungsoo menangkap sesuatu, ia bergegas menoleh ke arah sumber suara, namun rupanya sudah terlambat. Sang pemilik suara mengayunkan gagang sapu yang dengan suksesnya menghantam punggung Myungsoo dan membuat membuat namja itu berteriak sembari meringis kesakitan.

“ EMAAAAAAKK “ jeritnya.

Sedangkan si pelaku tindak kekerasan (?) tersebut hanya mendelik begitu menyadari siapa yang baru ia hajar. Sebuah cengiran pun menghiasi wajah Park Chanyeol. Walau dalam hati, ia sudah waspada, siap langkah seribu jika saja Myungsoo kembali bangkit dan balas menghajarnya.

Dan dugaan Chanyeol terbukti benar.

Kim Myungsoo –dengan sapu yang berada di genggamannya- kini mengejar Chanyeol dengan kilatan api terlukis pada manik matanya (?). Siap melaksanakan pembalasan dendam, demi rasa sakit yang menjalari punggung serta harga diri yang terinjak-injak karena dianggap pencuri.

“ HYUNG, MAAFKAN AKU HYUNG. AKU TIDAK TAHU ITU DIRIMU “ Seru Chanyeol.

Namun Myungsoo tidak peduli. Dan kedua orang itu pun berlarian dalam rumah. Lagaknya sudah persis seperti kartun Tom and Jerry. Tom sebagai Myungsoo, dan Jerry sebagai Chanyeol.


= First Explosions =

6 komentar:

  1. Ya ampun gila ngakak saya :v
    Ini series thor? ditunggu series selanjutnya ya. Yang lebih koplak lagi kalau bisa :v wkwk

    BalasHapus
  2. jiaahhhh... koplak semua karakter mereka dcerita ini.... serrrrrrruuuuuuuuuuuu..... apa lagi myungpa ma chanyeol... wkwkwkkwkw............
    di tunggu next series..... hwaiting...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jinjja? Makasih udah mau baca dan komen ^^ oke, tunggu saya dapet pencerahan (?)

      Hapus
  3. Balasan
    1. Iya :,
      maaf ya saya kena writer block (?) plus lagi nyelesaiin ff chaptered ini 8")
      Ntar deh dilanjutin wkwkwk

      Hapus