ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Sabtu, 19 Mei 2012

Be Music Be Love ( Part 1 )




 





Tittle          : Be Music Be Love (Part 1)
Author        : Alexandra Ditha
Genre         : Music, Romantic
Rating        : G
Main cast   : Kim So Hyun, Suzy








Kim Soo Hyun p.o.v



“Cut!” teriaknya. Suaranya membuat semua manusia disana sangat lega. Rasanya seperti sudah menyelesaikan soal Matematika tersulit buatan professor. Dan ya, seperti biasa. Sutradara itu tersenyum puas padaku. Aktingku tidak pernah salah.


“Aktingmu tadi bagus sekali, Soo Hyun. Ku harap penonton tidak salah menilai.” Kata-kata yang basi. Aku sudah mendengarnya berkali-kali. Sampai bosan…


“Ah, itu bukan apa-apa.” Bagus, Soo Hyun. Kau sangat rendah hati. Hahahaa,, jaga image mu. Jangan sampai tercemar


“Hahaha, aku suka dengan kerendah hatimu itu, Soo Hyun.” Gamsa hamnida. Tapi itu juga acting, bagus kan?


“Gamsa hamnida.”


“Ya sudah. Semua crew harap kumpul. Ayo cepat!” teriak Sutradara sambil member tanda. Semua crew segera berhamburan ke situ.


“Yah, hari ini adalah terakhir kalinya kita mengadakan syuting. Film ini akan segera release bulan depan. Besok kita akan mengadakan konferensi pers. Soo Hyun, Eunjung, Kim Bum, Park Shin Ye, Hyun Joong, aku harap kalian siap besok.” Apa dia pikir aku aktor keteteran? Hei, aku, Kim Soo Hyun, adalah aktor professional. Tidak mungkin lalai sedikit pun.


“Tentu, Sutradara.” Jawabku. Ah, dia sangat tidak mempercayaiku.


Seakan bisa membaca pikiranku, Sutradara melemparkan ekspresi seakan dia berkata, “Aku tau kau professional, jangan sombong.” Bagus. Ejekan yang jitu.


“Aku sangat berharap, setelah ditayangkan. Film kita akan mendapat rating tinggi. Nomor satu mungkin.” Tolonglah, ini film korea bukan Hollywood. Jangan bermimpi kau. Yah, tapi paling tidak nomer satu di Asia. Bagus itu. Hahaa,,, Soo Hyun, kau narsiz.


“Apa yang kau pikirkan, Oppa?” Suara itu membuatku terkaget-kaget.


“Ah, Eunjung. Tidak ada. Aku tidak memikirkan apa-apa.”


“Benarkah? Yau sudah. Jangan banyak melamun. Tidak baik.”


“Tentu aku ingat, honey…”


“Kau ini. Oh ya, besok malam kau datang kan?” tanyanya. Hah? Datang? Kemana? Ke Surga? Oh, aku ingin. Tapi jangan sekarang. Aku sedang menikmati masa indahku.


“Oppa, kau dengar?”


“Hah? Oh, ya. Tentu. Tapi, kemana?”


“Astaga, Oppa. Kau ini. Apa kau sedang tukar-menukar otak dengan Karin-ah?” sekedar info, Karin-ah adalah salah satu crew yang sangat-sangat nggak normal otaknya. Materi sih pinter, tapi diluar itu, bloon semua.


“Kau bercanda? Aku tiak mungkin tukar-menukar otak dengannya. Aku bisa dicabut oleh perusahaan.” Kataku. Aku tau itu sangat overacting, tapi, hei, lihat! Dia tertawa kan? Berarti itu sangat lucu.


“Kau sangat lucu, Oppa. Hahahaaa… Hehh, hehh, hufftt.. Aku tidak tahan, hahahaaa…”


“Selucu itu kah?” tanyaku heran. Aku mulai keki, aku khawatir dia sakit jiwa.


“Oh, mianhae, Oppa. Aku hanya tidak tahan dengan ekspresimu. Oppa, besok malam akan ada pesta dirumah Sutradara. Apa kau mau datang?”


“Oh, tidak tahu. Mungkin.”


“Ya sudah, tapi aku harap kau datang. Oh ya, aku pulang dulu. Nanti Oppa kabari aku ya?”


“Sure, honey. I will do everything for you. Trust me.”


“Ahahaaa,, kau sudah seperti orang mabuk. Ya sudah, annyeong.”


“Annyeong!”



“Soo Hyun! Bisakah kita pulang sekarang?” aku berbalik. Oh, ternyata Lee Joon. Dia manajerku. Lebih tepatnya manajer pengganti. Sejak Ji Hoo memutuskan untuk pulang kampung sementara, karena ibunya sekarat. Dan sekarang datang orang yang paling ku benci (dia memang lebih tua dua tahun dariku! Tapi dia seperti sainganku!). Musuh bebuyutanku, mengapa kubilang begitu? Dia sangat pintar, tampan (kadang jujur itu menyakitkan), dan kaya. Semua keluargaku memujinya. Padahal dia hanya anak dari teman Ammaku. Payah, aku bahkan jarang dipuji oleh Ammaku sendiri. Padahal aktingku juga bagus.


“Baiklah, ini sudah malam. Kita pulang!” teriakku semangat. Aku tidak sabar ingin tidur, karena hari ini sangat melelahkan.


“Semangat sekali kau.” Cibirnya. Hei, aku dengar itu. Baru saja ingin ku jitak kepalanya, dia menoleh.


“Ada apa?” tanyaku sambil berpura-pura olah raga. Menggoyang-goyangkan tanganku kekiri dan kekanan. Persis seperti orang gila.


“Apa yang kau lakukan? Olahraga di malam hari? Inisiatif yang bagus.” Apa? Dia mencibirku lagi? Keterlaluan.


“Hei kau! Bisa tidak kau sopan sedikit? Cibiranmu itu sangat tidak sopan tau!”


“Kau bahkan tidak lebih tuda dariku.” katanya


“Gomawo. Baik, kau dipecat.”


“Baguslah, aku sudah muak denganmu. Ini bawa barangmu sendiri.” Belum sampai dia menyerahkan barangku, aku menahannya.


“Tidak jadi, kau harus tetap menjadi manajerku sampai Ji Hoo kembali.”


“Terserah, child and kid.”


Apa dia bilang?! Aku benci CHILD and KID! Right?




Suzy p.o.v



“Iya, Onni. Aku sudah buang tomatnya. Kejunya sudah aku pas kan. Tidak. Pasti rasanya enak. Sudah aku sesuaikan. Tenang saja, Onni tidak perlu khawatir. Iya, baik. Ku kirim sekarang.” Fuihhh,,, malam ini sungguh melelahkan. Apalagi kalau bukan karna Onni gila yang berlangganan padaku. Memang menguntungksn, tapi tingkahnya membuatku keki setengah mati. Di suruh kurangi ini, tamabahin itu. Sebenarnya yang jadi koki siapa sih?


“Hei, Suzy-ssi! Sedang apa kau? Haa.. Pasti sedang terima telpon dari Onni Sandy ya?”


“Jangan sebut Onni Sandy, sebut Onni gila saja! Itu lebih cocok.”


“Hahahaa,, aku suka gayamu. Kau sangat humoris. Bagaimana kalau kau ikut casting pencarian bakat comedian. Aku yakin kau akan diterima, Suzy-ssi.”


“Gomawo, kau sangat pandai MEMUJI.”


“Wakakakakakkk,, gomawo gomawo. Hahahahaa..” dia tertawa terbahak-bahak. Oh ya, dia adalah sahabatku. Jiyeon-ah. Kami sudah bersahabat sejak umur 5 tahun. Dan kami tinggal bersama sejak kami memutuskan kuliah di Seoul. Dan dia sangat mengerti aku, kadang tingkahnya yang mengesalkan malah membuatku tenang dan nyaman. Aku merasa dialah satu-satunya hartaku berharga. Sebenarnya aku tidak sendiri di Seoul, masih ada Onni ku, Eunjung-ssi. Tetapi Onni tidak tinggal bersamaku, dia tinggal di rumahnya yang mewah. Dia tidak sombong, dia baik dan ramah. Tetapi karena kesibukannya Onni jarang mengunjungiku atau pun mengunjungi orang tua kami. Maklum, Onni adalah aktris terkenal. Aku ingat, hari ini pasti syuting terakhirnya di film barunya itu. Judulnya, ehm…. Street of Love. Ya benar, Street of Love. Pasti sekarang Onni sedang lelah. Apa sebaiknya besok ku kirim makanan untuknya. Yup, oke. Nanti akan ku sms dia. Tapi tunggu dulu, masak apa? Kimchi? Tapi kan Onni tidak suka pedas. Apa ya?


“Hoyy!! Kau sedang melamun apa? Siapa? Haa… Lee Joon Oppa kan? Hahahaa,, ngaku. Namjachingu mu itu memang tampan, tapi sayang dia bukan tipeku.”


“Hush! Ngarang! Aku tidak memikirkan Oppa Joon. Au sedang memikirkan Onni..? Kau


“Onni gila itu? Buat apa? Apa kau sudah membuka hatimu untuk menerimanya? Bagus lah kalau begitu. Aku lelah melihat muka lecekmu itu kalau habis menerima telepon darinya.”


“Kau ini bicara apa sih? Bukan Onni gila, tapi Onni ku. Eunjung-ssi.”


“Oh, ada apa dengannya?”


“Tidak. Aku hanya sedang memikirkan, hari ini hari terakhir syuting filmnya. Pasti Onni sangat lelah. Aku ingin membuatkan makanan untuknya. Tetapi aku, bingung. Apa makanan yang harus aku masak?”


“Bagaimana kalau kimchi! Singkat, padat, pedas. Hahahaa..”


“Dia benci pedas.”


“Apa??!! Kau serius??!!!!” matanya mendelik sampai terlihat mau copot. Aku bergidik ngeri melihatnya.


“Orang Korea benci pedas. Gila! Terus dia mau makan apa?”


“Biasanya dia makan sayur-sayuran yang direbus, kue nasi, dan beberapa lauk yang tidak pedas. Tapi aku ragu, apa dia mau memakannya. Dia kan sudah menjadi artis terkenal. Makanan seperti itu pasti bukan apa-apa baginya.”


“Ah, ayolah, Suzy-ssi. Onni bukan orang seperti itu. Dia tidak sombong kan? Pasti dia mau memakan masakanmu. Masakanmu kan enak. Sesederhana apa pun, kalau kau yang memasak pasti enak.”


“Kau yakin?”


“Tentu.” Aku melirik jam di dinding, pukul 18.30. Heh, biasanya jam segini Joon Oppa datang dan membawakan sesuatu untukku sambil berkata, ‘Annyeonghaseyo, Suzy-ssi. Lee Joon imnida.’ Tapi tidak hari ini. Hari ini Oppa harus menjalani pekerjaannya, manajer pengganti. Aku tidak habis pikir, kenapa orang seperti Joon Oppa harus menerima pekerjaan itu. Kayak Oppa punya waktu buat menemani majikannya itu. Aku pengen tau, siapa sih aktir yang jadi majikannya itu?


“Hoyy!! Nglamun lagi. Mikirin apa lagi?” suara melengking Jiyeon-ah menyadarkanku dari lamunan.


“Oppa.”


“Haaa,,,, Lee Joon itu kan? Benar kan? Hahahaaa…”


“Jiyeon-ah…… Dasar pembokat..”


“Apaa?? Aku tidak dengar. Aku sedang sibuk tertawa untukmu! Hahahaaa…”


“Mulai lagi.”



“Tokk..tokkkk..toookkkkkk…..”



“Ne.. Siapa itu?”


“Annyeonghaseyo, Suzy-ssi. Lee Joon imnida.” Tunggu, ini kan? Joon Oppa? Benarkah???


Aku segera membukakan pintu untuknya, dan taraaa!! Tebakanku benar, Joon Oppa datang dengan senyum mengembang di bibirnya. Aku segera memeluknya erat.


“Oh, Oppa! Aku rindu padamu!” Oppa melepaskan pelukannya.


“Aku juga, Suzy-ssi. Annyeonghaseyo?”


“Na? Baik, Oppa. Kau?”


“Aku juga, baik.” Aku melongokkan kepalaku, hah? Siapa itu? Kayaknya familier. Aku mengerjap-kerjapkan mata. Benarkah?


“Oppa, dia…” kataku sambil menunjuk namja yang berdiri di belakang sambil memakai kacamata.


“Iya, kau pasti mengenalnya.”


“Kim Soo Hyun? Pemeran Jungle Fish?”


“Ne. Kau benar, Suzy-ssi.”


“Sedang apa dia disini?”


“Anjing idiot itu? Dia majikanku.”


“Apaaaaa??!!!!!!!!”


“Apaaaaa??!!!!!!!!” Oppa mengikuti gayaku. Mau tidak mau aku tertawa.


“Oppa, yang benar. Kau ini malah tertawa. Wae?”


“Ya, tidak apa-apa. Memang kenapa?”



“Joon! Kau sedang apa? Aku hampir karatan disini? Kau mau mengajakku masuk atau aku pergi meninggalkanmu.” Teriaknya marah. Dasar namja sombong!


“Hey, aku tau kau adalah Kim Soo Hyun. Aktor terkenal itu! Tapi kau disini sama dengan kita, manusia! Jadi tolong jaga sikapmu itu!”


“Kau! Siapa kau?”


“Na? Naega Suzy. Suzy imnida. Aku yang punya bakery ini.” Kataku sambil mengulurkan tangan dengan puas. Satu detik, dua detik, tiga detik, empat, lima detik. Dia hanya menatapku heran. Lalu sedetik kemudian senyum mengejek terpampang di mukanya.


“Kau pikir kau bisa mengambil kesempatan ini untuk bersalaman denganku. Mimpi sana..” katanya kejam lalu berbalik menuju mobil.


“Arghhh!! Kenapa sih ada aktor sesombong dia?!” kataku marah. Nggak habis pikir, kenapa ada manusia sesombong dia. Bikin marah aja!


“Sudahlah Suzy-ssi. Tidak perlu dipikirkan. Dia memang begitu.”


“Aku salut padamu, Oppa. Kau bisa menghadapinya. Aku yang baru sekali berhadapan sama dia aja sudah tidak tahan apalagi kau, Oppa.”


“Tenang saja, Oppa kan hebat.”

“Hahahahaaaa… Ne. Hahahahaaa…”

2 komentar:

  1. Aku mw krim nanti, udh mbo copas. y wz, gpp. Gtu ae, aq ng'post, u tinggal copas. Hehehee.....

    BalasHapus
  2. Ocehhh,, Oceehhh
    Habisnya aku tunggu e-mail u gak masuk2..
    Jadi copas aja dehhh,.
    *wkwkwkwk*
    gpp kan ?

    BalasHapus