ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Kamis, 27 September 2012

Goodbye Baby (Oneshoot)



Tittle : Goodbye Baby
Main Cast : Taeyang a.k.a Dong Youngbae ( BigBang) & Sandara Park (2NE1)
Author : StephCecil
Lenght : OneShoot
PS : Amat disarankan (?) mendengarkan lagu Taeyang - Wedding dress selama membaca FF ini. Sebelumnya Author minta maaf kalo banyak typo (s) yang bertebaran dimana-mana ._.V. Dan alur kecepetan, feelnya gak dapet, ceritanya gaje, endingnya gantung, dll. ._.

 



***

Taeyang POV

Langit sendu seolah turut mengharubirukan perasaanku. Sementara kakiku terus melangkah gontai hingga akhirnya aku berhenti di depan rumah mewah nan megah, yang telah menjadi tempat tinggalku selama ini.
“ CKLEK! “
Kubuka pintu depan rumah itu. Sunyi. Hanya kesunyian yang kudapatkan.
Rasa lelah menjalari tubuhku, memaksaku untk mengistirahatkan diri sejenak di atas sofa.
“ HHHhhh.. “ desahku.
Semua ini tidak mungkin kan? Mana mungkin ini bisa terjadi?
Aku menggelengkan kepalaku berulang-ulang, tak percaya.
Dan entah untuk keberapa puluh kalinya, kuputuskan untuk membaca undangan itu lagi. Dengan perlahan namun pasti, kubuka tasku dan kukeluarkan benda itu. Sebuah undangan berwarna merah muda dengan pita putih yang menghiasinya.
Kubuka benda itu, dan kubaca kata demi kata yang tercetak di sana. Hasilnya? Sama.
Mau berapa ribu kalipun kubaca hasilnya tetap sama! Yah, dia akan segera bertunangan dengan namja itu. Dia, yeoja yang diam-diam sangat kucintai selama ini akan segera bertunangan dengan sahabatku sendiri, Kwon Jiyong.
Dia adalah Sandara Park.
Aku meremas jambulku dengan penuh perasaan kesal.
Ini salahmu sendiri Dong Youngbae! Mengapa selama ini kau tidak pernah menyatakan perasaanmu padanya? Dan kini dia akan bertunangan dan setelah itu menikah dengan sahabatmu sendirii!
Kenyataan ini membuatku begitu depresi, rasanya sulit sekali untuk bernafas. Dadaku terasa begitu menyesakkan, dan perlahan-lahan cairan bening keluar dari kedua mataku. Air mata.
Baboo Dong Youngbae…


***

Flashback
 2 tahun lalu, SMA Bongguk
“ Oppa! Kemarilah ! “ Panggil Dara sambil melambai-lambaikan tangan mungilnya, memintaku untuk menemuinya.
Aku pun berlari kecil menuju ke tempat di mana yeoja yeoppo itu berada.
“ Kau kemana saja oppa? Bukankah sudah kubilang aku pulang pukul 03:30 tepat? Aku sudah menunggu selama hampir satu jam tahu! “
Dara mengerucutkan bibirnya dengan jengkel. Dalam hati aku selalu tertawa ketika dia melakukan hal itu. Dia terlihat sangat lucu dan menggemaskan.
“ Ah, Mianhe Dara-ah. Tadi jalanan sangat macet “ jelasku.
“ Bohong! “
“ Mwo ? “ tanyaku heran.
“ Jalanan tidak pernah macet oppa. Yang macet itu kendaraannya! “ katanya polos.
Aku sangat menyukai selera humor yeoja satu ini, selalu berhasil membuatku tersenyum dan tertawa dalam saat yang bersamaan.
“ Mana mungkin? Hahhaha “ tawaku
“ Itu hal yang sebenarnya! “
Dara masih bersikeras dengan pendiriannya yang aneh itu. Dan kini dia melipat tangannya di depan dada, sambil melotot padaku. Aigoo, betapa menggemaskannya yeoja satu ini!
“ Aish sudahlah, lebih baik kita segera pulang. Kalau tidak, eommamu akan khawatir “ saranku padanya.
Dara hanya mengangguk pelan dan mengikutiku menuju mobil

Flashback End

***

Kenapa kau bisa begitu bodohnya Dong Youngbae?!
Andaikan kau tidak bersikap seperti pengecut dan berani mengungkapkan perasaanmu padanya. Mungkin saja tidak akan seperti ini jadinya.
Yah.. mungkin saja.

***

Flashback
Beberapa jam yang lalu,

Aku sedang berjalan-jalan di toko swalayan untuk membeli sepatu baru saat kulihat Dara dan namja itu sedang bergandengan tangan dengan mesranya.
Kemudian Kulihat namja itu membisikkan sesuatu pada Dara yang disambut dengan tawanya.
“ Hahhahahhaha “ Dara tertawa renyah. Memamerkan sederetan giginya yang putih.
Deg! Dadaku terasa sakit, entah apa yang kurasakan saat ini. Tapi yang kutahu, aku tidak tahan lagi melihat mereka berdua.
Aku harus pergi dari sini sekarang juga.
Baru saja aku hendak melangkahkan kedua kakiku saat kudengar mereka memanggilku.
“ Hei, Dong Youngbae! “ panggil Kwon Jiyong.
Langkahku terhenti seketika. Terlambat. Mereka sudah tahu aku ada disini.
“ Youngbae oppa, apa yang kau lakukan? Kemarilah! “ Kali ini kudengar suara Dara yang memanggilku.
Kuputuskan untuk terus melangkah dan pergi dari tempat itu, berpura-pura tak mendengar suara mereka. Namun kurasakan ada yang menepuk punggungku, Spontan aku menoleh ke belakang dan kulihat yeoja yang sudah sukses membuat hatiku hancur berkeping-keping sejak beberapa detik yang lalu.
“ Youngbae oppa ! “ sapa Dara ceria
Aku hanya meringis mendengarnya memanggil namaku.
“ Youngbae-ssi. Sudah lama aku tidak melihatmu, hum.. ? “ ujar Jiyong sambil merangkul Dara yang tersipu malu.
“ Hahahahha “ aku memaksakkan diriku tersenyum paksa.
“ Aku hampir lupa! Seharusnya aku memberikan ini padamu dari kemarin-kemarin! “ kata Dara sambil menepuk dahinya, seolah-olah melupakan sesuatu yang penting. Dia merogoh tas tangannya dan sibuk mencari sesuatu disana. Sedetik kemudian, dia mengeluarkan secarik undangan dan menyerahkan benda itu padaku.
“ Youngbae-ah. Kami sangat berharap kau datang pada acara itu. Benar kan Chagiya? “  Dara melirik sekilas kea rah jiyong sambil mengedipkan matanya dengan genit. Kemudian dia menyerahkan undangan tersebut padaku. Hatiku serasa ditusuk-tusuk saat dia melakukan hal itu.
Aku hanya termenung saat benda itu sudah berpindah ke tanganku.
“ Apa ini ? “ tanyaku. Sungguh pertanyaan yang amat bodoh.
“ Ini undangan pernikahan kami “ jawab Jiyong.
Tubuhku terasa beku saat mendengar jawaban Jiyong. Lidahku kelu. Dan entah untuk keberapa ratus  kalinya dalam hidupku, aku merasa seperti pecundang.

***

Taeyang POV

Seoul, 07:00 am
Sinar matahari pagi menembus kamar. Membuatku menyipitkan mata.
Aku bergeliat pelan di kasur, sembari melirik sekilas kea rah jam dinding di ruangan tersebut. 07:00 am.
Satu Jam lagi “ batinku.
Ah, apa aku benar-benar bisa melakukan hal ini? Melihat yeoja yang amat kucintai menjadi milik namja lain? Tapi apa lagi yang bisa kulakukan selain merelakannya. Aku harus bisa melupakanmu, Sandara Park.
Dengan enggan aku turun dari tempat tidur dan mengambil jas yang telah kusiapkan semalam. Lalu kulangkahkan kakiku menuju ke kamar mandi.

***

Author POV

~ Wedding’s place
Sepasang yeoja dan namja berdiri berdampingan di altar. Dengan seorang pendeta yang ada di hadapan mereka. Seulas senyum tersungging di wajah mereka berdua.
“ Bersediakah anda Kwon Jiyong, menerima Sandara Park Sebagai istrimu? Mencintainya hingga maut memisahkan kalian ? “  tanya sang pendeta kepada namja yang tak lain dan tak bukan adalah Kwon Jiyong.
“ Ya, aku bersedia “ Jawab Jiyong dengan mantap.
Sang Pendeta pun berbalik kepada pengantin wanita dan menanyakan hal yang sama kepadanya.
“ Bersediakah anda Sandara Park, menerima Kwon Jiyong sebagai suamimu? Mencintainya hingga maut memisahkan kalian ? “
Dara terdiam sejenak. Namun sedetik kemudian dia mengangguk dan menjawab tak  kalah mantap,
“ Ya, aku bersedia”
“ Sekarang kunyatakan kalian berdua sebagai suami istri “ ujar sang pendeta.
Mendengar hal tersebut Dara segera memeluk Jiyong dengan penuh kebahagiaan, Jiyong yang sejak beberapa detik lalu telah resmi menjadi suaminya.

***

Youngbae berjalan keluar dari gedung tempat pernikahan berlangsung dengan langkah gontai. Dadanya terasa sesak, dan entah untuk keberapa kalinya dia mengusap cairan bening yang keluar dari matanya. Air mata. Hatinya terasa sangat sakit sekarang. Sungguh berat baginya, merelakan yeoja yang diam-diam amat ia cintai. Tanpa pernah sekalipun menyatakan perasaannya pada yeoja tersebut.
“ Dong Youngbae !! “ Panggil seorang yeoja.
Taeyang hapal benar siapa pemilik suara indah itu. Dengan berat hati dia berbalik dan memaksakkan seulas senyum palsu.
“ Dara-ah, selamat atas pernikahanmu. Aku harap kau bahagia “

The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar