ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Minggu, 09 September 2012

Can You Smile




Tittle : Can You Smile
Author : @bora_jotwins aka Shin Ha Ra
lenght : One shoot
Genre : romance, sad (maybe)
Main cast : Min Woo, Kwang min, Ni Chan (OC/You), Donghyun
PS : Annyeong readers, yah lagi-lagi nulis ff sad, hehe, gak apalah, suasana hati author lagi      melankolis, hehe
Udahan ahh dr pada dengerin pidato (?)nya author mending baca ff author ya..
Don't forget RCL
Don't be plagiator and Silent Readers




***

Aku mencoba mencerna semua kata-kata yang keluar dari mulutnya, aigoo apa aku tak salah mendengarkan , aku terus merenung, dan tak terasa air mata mulai membanjiri pipiku, aku merasakan kakiku lemas dan aku tak sanggup untuk melakukan apapun, aku merasa tak berdaya, aku merasa sedih setelah kehilangannya, aku tak mau kehilangannya, tapi kenapa dia harus meninggalkanku, kenapa dia harus pergi dariku, kenapa dia tak mau mengerti sedikit tentang perasaanku, apakah dia benar-benar tidak mempunyai hati kepadaku.

“ni chan-ah” kata min woo memandangku, aku hanya memandangnya nanar, dan memeluk
woo yang saat itu sedang berada disampingku.

“uljima, jangan menangis lagi, aku mohon kepadamu” kata woo setengah memelas, aku tak menjawab nya, aku justru menagis lebih keras dalam pelukannya, hatiku terasa sangat sakit saat ini, kenapa namja yang sangat aku cintai pergi meninggalkanku tanpa sebuah alasan yang pasti, kenapa dia begitu jahat kepadaku.

“min woo-ah, kenapa kwang min begitu tega kepadaku? Apa salahku kepadanya, hingga dia berbuat sebegitu teganya kepadaku?” tanyaku sambil terus menangis, entah mengapa air mata ini tak bisa berhenti mengalir dari pipiku, hatiku terasa sangat sakit dan sesak saat itu.

“uljima ni chan-ah, aku yakin kwang min hyung pasti punya alasan di balik semua ini” kata min woo mencoba menghiburku, namun entah mengapa kata-kata woo mampun memberikanku sedikit ketenangan, nae memang dipelukan sahabatku inilah aku bisa melupakan segala beban yang menindih hidupku, ya walaupun masih terasa sangat sakit, setidaknya aku mempunyai woo untuk membagi rasa sakit yang ada di hatiku.

“kajja , sekarang kita pulang saja” kata woo mencoba membangunkan ku dan menuntunku berjalan, aku hanya bisa terus melamun, saat aku mulai teringat masa-masaku bersama dengan kwangmin oppa,hatiku terasa sangat sesak, dan air mata ini terus keluar dari pipiku.

Namun bagaimanapun sekarang aku harus bisa menerima kenyataan bahwa aku dan kwangmin oppa sudah berpisah, kehidupan kami sekarang sudah berbeda, jalan kami sekarang sudah berbeda, walaupun aku masih merasa sakit aku harus berusaha untuk kuat, mungkin bukan kwang min oppa namja yang menjadi jodohku.

Lalu woo pun mengajakku masuk ke dalam mobilnya, sedikit demi sedikit perasaanku menjadi lebih tenang, dan aku mulai berhenti menagis dan menyeka air mata yang ada dipipiku sambil memandang woo yang berada di sampingku, tak kusangka woo memegang tanganku erat.

“jangan menangis lagi, aku tak tega melihat kau seperti ini” kata woo tulus kepadaku.

“min woo-ah. Gumawo kau telah menghiburku, sehingga perasaanku menjadi lebih tenang
saat ini” kataku sambil tersenyum nanar.

“nae, ni chan-ah, aku akan selalu berada disisimu saat kau membutuhkanku” kata woo lalu mulai melanjukan mobilnya, sepanjang perjalan kami hanya bisa terdiam, aku tak mengerti kenapa jika aku berada disamping woo aku bisa melupakan sejenak masalahku dan aku bisa lebih tegar menghapi semua, termasuk menghadapi kenyataan bahwa aku dan kwang min oppa sudah berpisah, aku harap aku bisa segera melupakanmu kwang min oppa, aku tak mau semakin tersiksa dengan perasaanku yang semakin dalam kepadamu.

Sampailah aku di rumah, woo pergi meninggalkanku , rasa galau dan takut mulai menyelimutiku saat ini, namun aku harus tetap kuat, aku tak bisa selalu begini setiap harinya.

***

Min Woo POV

Sebegitukah kau mencintai kwang min hyung? Apakah kau tidak pernah memandangku? Namja yang selalu berada disisimu baik saat kau senang maupun sedih, tak bisakah kau mengerti perasaanku ni chan-ah, harus berapa lama lagi kau biarkan aku menunggu dalam ketidak pastian ini, haruskah aku melupakanmu? Tapi melupakanmu tentu bukan menjadi hal yang mudah bagiku, kau telah lama berada di hati ini Ni Chan-ah, dan apakah selama ini perasaanku sia-sia kepadamu? Aku tak ingin kau terlalu mencintai kwang min hyung, buktinya sekarang kwang min hyung justru meninggalkanmu, pandanglah aku sedikit saja, berikan aku sedikit celah untuk masuk ke dalam hatimu, berikanku kesempatan untuk mmbuktikan bahwa akulah satu-satunya namja yang selalu tulus mencintaimu, andaikan kau sedikit saja mengerti perasaanku.

Min Woo POV End

***

Ni Chan POV

Aku mulai bersiap untuk berangkat ke sekolah, entah mengapa walaupun aku merasa hatiku masih sakit aku harus tetap tegar untuk orang yang aku sayangi, walaupun sangat berat harus melupakan namja yang sangat berarti bagiku, tapi sejujurnya aku tak bisa melakukan apapun, aku hanya berharap suatu saat dia mengerti aku selalu mencintainya.

“ni chan-ah, min woo sudah menunggumu, palli” kata eomma mengagetkanku.

“ahh.nae eomma, jakkamanyo” kataku sambil terus mempersiapkan keperluan sekolahku, dan ketika sudah selesai aku mulai turun ke lantai bawah dan melihat woo yang sudah rapi dan tampan dengan seragam sekolah yang dikenakannya, nae min woo-ah memang namja yang tampan, tapi kenapa sampai sekarangpun dia tak pernah menceritakan tentang yeoja yang disukainya kepadaku, ahh molla aku rasa itu menjadi privasi min woo-ah.

“mianhe minwoo-ah, kau sudah menunggu lama ya?” tanyaku kepadanya, dia menggeleng pelan.

“gwencana, ania aku juga baru saja datang, sekarang kajja kita berangkat” kata min woo lalu mulai menggandeng tanganku keluar rumah.

“ni chan-ah, minwoo-ah, kalian tidak sarapan dulu” tanya eomma kepada kami.

“anio eomma, kami sudah terlambat” kata ku lalu kamipun mulai berangkat dengan mobil yang dikenakan min woo, saat perjalanan kami hanya terdiam, kenapa disaat kami sedang berdua seperti ini nuansa kecanggungan selalu ada menyelimuti atmosfir kami, ahh molla aku
tak mengerti.

Kamipun sampai di sekolah, saat kami sedang masuk ke dalam kampus, aku melihat kwang min oppa sedang bercanda dengan salah satu yeoja, aku memandang lurus ke arah kwangmin oppa, aku tau dia merasakan kedatanganku, namun dia sama sekali tidak menganggapku, dia malah semakin asik bercakap dengan yeoja itu, hal itu membuat pipku terasa sangat panas, entah mengapa ingin rasanya aku menangis saat itu, tapi bagaimanapun aku sudah berjanji pada diriku untuk kuat demi orang yang aku sayangi.

“apa yang kau lihat ni chan-ah?” tanya min woo yang nampaknya dia tak mengerti apa yang sedang aku lihat saat ini.

“Anio min woo-ah, kajja kita masuk ke kelas” kataku sambil memegang erat tangan minwoo dan mulai melenggang meninggalkan kwang min oppa yang sedang asik dengan yeoja yang ada disampingnya itu.

Ni Chan POV End

***

Kwang min POV

Tuhan? Sebegitu sakitkah aku harus meninggalkamu? Sebegitu sakitkah aku harus kehilangan cintamu? Andai saja kau mengerti alasanku di balik semua ini?andai saja kau mengerti bahwa hanya kau satu-satunya yeoja yang aku cintai Ni cha-ah, tidak ada yeoja yang bisa menggantikan mu di hatiku, bahkan ketika maut mulai memisahkan kita, mianhe, jeongmall mianhe terhadap hal yang telah aku lakukan kepadamu, aku tau aku sudah kelewatan batas, tapi aku sadar aku bukan namja yang tepat bagimu, kalau aku bersamamu mungkin hanya akan menjadi beban bagimu, aku rasa woo lah namja yang tepat bagimu, dia selalu setia berada disampingmu dan selalu menyayangimu.

Mianhe ni chan-ah
Kwangmin POV End
Flashback POV
“apa yang oppa katakan? Oppa ingin berpisah denganku?” tanyanya dengan suara nanar.

“mianhe ni chan-ah, aku rasa aku bukanlah namja yang tepat untukmu” kataku pelan.

“kenapa oppa mengatakan hal seperti itu, aku justru merasa kalau oppalah namja yang sangat tepat untukku” katanya lalu mulai meneteskan air matanya.

“anio ni chan-ah, aku tak pantas bagimu, aku hanya akan menyusahkanmu, aku tak ingin itu terjadi, sebelum semua itu terjadi aku akan pergi meninggalkanmu” kataku dengan wajah menunduk, Tuhan betapa merasa bersalahnya aku melihat dia mulai meneteskan air mata seperti itu, aku tak tega ingin sekali ku dekap dia dalam pelukanku, namun aku rasa hal itu tak mungkin terjadi.

“kenapa oppa begitu tega sekali kepadaku, apakah oppa tidak memikirkan sedikit perasaanku, aku tak bisa berpisah dengan oppa, aku terlalu mencintai oppa” katanya sambil menangis semakin keras. Aku memegang tangannya dan menatapnya ragu.

“mianhe ni chan-ah, oppa rasa ini adalah jalan terbaik bagi kita, kebahagiaanmu bukanlah ada padaku, tapi kebahagiaanmu adalah untuk namja lain, aku yakin itu, sekarang kau berhentilah menangis, dan kau harus bisa menerima kenyataan jalan kita sekarang berbeda” kataku lalu mulai melangkahkan kaki pergi meninggalkan dia.

Tuhan aku tau aku sangat kejam kepada ni chan-ah, tapi aku tak mau membuatnya semakin sedih jika semua ini didiamkan berlarut-larut, mianhe ni chan-ah, kuharap kau akan bahagia bersama dengan woo.

Flashback POV End

***

Ni Chan POV

Kwang min-ah, apakah kau benar-benar sudah melupakanku? Apakah sekarang kau benar-benar sudah teramat sangat membenciku? Kenapa semua ini kau lakukan kepadaku ? sebegitu teganya kah kau kepadaku?

“ni chan-ah, apa yang kau fikirkan? “ tanya woo yang sedang duduk disampingku.

“anio min woo-ah, aku sedang tak memikirkan apapun, aku hanya ingin diam” kataku mencari alasan, tentu saja itu berbohong, karena aku sedang memikirkan kwang min oppa saat ini

“pasti kau sedang memikirkan kwang min hyung?” selidik min woo kepadaku, dan sebenarnya yang woo pikirkan memang benar, aku kalah telak di hadapan woo.

“anio, min woo-ah” perkataan kami terputus saat songsaenim mulai masuk ke dalam ruang kelas kami, aigoo untunglah jadi woo tidak banyak menanyakan soal kwang min oppa kepadaku, kwang min oppa apakah kau mengerti perasaaku, aku selalu mencintiamu, tapi kenapa kau pergi meninggalkanku.

***

Bel istrirahat mulai berbunyi, aku dan min woo pun segera bergegas meninggalkan ruang kelas dan menuju ke kantin, aku melintasi ruang kelas kwang min oppa dan melihat dia sedang bercanda dengan yeoja yang tadi.
wae? Kenapa dia sangat dekat dengan yeoja itu? Semudah itukah kwang min oppa melupakanku

Semudah itukah kau menghapus kenangan kita dan menggantinya dengan yeoja lain? Apakah kau sama sekali tidak mengerti tentang perasaanku, aku sangat mencintaimu kwang min oppa andaikan kau tau semua ini.

“kau mau makan apa ni chan-ah?” tanya woo sambil tersenyum kepadaku.

“ terserahmu saja woo” kataku menjawab dengan ogah-ogahan entah mengapa sejak kemarin aku merasa sedang tidak nafsu makan, aku masih sangat terpukul dengan kejadian kemarin, aku harap kwang min oppa mempunyai alasan dibalik ini semua, sehingga membuatku tidak terpukul seperti ini.

“kenapa kau diam seperti ini ni chan-ah, kenapa kau tidak memakan makananmu, aku sangat terpukul melihat mu seperti ini” kata min woo kepadaku,aku menatap mata min woo tajam, aku tau mata itu adalah mata yang penuh dengan ketulusan dan kasih sayang, aku tak mau air mata keluar dari wajahnya yang tampan itu.

“anio min woo-ah, berkatmu sekarang aku menjadii lebih baik dan aku bisa menerima kenyataan, bahwa sekarang aku sudah tidak bersama dengan namja yang sangat kucintai, tapi sudahlah aku tak mau terbawa suasana melankolis seperti ini, aku juga harus bangkit demi orang-orang yang aku sayang” kataku sambil tersenyum manis.

“jeongmall? Kau harus bisa bangkit dan menerima kenyataan kau tak bersama dengan kwang min hyung saat ini” selidik woo kepadaku.

“nae min woo-ah, sekarang palli kau makan makananmu” kataku kepadanya, lalu aku mulai makan makanan yang ada didepanku, aku tak ingin woo semakin kecewa kepadaku, aku sangat tak tega melihatnya merasa sedih dan terpukul karena aku.

***

Sampailah aku di rumah, aku merebahkan tubuhku di tempat tidurku, entah mengapa pikiranku terus berputar dan terus melayang ke pada masa lalu, masa dimana aku dan kwang min oppa bertemu untuk pertama kalinya, masa dimana aku mencintai kwang min sejak pandangan pertama, kwang min oppa kenapa sekarang teganya kau meninggalkanku.

Sampai kapan aku terhanyut oleh suasana melankolis setelah aku kehilanganmu, sampai kapan aku tenggelam dalam kesedihan yang dalam semenjak kepergiaanmu, aigoo entah kenapa kepalaku menjadi sangat pusing

“ni chan-ah, hyungmu akan pulang dari amerika” kata eomma mengangetkanku, mwo? Jinjja hyungku akan pulang dr amerika, wae? Kenapa secepat itu.

“jeongmall eomma, ahh eomma aku sedang tidak mood untuk bercanda” kataku pelan sambil mencoba memejamkan mataku.

“kau begitu sombong dengan oppamu” kata seorang namja yang sangat kukenal suaranya itu, aku menengok ke asal suara dan benar saja yang eomma katakan, dia adalah donghyun oppa, aku segera berlari dan menghampiri donghyun oppa dan memeluknya.

“ini benar oppa? Kenapa oppa baru pulang? Kenapa oppa tak pulang sejak dulu? Kenapa oppa tega meninggalkanku?” kataku menghujani berbagai pertanyaan ke arah donghyun oppa.

“kau tau oppa sangat sibuk di Australia, sekarang oppa baru lulus kuliah jadi oppa pulang ke korea” kata donghyun lalu memelukku semakin erat.

“aku sangat merindukan oppa” kataku kepadanya, lalu tersenyum manis ke arah nya.

“oppa sangat capek, bolehkah oppa duduk” katanya menyadarkanku, aku segera melepaskan pelukan donghyun oppa dan menyuruhnya duduk dikursi, akupun ikut terduduk disampingnya tanpa mengatakan sepatah katapun.

“bagaimana hubunganmu dengan min woo?” tanya donghyun oppa mengangetkanku.

“mwo? Oppa tau kan sejak dulu hingga sekarang aku dan woo adalah sahabat dekat” kataku sambil memayunkan mulutku.

“ tapi oppa rasa dia adalah namja yang tepat untukmu” kata donghyun oppa menggodaku.

“anio oppa, aku sudah mencintai namja lain” kataku pelan.

“nuguya?” tanyanya penasaran, aku memandang donghyun oppa ragu dan bagaimanapun oppaku ini harus tau mengetahui mengenai kwang min oppa.

“dia adalah kwang min oppa, dia setahun lebih tua dariku” kataku sambil tertunduk malu.

“kwang min? Kwang min yang mempunyai sodara kembar itu ya?” tanya donghyun oppa kaget.

“nae, dia adalah kembaran young min oppa,emangnya kenapa oppa?’ tanyaku penasaran.

“anio, gwencana” kata donghyun oppa lalu mulai meninggalkanku begitu saja dan mulai masuk ke dalam kamarnya, sebenarnya apa yang terjadi dengan donghyun oppa? Kenapa donghyun oppa begitu kaget aku menyukai kwang min oppa, dan bagaimana bisa juga donghyun oppa mengenal kwang min oppa, sementara 4 tahun belakangan ini donghyun oppa berada di australia? Berbagai pertanyaan mulai berkecamuk dalam fikiranku, aku menjadi sangat penasaran. Namun rasanya kepalaku tak bisa diajak berkompromi, kepalaku terasa sangat pusing, lebih baik sekarang aku tidur saja.

Ni Chan POV End

***

Dong Hyun POV

Akhirnya sampailah aku si korea, akhirnya aku bisa kembali ke korea, setelah sekian lama aku harus ke negeri tetangga untuk mencari ilmu, aku sangat merindukan keluargaku, terutama yeoja dongsaengku yang sangat cantik dan menggemaskan, nae dia adalah ni chan, semenjak kecil kami memang selalu bersama, hingga saat aku mendapatkan beasiswa harus kuliah di Australia,ni chan lah orang yang paling sedih karena kepergiaanku, aku juga merasa sangat sedih, karena harus berpisah dengan dongsaengku, namun bagaimanapun aku mencoba bertahan demi keluarga dan masa depanku.

Semenjak kecil ni chan memang sangat dekat dengan woo, mereka adalah sahabat yang sangat akrab, namun min woo pernah mengatakan kepadaku kalau dia sangat menyukai ni chan-ah, tapi ni chan-ah tidak menyukai dia, ni chan hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat, namun min woo masih tetap bertahan dengan cintanya kepada ni chan,

Sebenarnya aku sangat setuju kalau ni chan menjadi pasangan woo, tapi aku sedikit ragu jika dia bersama dengan kwang min, sedikit sedikit aku tau mengenai dia, dia adalah namja yang terkenal sebagai flower boy, dia adalah namja tampan dengan banyak kelebihan, dia banyak disukai oleh yeoja, aku hanya tak ingin dongsaengku menjadi terluka karena dia menyukai kwang min, aigoo bukannya aku ingin mengecewakan dongsaengku, tapi aku lebih setuju jika dia berada di sisi min woo.

Min woo juga flower boy, banyak yeoja yang ingin dekat dengannya, namun entah mengapa hatinya belum bisa berpindah dari ni chan-ah, min woo-ah hyung akan doakan semoga kau bisa bersama dengan ni chan-ah, karena hyung tau hanya kau lah namja yang tepat mendampingi dongsaengku.

Donghyun POV End

***

Ni Chan POV

Hari berganti hari namun situasi masih belum juga terbalik, donghyun oppa masih membisu jika aku menanyainya tentang kwang min, min woo juga masih berada disampingku baik saat aku senang maupun sedih, begitu pula dengan kwang min. Kwang min oppa masih seperti dahulu, selalu cuek denganku dan lebih dekat dengan yeoja lain, padahal peristiwa itu sudah beralangsung sejak 4 bulan yang lalu,namun semuanya masih sama saja,

“ni chan-ah, kau sudah ditunggu woo dibawah” kata donnghyun oppa mengagetkanku lalu berpaling pergi meninggalkanku begitu saja.

“dong hyun oppa,kenapa sekarang kau begitu dingin dengan dongsaengmu sendiri? Kenapa kau berubah semenjak aku mengatakan bahwa aku mencintai kwang min oppa” tanyaku tak tahan, aku memandang donghyun oppa dengan tatapan nanar, donghyun oppa memandangku dengan tatapan bersalah.

“mianhe, bukan maksud oppa untuk menghindarimu, oppa hanya tak tau bagaiamana harus bersikap” kata nya sambil menggaruk kepalanya yang aku yakin tidak gatal itu.

“wae? Emangnya apa yang oppa sembunyikan dariku?” tanyaku penasaran.

“oppa tak menyembunyikan apapun , oppa hanya tak suka kau mencintai jo kwang min, hanya itu saja, tak ada alasan khusus, oppa lebih setuju jika kau bersama dengan minwoo” kata donghyun oppa setengah berteriak.

“mwo? Apa alasan dibalik semua itu?” tanyaku sambil menangis, ternyata air mataku sudah tak terbendung lagi, aku sangat sakit mendengar perkataan donghyun oppa.
“tak ada alasan khusus,oppa tau mana yang terbaik bagimu, dan oppa rasa kebahagiaanmu tidak untuk kwang min , tapi untuk min woo” kata donghyun oppa kepadaku.

“mwo? Kenapa oppa bisa mengatakan seperti itu, sementara oppa tidak mempunyai alasan yang kuat menentangku, ahh sudahlah aku tak mengerti jalan pikiran oppa” kataku lalu pergi meninggalkan donghyun oppa yang sedang kebingungan melihat tingkahku, aku segera turun dan mendapati min woo yang sedang menatapku kaget melihatku sedang menangis.

Ni Chan POV

***

Dong hyun POV

Mianhe ni chan-ah, aku memang kejam terhadapmu, aku bukanlah oppa yang baik untukmu, teganya aku membuatmu menangis sementara aku tak melindungimu, tapi aku melakukan semua ini untuk kebaikanmu, oppa yakin semua yang oppa lakukan ini benar untukmu, anio bukannya oppa tak mempunyai alasan khusus,tapi oppa punya alasan yang kuat untuk mempersatukan mu dengan minwoo, karena oppa yakin dia satu-satunya namja yang cocok untukmu, bukan kwang min.
Dong Hyun POV

***

Min Woo POV

“ni chan-ah, kenapa tadi kau menangis?” tanyaku kepada ni chan yang duduk disampingku setelah kami sampai di kelas kami, aku merasa aneh dengan ni chan-ah, sepertinya ni chan bertengkar dengan donghyun hyung, tapi kenapa mereka bisa bertengkar?

“anio min woo-ah, aku hanya sedang sebal dengan donghyun oppa” katanya lalu mulai menenggelamkan wajahnya kedalam bangku mejanya.

“wae? Kenapa kau sebal dengan donghyun oppa” tanyaku mulai penasaran, entah mengapa aku menjadi sangat pensaran dengan apa yang terjadi dengan mereka,  ni chan lalu memandangku dan memasang tatapan nanar ke arahku.

“donghyun oppa membenci kwang min oppa, aku juga tak mengerti kenapa”katanya kepadaku, aku lalu mulai memegang tangannya erat, enggan sekali aku lepaskan tangannya, entah harus bagaimana aku menyikapi perkataan dari ni chan, disatu sisi aku bahagia karena donghyun hyung membenci kwang min hyung, namun disisi lain aku juga merasa sangat sedih bila ni chan sedih,aku rela jika harus terus menjadi sahabatnya asalkan dia selalu tersenyum dan gembira, tapi apa yang kudapat? Ni chan sering kali menangis karena aku tak bisa menjaganya dengan baik, mianhe ni chan-ah, jeongmall mianhe.
Min Woo POV End

***

Kwang min POV

Aku sedang dilanda kebosanan, hingga akhirnya aku memutuskan untuk berkeliling mengitari sekolah dan terlebih aku ingin melihat ni chan-ah, entah mengapa semakin hari aku semakin merindukannya. Aku memutuskan untuk melihatnya di depan ruang kelasnya, aku melihat minwoo dan ni chan sedang duduk bersama dan andwe mereka saling berpengangan tangan dan saling bertatapan, mwo? Kenapa tiba-tiba perasaanku menjadi sangat sesak, aku tak tau mengapa aku masih saja cemburu padahal aku bukan lagi menjadi namjachingu nichan, tapi aku tak bisa membohongi hatiku sendiri, aku masih sangat mencintai ni chan-ah.

“kwang min-ah, kenapa kau disini, kau mau mencari ni chan-ah?” tanya soo kyo mengagetkanku, mwo? Soo kyo-ah bagaimana bisa dia menyadari keberadaanku disini, aigoo aku tak ingin ni chan sampai tau kalau aku memang sedang memperhatikannya.

“anio soo kyo-ah, jebal jangan katakan ke ni chan kalau aku tadi kemari, jebal” kataku seidkit merengek sambil memasang muka memelas kepadanya, dia menatapku ragu kemudian mengangguk pelan.

“gumawoyo, mianhe sekarang aku harus pergi” kataku lalu meninggalkan soo kyo yang sedang tak percaya dengan perkataanku.

Aku segera masuk ke dalam ruang kelasku lalu duduk di kursiku, aku mulai bertahan dalam keheningan, bertahan dalam bisunya suasana, aigoo ni chan-ah, aku hampir gila karena kehilanganmu, tapi aku lebih gila jika aku harus melihatmu terluka karena karena kepergiaanku, aku hanya ingin disisa waktuku engkau selalu tersenyum, karena hanya senyummu lah yang mampu membuatku kuat menghadapi dunia, hanya senyummu lah yang membuatku bertahan dalam menghadapi ganasnya penyakit ini, aku tak ingin kehilangan senyummu yang mampu memberikan kekuatan dalam hidupku, aigoo aku jadi teringat saat dimana aku divonis menjadi namja yang mengidap penyakit parah. Memang awalnya aku belum bisa menerimanya namun mungkin ini telah menjadi takdir pahit hidupku, seandainya jika aku tak mengalami penyakit ini mungkin aku bisa selalu berada disisi yeoja yang aku sayangi.

Kwangmin POV End

***

Flashback POV

“mwo?apa yang uisa katakan benar? Apa uisa tidak salah mengecek kesehatan saya? Saya rasa baru akhir-akhir ini saya terkena penyakit itu, tapi mana mungkin penyakit saya sudah berkembang menjadi sangat parah” protesku kepada uisa itu, entah mengapa aku tak bisa menerima kenyataan yang terjadi.

“mianhe kwang min-ah, uisa sangat mengerti posisimu tapi memang itulah yang terjadi, menurut hasil kesehatan ini kau terkena leukimia, dan sudah stadium 3, memang mulanya penyakit ini tidak disadari namun semakin lama parah, kau mengatakan kalau kau sering mimisan dan pendarahan dibagian tertentu, berat badanmu juga semakin lama semakin berkurang jadi setelah tes kesehatan yang kami lakukan, hasilnya kau positif terkena leukima stadium3, mianhe kwang min-ah, aku tau ini sulit bagimu, tapi mungkin hidupmu di dunia ini tak lama lagi” kata uisa itu lalu mulai menghirup nafas panjang, dan meninggalkanku yang sedang terbengong dan mencoba mencerna kata-katanya. Mwo? Aku terkena leukimia dan sudah stadium 3,itu artinya hidupku di dunia ini tidak akan lama lagi.

Entah mengapa air mata ini tak bisa berhenti mengalir dari pipiku, aku terkena leukimia stadium 4 dan uisa itu katakan hidupku tak akan lama lagi, wae? Kenapa semua ini bisa terjadi kepadaku, aku merasa sangat sedih dan takut yang paling aku takutkan adalah kehilangan senyum ni chan-ah, yeoja yang telah lama menjadi kekasihku, aku ingin sekali mendampinginya,namun aku rasa itu adalah hal yang mustahil, hingga akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkannya karena aku tak ingin dia terpukul karena kepergiaanku,aku hanya tak ingin dia menangis karena kepergiaanku, aku berharap setelah aku pergi meninggalkannya , dia akan bersatu dengan min woo,karena aku tau minwoo sudah lama mencintai ni chan-ah tapi ni chan tak menyadarinya.

Tapi saat aku melihat mereka bersama aku merasa jantungku mulai sesak, entah kenaapa aku masih belum ikhlas meninggalkan ni chan, tapi aku yakin ini adalah yang terbaik, asalkan nichan terus tersenyum aku rasa itu sudah lebih dari cukup.

Flashback POV End

***

Ni Chan POV

Aku merebahkan tubuhku di tempat tidurku, entah mengapa aku masih sangat terluka mendengar perkataan donghyun oppa tadi, kenapa donghyun oppa sebegitu teganya denganku, bukankah donghyun oppa yang kukenal dulu adalah donghyun oppa yang selalu berada disisiku dan selalu membelaku, tak peduli aku salah atau benar donghyun oppa selalu membelaku, tapi sekarang apa yang terjadi? Donghyun oppa memarahiku,ini adalah kali pertama dalam hidupku , dan dia marah dengan alasan khusus itu yang sangat emmbuatku sebal.

“kau sudah pulang?” tanya seorang namja yang tak lain tak bukan adalah donghyun oppa, aku hanya memandangnya kecut lalu aku mulai memalingkan tubuhku ke arah lain menghindari donghyun oppa.

“kau masih marah kepada oppa? Mianhe jeongmall mianhe oppa tadi bersikap sedikit kasar denganmu” kata donghyun oppa lalu menghampiriku dan duduk di atas tempat tidurku.

“ahh molla oppa” kataku dengan anda ogah-ogahan.

“mianheyo ni chan-ah, oppa tak mempunyai alasan apapun dibalik semua ini, kau fikir memang ini tak adil bagimu, oppa tau itu, tak ada alasan untuk melarangmu jatuh cinta dan bersama dengan kwang min, tapi oppa hanya fikirkan kebahagiaanmu, oppa tau mana namja yang terbaik bagimu, dan oppa rasa namja itu adalah minwoo, bukan kwang min , bukannya oppa membenci kwang min,anio, oppa hanya ingin kau bersama dengan namja yang benar-benar mencintaimu” kata donghyun oppa panjang lebar, aku memandang ke arah donghyun oppa dan menatapnya tajam

“tapi oppa aku hanya ingin bersama dengan namja yang mencintaiku dan aku cintai” kataku dengan muka sedikit memelas.

“sekarang oppa tanya kepadamu? Apakah kau berhubungan dengan kwang min? Kalau tidak lebih baik kau lupakan saja dia, oppa yakin bukan dia namja yang baik untukmu, ingatlah nichan-ah, oppa mengatakan semua ini demi kebaikanmu” kata donghyun oppa lalu pergi meninggalkanku, sebenarnya kenapa? Apa alsan dibalik ini semua , ahh molla aku tak mengerti aku sudah terlalu bingung dengan semua ini.

Aku lalu tertidur dalam tempat tidurku, dan saat aku sedang tertidur, hapeku berdering mengisyaratkan ada pesan masuk, aku membaca dan omo aku tak percaya dengan apa yang kubaca kwang min oppa mengirim pesan untukku, segera bergegas aku membuka pesan dari kwang min oppa.

“ Ni chan-ah , bagaimana kabarmu? Entah mengapa aku menjadi sangat rindu kepadamu, bisakah kita bertemu sekarang ditempat biasa, aku menunggumu” pesan dari kwangmin oppa membuatku bersemangat dan aku lalu bergegas berganti pakaian dan bersiap ke tempat biasa kami pergi untuk berkencan.

Tak lama kemudian aku sampai di lokasi, dan aku melihat kwangmin oppa sudah menuggguku, dia terlihat sangat tampan, ahh anio kwang min oppa memang selalu tampan, aku lalu menghampirinya dan duduk disampingnya, aku merasa sangat bahagia dan jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Omo ! sebegitu nerveus kah aku harus bertemu dengan pujaan hatiku.

“kau sudah datang?” tanya kwang min oppa sambil tersenyum kepadaku, senyuman itu sudah sangat lama kurindukan akhirnya kwang min oppa tersenyum lagi kepadaku.

“nae kwang min oppa, ehhmm oppa sudah lama menunggu?” tanyaku kepadanya, dia menggeleng pelan lalu mulai memandang rerumputan yang terdampar luas di hadapan kami sambil menghela nafas panjang.

“bagaimana keadaanmu ni chan-ah, sudah lama kita tak ke tempat ini, padahal dulu kita hampir setiap hari kemari” kata kwang min oppa kepadaku, aku memandang ke arah kwang min oppa menyelidiki apakah ada maksud yang kwang min oppa sembunyikan.

“nan gwencana, oppa..?? iya aku sangat merindukn tempat ini” kataku lalu memandang lurus ke arah rerumputan indah yang ada di depanku,

“kau masih seperti dulu changia” kata kwang min oppa mengangetkanku, dia memandangku tajam, omona apa yang aku dengar kali ini benar? Kwangmin oppa memanggilku lagi dengan sebutan changia, jantungku berdegup sangat keras, perasaanku berdebar tak karuan.

“ng..apa yang oppa maksud?” kataku sambil berusaha untuk bersikap setenang mungkin.

“iya kau membuat hati oppa berdebar kencang saat berada di dekatmu” kata kwang min oppa lalu tersenyum ke arahku, dan tangan kwang min oppa mulai memegang erat tanganku, aku hanya terdiam, sumpah aku merasa semua ini seperti mimpi, kalaupun saat ini aku bermimpi aku enggan terbangun dari mimpi ini.

“entah mengapa aku tak percaya oppa berada di dekatku saat ini, aku merasa sangat bahagia, sangat bahagia berada disisi namja yang sangat aku sayangi” kataku sambil tersenyum lebar.

“jeongmall changia? Apakah kau sangat mencintai oppa?” tanya kwang min oppa kepadaku.
“aku sangat mencintai kwang min oppa,tak ada namja yang bisa menggantikan posisi kwang min oppa hingga saat ini” kataku sambil menunduk.

“oppa juga merasakan hal yang sama, tapi mianhe changia, oppa tidak bisa terus menemanimu, suatu saat oppa harus pergi meninggalkanmu” kata kwangmin oppa membuatku sedikit terkejut.

“mwo? Maksud oppa? Oppa akan pergi kemana? Oppa akan meninggalkan korea?” tanyaku penasraan kepada kwang min oppa, perkataan kwang min oppa memang mengundang berbagai pertanyaan untukku, sbenarnya apa maksdnya dibalik semua itu.

“anio, oppa hanya mengatakan seandainya, tapi kalau seandainya oppa bener-bener pergi meninggalkan kami, oppa harap kamu akan selalu tersenyum changia, karena hanya senyumu lah yang membuat oppa kuat menghadapi semuanya” kata kwang min oppa kepadaku.

“mwo? Sebenarnya apa sih maksud oppa? Kenapa oppa mengatakan seperti itu?” kataku sangat penasaran kepada kwang min oppa.

“anio, oppa tak mempunyai maksud, kajja kita pergi changia, aku sangat rindu padamu” kata kwangmin oppa lalu mulai pergi bersamanya, aku tak peduli dengan apa yang dikatakan kwangmin oppa, aku yakin tadi kwang min oppa hanya bercanda saja, aku harap semua yang kwang min katakan tidak benar, aku hanya mampu berharap kepada Tuhan, aku benar-benar tak ingin kehilangan senyum kwang min oppa.

Ni Chan POV End

***

Kwang min POV

Tuhan, aku sangat ingin selalu menemaninya smpai aku tua nanti, namun aku rasa itu hanya akan menjadi cita-cita ku sja, aku sadar umurku di dunia ini tidak akan lama lagi, aku tau aku akan segera meninggalkan dunia ini untuk selamanya dan waktuku tak panjang lagi, tapi ijinkan aku bersama dengan yeoja yang kucintai lebih lama lagi, aku hanya ingin melewati sakitku bersama dengan dia, semoga saat kepergianku nanti tidak menyisakan bekas luka dihatinya, dia justru lebih bersama dengan minwoo.

Kwang min POV End

***

Min Woo POV

“mwo? Ni chan-ah keluar, kmana perginya hyung?” tanyaku kepada donghyun hyung yang sedang asik membaca koran di luar rumah.

“molla hyung juga tak tau, dia nampak tergesa-gesa tadi” kata donghyun hyung kepadaku,

“nae, kalau begitu aku pamit dulu hyung” kataku kepada donghyun lalu mulai pergi melenggang meninggalkan donghyun hyung, sebenarnya kemana perginya ni chan-ah, tak biasanya dia pergi sendirian seperti ini, atau jangan-jangan dia sedang keluar bersama dengan kwang min hyung, ahh andwe hubungan mereka kan sudah berakhir, ahh lebih baik kutenangkan saja pikiranku kali ini, aku tak mau menuduh ni chan yang bukan-bukan, karena aku sangat menyayangi ni chan, aku akan terus menjaga senyum itu dari bibirnya. Saranghae ni chan-ah.

MinWoo POV End

***

Ni Chan POV

Aku sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama dengan kwang min oppa, bersama dengannya adalah anugrah terindah dalam hidupku, memandang senyumannya adalah pemberi semangat dalam hidupku, namun entah mengapa ada hal yang berbeda dari kwang min oppa, dia terlihat sangat pucat dan entah mengapa badannya semakin lama semakin kurus, aigoo kwang min oppa kenapa kau bisa begini, apakah karena kau kurang istirahat.

“kwang min oppa,kau semakin kurusan ya?” tanya ku kepada kwang min oppa, dia memandangku kaget.

“mwo? Anio, berat badanku saja sudah naik 2 kg” katanya sambil tersenyum dipaksakan, aku tau kwang min oppa berbohong terlihat saja kwang min oppa sekarang memang lebih kurus dari dulu, ahh molla aku tak mau memikirkan yang aneh-aneh tentang kwang min oppa.

“changia, kita pulang yuk, hari sudah larut malam” kata kwang min oppa kepadaku.

“nae oppa”kataku sambil tersenyum, tapi saat aku mulai melangkah, aku menyadari kalau kwang min oppa hanya terdiam, kemudian aku menengok ke belakang dan aigoo aku mendapati kwang min oppa sedang tergeletak tak berdaya, dari hidungnya keluar darah yang lumayan banyak, aku segera menghampirinya dan entah mengapa air mata menetes dipipiku, aku benar-benar kuatir jika terjadi sesuatu apapun dengannya, aku segera berteriak meminta pertolongan dan membawa kwang min oppa ke rumah sakit terdekat, entah mengapa hatiku yang semula sangat senang bisa bersama dengan kwang min oppa sekarang harus tercabik-cabik melihat kondisi kwang min oppa sekarang ini.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan kwang min oppa? Apakah kwang min oppa menyembunyikan sesuatu kepadaku, kenapa kwang min oppa begitu teganya tidak memberitahukannya kepadaku, Tuhan entah mengapa air mata ini tak berhenti keluar dari mataku, seandainya kwang min oppa pergi meninggalkanku bagaimana aku bisa hidup di dunia ini, kwang min oppa adalah alasan aku untuk bernafas dan tersenyum, tanpannya aku tak tau bagaimana kehidupanku kelak, othoke..?

Sampailah aku di rumah sakit, kwangmin oppa lalu segera dilarikan di ruang UGD, aku hanya terdiam mematung sambil terus menangis, kwang min oppa jebal jangan tinggalkan aku, aku tak bisa hidup tanpamu kwang min oppa, hanya kau alasanku bertahan menghadapi semua ini, jika engkau tak ada bagaimana aku bisa tersenyum, bagaimana aku bisa bertahan? Aku tidak bisa tersenyum tanpa mu kwang min oppa.

Aku menunggu uisa itu lama sekali, entah mengapa hatiku diliputi rasa ketidak tenangan, apalagi jam sudah menunjukan larut malam, ah molla, aku hanya ingin menemani kwang min oppa disini, aku tak mau meninggalkannya, Tuhan tolong jangan ambil kwang min oppa dari sisiku, biarkan dia tinggal disisiku lebih lama lagi.

Saat aku sedang menangis, uisa lalu keluar dari kamar UGD dan segera menghampiriku, akupun bergegas menghampiri uisa itu, entah mengapa perasaanku sangat tak tenang.

“uisa , bagaimana keadaan kwang min oppa?” tanyaku kepada uisa tersebut, uisa itu mengela nafas panjang, aku tak mengerti arti dibalik itu semua.

“kwangmin mencarimu” kata uisa itu lalu pergi meninggalkanku, akupun segera masuk ke dalam kamar rumah sakit dan melihat kwang min oppa sedang tergeletak tak berdaya, dia tersenyum lemah ke arahku, aku mendekatinya sambil terus menangis tersedu-sedu, aku kemudian memeluknya erat seakan mengisyaratkan bahwa aku benar-benar tak mau kehilangan kwangmin oppa,

“changia, kenapa kau menangis?”: tanya kwang min oppa kepadaku.

“oppa, apa yang kau sembunyikan dariku? Kenapa kau tiba-tiba pingsan, kau terkena penyakit apa oppa? Bagaimana keadaanmu” tanyaku sambil menangis sejadi-jadinya, aku benar-benar sangat kuatir dengan keadaannya saat ini.

“mianhe changia, oppa memang selama ini sangat jahat kepadamu, oppa menyembunyikan sesuatu kepadamu, sebenarnya sudah lama oppa divonis menderita leukimia, dan oppa merasa umur oppa tidak lama lagi,hingga oppa memutuskan untuk meninggalkanmu, semua itu semata-mata bukan karena oppa tidak mencintaimu, tapi karena oppa memang sangat mencintaimu sehingga oppa harus melakukan semua ini, bagi oppa yang terpenting adalah melihat senyumanmu, karena senyumanmu lah yang memberikan oppa kekuatan menghadapi ini semua, jadi kalau oppa pergi nanti oppa mohon kepadamu tlong jangan pernah berhenti tersenyum untuk aku disurga nanti” kata kwang min oppa kepadaku,dia kemudian memegang wajahku yang banjir air mata dan tiba-tiba tangannya lemah dan dia menutup matanya dan meninggalkan dunia ini untuk selamanya.

Tuhan kenapa kau biarkan kwang min oppa meninggalkanku? Kenapa kau tak ijinkan kwangmin oppa menemaniku sedikit lebih lama lagi, haruskah aku menyusul kwang min oppa pergi, tapi kwang min oppa pasti tidak menyukainya.

Kwang min oppa sebegitu jahatkah kau kepadaku,kenapa kau harus tinggalkanku untuk selama-lamanya, apakah kau sama sekali tak memikirkan perasaanku, kenapa kau tak menceritakan sama sekali kepadaku tentang penyakitmu itu, kenapa kau justru menyembunyikannya kepadaku, kenapa dia tak mengerti tentang hatiku.

Semakin lama aku semakin tenggelam dalam kesedihan, kesedihan karena ditinggalkan oleh orang yang sangat aku sayangi, namun aku harus yakin bahwa kwang min oppa akan bahagia disana, kwang min oppa akan selalu hidup dalam hatiku, karena bagaimanapun cintaku ke kwang min oppa tidak akan pernah mati.

Skip
1 tahun kemudian

Aku memandang luas hamparan rumput yang ada di depanku, aku menghela nafas panjang dan mencoba mengingat peristiwa yang lalu, tempat ini telah menjadi saksi bisu cinta ku dengan kwang min oppa, dan tak kusangka tempat ini hanya akan menjadi kenangan bagiku.

“changia, apa yang kau fikirkan” aku menatap ke asal suara, kali ini bukan kwnag min oppa yang memanggilku dengan sbutan changia, melainkan minwoo-ya, aku memandangnya dan tersenyum ke padanya.

“aku sedang mengingat namja yang dulu sangat berarti bagiku, duduklah min woo oppa, aku merindukan pelukanmu” kataku sambil sedikit manja kepadanya, kemudian aku mulai bersandar di pundaknya, aku merasakan sangat hangat berada di pelukannya, dulu saat aku dan woo kesini kami masih bersahabat namun sekarang dia telah
menjadi namja chinguku, aku menatapnya dan tersenyum “min woo oppa kuharap kau lah yang menjadi namja terakhir bagiku”

Semenjak kepergian kwang min oppa, aku telah belajar banyak hal, belajar menghargai keputusan oppaku, dan belajar mencintai woo, juga belajar untuk tidak pernah melupakan kwang min oppa dari hatiku, karena bagiku kwang min oppalah cinta pertamaku, kwang min oppa aku berjanji akan selalu tersenyum agar kau bahagia disana.

END

6 komentar:

  1. FFnya galau... ._.V
    Tapi tetep bagus kok thor.. :)

    BalasHapus
  2. Iya galau soalnya my kwang meninggal.. *nangis darah..hehe
    gumawo ya udah baca..
    *bow

    BalasHapus
  3. FFnya..... FFnyaa...... TT_TT
    So saaadd... *nangis dipelukan Minwoo :P

    BalasHapus
  4. sweet bgt thor
    terharu :'(

    @lidya : klo kmu nangis di pelukan minwoo, aku bakal nangis di pelukan young :P
    kekeke~

    BalasHapus