ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Selasa, 25 Desember 2012

Be My Boyfriend




Tittle  : Be My Boyfriend
Author  : Shin Ha Ra
lenght : One shoot
Genre : romance
Main cast  : Jo Kwang min, Bora (OC/You) , Dong Hyun
Other cast : Donghyun, Lee Eun Ji



Author POV

Seorang yeoja tengah berlarian di tengah taman dengan begitu senangnya, sesekali dia berlari sambil tersenyum menatap ke arah eommanya yang sibuk memperhatikannya, takut-takut kalau ada sesuatu yang tidak diinginkan, yeoja yang cantik itu nampak sangat bahagia bermain bersama dengan teman-temannya.

“Bora-ya, ada yang ingin oppa katakan padamu” kata namja disebelah yeoja yang ternyata bernama bora itu, bora menatap namja itu dengan tatapan heran.

“Oppa akan pergi meninggalkan kota ini karena appa oppa sudah dipindah tugaskan di seoul, jeongmall mianhe bora-ya, oppa telah mengecewakanmu lagi” ujar namja itu, tak terasa air mata di pipi borapun mulai berjatuhan.

“Kenapa oppa melanggar janji oppa sendiri? Bukankah kata oppa , oppa akan selalu berada disisiku dan menjagaku” ujar bora sambil menangis sesenggukan.

“Mianhe sebenarnya oppa juga tak mau meninggalkan busan , terutama oppa sangat tidak mau meninggalkanmu, oppa hanya tak mempunyai pilihan lain bora-ya” ujar namja itu dengan nada yang amat sangat bersalah.

Kemudian dia merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kalung dengan liontin bintang, dan memakaikan kalung itu kepada bora, bora yang tertegun kemudian berhenti menangis sejenak dan mengamati kalung yang diberikan oleh namja itu kepadanya.

“Ini apa donghyun oppa?” tanya bora bingung.

“Itu kalung , kalau seandainya kau merindukan oppa pandanglah kalung itu anggaplah saat itu oppa berada di sisimu, tenanglah changia tak lama lagi oppa pasti akan kembali lagi menemuimu” ujar laki-laki bernama donghyun itu,

“Sekarang oppa harus pergi jagalah dirimu baik-baik changia, jangan lupakan oppa, suatu saat kita pasti akan bertemu lagi” kata donghyun kemudian mulai meninggalkan bora yang sedang menangis karena merasa kehilangan dia, hingga eomma bora pun menghibur dia namun tetap saja luka di hatinya belum terobati karena dia kehilangan cinta pertamanya, cinta pertama yang dianggap selalu ada untuknya kini pergi meninggalkannya.

Author POV End

Bora POV

Aku terbangun dari mimpiku, kucoba membuka mataku pelan dan memandang sekelilingku, kemudian mataku mulai menerawang jauh menerawang ke masa laluku, menerawang saat-saat dimana aku masih bisa bersama dengan namja yang paling aku cintai yang sekarang pergi entah kemana, dia membohongiku, bahkan diusiaku yang sudah 17tahun ini dia tetap saja tak kembali kepadaku.

Donghyun oppa kau sangat jahat padaku, kenapa waktu itu kau harus meninggalkanku, apakah kau sekarang masih mengingatku, atau justru sekarang kau sudah melupakanku, mollayo hanya donghyun oppa dan Tuhan yang tahu jawabannya.

Aku menoleh ke arah jam dinding dan mendapati ternyata waktu sudah menunjukan pukul setengah 7 pagi, aku memandang tak percaya kemudian mulai mandi dan bersiap –siap untuk berangkat ke sekolah.

Aku berangkat ke sekolah pukul 7 kurang seperempat waktu yang sangat singkat untuk siswi yang terlambat sepertiku, tapi masa bodo yang terpenting bagiku adalah tidak terlambat dan tidak terkena omelan dari songsaenim paling galak di sekolahku yaitu Kyu songsaenim guru paling galak di Busan High Scholl.

Dengan langkah terburu-buru akupun mulai berlari sekuat tenaga berusaha agar mampu mencapai pintu gerbang sebelum bel berbunyi, karena aku terlalu bersemangat berlari aku tidak sadar hingga tubuhku menabrak tubuh seseorang yang tinggi akupun terhuyung ke tanah hingga buku yang tadi kupegang bertebaran entah kemana, namja itu memandangku dengan tatapan membunuh, akupun segera bangkit dari posisiku jatuh dan memunguti kertas yang sudah bertebaran entah kemana itu.

“dasar pabo, makanya kalau jalan lihat-lihat sudah tau orang segede ini masih saja ditabrak” ujar namja itu dengan tampang wadatosnya =.=

“hya harusnya aku yang bilang hal seperti itu kepadamu namja pabo, sudah tau aku terburu-buru kenapa kau tidak mau menghindar” ujarku tak kalah sengit, kemudian akupun mulai bangkit dari posisi dudukku dan akupun mulai menatap wajahnya tajam.

“tak ada gunanya aku menghindar toh hal itu tidak berguna sama sekali bagiku” ujar namja itu masih dengan tampang wadatosnya =,= akupun tidak memuttuskan untuk meladeni namja gila ini kemudian akupun mulai masuk ke dalam gerbang sebelum bel ditutup dan mulai berlari masuk ke dalam kelasku sebelum kyu songsaenim datang ke kelas.

Namja itupun memandangku dengan tatapan heran dan mengumpat namun aku tak mempedulikannya, aku akui dia memang sangat tampan namun sayang hatinya tak setampan parasnya, akupun mulai duduk di bangkuku dan tak lama kemudian kyu songsaenim datang ke dalam kelas namun kali ini ada yang aneh kyu songsaenim masuk bersama dengan seorang namja , dan yang membuatku lebih ternganga lagi ternyata namja itu adalah namja yang menabrakku tadi pagi.

Hal ini sukses membuat pikiranku melayang entah kemana dan sukses membuat dia tersenyum iblis.

“Selamat pagi anak-anak, di pagi yang cerah ini kita kedatangan murid baru pindahan dari kota seoul, namanya adalah jo kwang min, dia akan menjadi bagian dalam kelas kalian sekarang, untuk itu bapak beri waktu untukmu mengenalkan diri” ujar kyu songsaenim suksses membuat mulutku makin mengangga.

“annyeong jo kwang min imnida” ujarnya singkat tanpa diiringi oleh senyum mengembang dipipinya, dan sukses membuat kaum hawa di kelasku menjadi cacing kepanasan dan merekapun mulai bertingkah centil seolah hanya kwangmin kaum adam yang ada di kelas ini dan seolah juga kwnag min adalah mangsa baru mereka semua.

“Sekarang kau boleh duduk di bangku kosong jo kwang min, karena bapak akan segera memulai pelajarannya” kata kyu songsaenim, kemudian kwangmin mulai berjalan ke arahku dan omegod, semoga dia jangan duduk di sebelahku, aku berdoa demi nama Tuhan semoga aku dijauhkan dari namja sinting ini, namun sepertinya Tuhan tak mendengarkan doaku dan dewi fortuna sedang tak berpihak kepadaku, ternyata namja sinting ini duduk tepat disampingku dan sukses membuatku mengangga dalam sesaat.

Dia menatapku sekilas kemudian mulai mengeluarkan evil smilenya. Akupun segera pasang wajah tak acuh akupun mulai fokus dalam pelajaran kyu songsaenim sangat lebih baik jika aku tidak berada dalam kelas ini sekarang.

Bel istirahatpun berbunyi, akupun masih hanyut dengan lamunanku, entah mengapa aku sedang tidak nafsu makan hari ini, semua kejadian tadi pagi cukup memberikan syok terapy bagiku.

“hya yeoja pabo, kau tidak keluar ?” tanya kwangmin masih dengan tampang wadatosnya yang sukses membuatku mengumpat dalam hati tentangnya.

“namja pabo , aku punya nama tau namaku bora, lee bora, sebaiknya kau tak usah mengangguku aku butuh waktu untuk sendiri tanpa mendengarkan ocehan darimu” ujarku menusuk dengan tampang disangarkan.

“oowhh bora, perkenalkan aku jo kwang min” kata kwangmin kepadaku, akupun memandangnya malas.

“Arra, bukankah kau sudah mengenalkan dirimu di kelas” kataku malas.

“kau tidak ke kentin paboya?” tanyanya membuat emosiku menjadi tidak stabil lagi.

“ani, kau pergilah sendiri” ujarku malas menanggapi.

“ayolah, temani aku, aku belum tau sekolah ini, bagaimana kalau aku tersesat, apakah kau tidak merasa kasihan kepadaku?” tanyanya dengan memasang wajah iba, namun sejujurnya itu sama sekali tidak mempan buatku.

“Pergilah, aku sedang tidak mood makan saat ini dan aku juga sedang tidak mood berantem dengan mu, jadi pergilah” kataku dingin, diapun memasang eskpresi kecewa kemudian diapun mulai pergi meninggalkanku.

Akan sangat lebih baik jika aku sendiri saat ini, dari pada aku harus bersama dengan makhluk angkuh dan menyebalkan seperti Jo Kwang Min, kedatangannya akankah menjadi bencana awal bagiku? Kedatangannya apakah membuat hidupku di masa sma ini menjadi tidak menyenangkan? Aku harap saat ini semua pikiran negatifku salah, dan aku harap akan ada keajaiban dimana aku bisa berpindah bangku menjauh dari namja sinting dan gila disampingku ini.

Jo Kwang Min POV

Sebenarnya kenapa dengan yeoja itu? Apakah dia yeoja yang aneh? Semuanya sedang keluar ke kantin ketika istirahat sementara dia masih berkutat dengan lamunan yang aku yakin sangat tidak penting itu. Tapi bukankah semua keadaan ini jauh lebih baik dari pada aku berada di Seoul, berada di seoul hanya akan membuatku semakin setres dan membuatku semakin terpuruk dengan keadaan yang aku alami.

Andai saja aku mempunyai pilihan, andai saja waktu berpihak padaku dan andai saja gadis yang paling kucintai tidak menghianatiku, namun aku pikir semua itu hanya seandainya toh kenyataannya semua yang kuharapkan adalah berbeda. Yeoja itu benar-benar membuatku kecewa, apakah dia tak mengerti hatiku.

Flashback POV

“Aku harus pergi, mianhe” kata nya kepadaku.

“haejin-ah, oediga? Tolong jangan lakukan semua ini padaku, kau tau kan aku tidak bisa hidup tanpamu” kataku dengan nada memelas.

“mianhe oppa semua ini sudah menjadi keputusanku, tetaplah bersemangat menjalani hidup dan semoga kau mendapatkan pengganti yang lebih baik dari pada aku” ujar hyejin membuatku semakin tertekan.

“tapi hyejin-ah, nothing better than you, so please don’t leave me, my breath just for you and i can die without you” ujarku sejujur mungkin .

“kwangmin oppa, kau adalah namja yang sangat tampan, aku tidak ada apa-apanya dibanding kamu, lagi pula aku sudah mempunyai pilihan, dan pilihan itu bukan untukmu oppa, jeongmall mianhe, mungkin aku sudah membuat oppa terluka, tapi aku tak mempunyai
pilihan lain aku harus menuruti apa yang orang tuaku katakan kepadaku” ujarnya panjang lebar.

“termasuk ketika kau harus menikah dengan lelaki yang orang tuamu jodohkan untukmu, dan itu artinya kau harus menikah dengan orang yang tak kau kenal dan tak kau cintai”

“cinta bisa ditumbuhkan seiring waktu oppa, dan seiring waktu pula aku akan mengenal dan memahami namja yang dipilihkan untuku, mianhe oppa, aku harus pergi sekarang, jeongmall mianhe” ujar yeoja itu sambil berlari meninggalkanku , meinggalkanku dengan hatiku yang sangat hancur karena kata-kata jahatnya, saat itu pula aku mengerti bagaimana sakitnya jika kita harus kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidup kita.

Kim hye jin kuharap kau akan bahagia dengan pilihanmu, dan kuharap pula aku bisa menghapusmu dari ingatanku.

########

Bora POV

Hari berganti hari namun tetap saja aku tak bisa akur dengan kwangmin, menurutku dia sangat menyebalkan dan sangat tidak menghargaiku sama sekali, dia terus saja memanggilku paboya, memangnya dia pandai apa sehingga berani-beraninya memanggilku seperti itu, coba kalau dia berhasil mengalahkanku baru aku pasrah dibilang pabo olehnya, hidupku benar-benar seperti neraka berminggu-minggu ini, akku benar-benar tidak bisa merasakan apa itu yang namanya ketenangan, semua ini diakibatkan oleh satu nama yaitu jo kwang min, lihat saja kwang min-ah sebentar lagi kau akan mati ditanganku.

“Hya paboya, rumahmu daerah sini juga” ujar seseorang refleks membuatku berhenti berjalan dan mencari tau asal suara menyeramkan itu, dan saat aku melihat belakang aku melihat seorang namja yang sedang tersenyum tolol ke arahku.

“bukan urusanmu” ujarku dingin sambil berusaha berjalan secepat mungkin menghindari namja yang paling ingin kuhindari saat ini.

Namun saat aku mulai berjalan dia tiba-tiba mengejarku dan memegang tangan kiriku, refleks membuatku menatap namja itu,

“apa sih maumu, kenapa kau selalu menggangguku, hari ini bertemu dan berkenalan denganmu cukup membuatku setres dan aku akan beneran menjadi gila jika aku terus meladenimu” ujarku dingin, namun yang terjadi dia hanya tersenyum memandangku,

“sudahlah marilah kita berteman baik, tak ada gunanya kita bertengkar terus” kata kwangmin sukses membuatku tertegun sesaat.

“kau serius? Baiklah arra, tapi kau akan mati jika kau berani macam-macam dengan ku” ujarku mengancam.

Dia tersenyum dan kemudian mengangguk semangat.

“rumahmu di daerah ini?” tanyanya sekali lagi kepadaku.

“ne, rumahmu sendiri dimana?” aku balik bertanya.

“disitu” katanya sambil menunjuk rumah berwarna hijau , dan sukses membuatku syok karena rumah berwarna hijau itu terletak tepat disebelah kiri rumahku, omo apakah artinya kita juga bertetangga.

Ya Tuhan sepertinya hari ini aku sedang dihinggapi oleh banyak kesialan, dan lebih sialnya lagi kesialan ini sama sekali tak mau lepas dariku, apakah itu tak membuatku sebal, sudah cukup aku hampir terlambat tadi pagi dan aku harus bertengkar dengan namja menyebalkan yang ternyata murid baru yang menjadi teman sebangkuku dan sekarang mengapa aku harus bertetangga dengan dia. Apa salahku hingga aku dihinggapi kesialan seperti ini.

“apakah itu berarti kite bertetangga juga?” tanyaku kepadanya.

“maksudmu?” tanyanya tak menggerti.

“rumah yang disamping rumah mu itu adalah rumahku” ujarku ngeri.

“jeongmall, apakah kita jodoh sehingga kita bisa terus bersama seperti saat ini” katanya sambil menyeringai nakal.

“Sudahlah jo kwang min, aku bisa saja merubah keputusanku dan aku bisa saja menjadi musuh kekalmu jadi stop omong kosong, hanya membuatku semakin muak saja” ujarku sambil meninggalkannya.

“wae, kenapa kau marah? Aku kan bercanda” ujarnya sambil berusaha mengejarku.

“arra, pulanglah, aku ingin istirahat” ujarku sambil menutup pintu rumahku dan masuk ke dalam kamarku.

Akupun merebahkan diriku di bedku, sungguh hari yang sangat melelahkan, apakah aku harus menjalani masa kelas dua sma seburuk ini, ahh ani akuu harap aku hanya mimpi buruk saat ini.

######

Ya Tuhan aku fikir semua yang terjadi beberapa minggu ini hanyalah mimpi, namun ternyata aku salah, semua yang kuhadapi saat ini benar-benar real, aku harap jo kwang min hanyalah menjadi bagian dari mimpi burukku namun ternyata tidak jo kwang min adalah bagian dari dunia nyataku, dan harus kuhadapi kenyataan kalau dia telah menjadi teman sebangkuku sekaligus menjadi tetangga baruku.

Dan beberapa minggu ini pula aku merasa sangat capek menghadapi kelakuannya, memang dia sudah tak mengajakku bertengkar seperti dulu, namun sekarang dia berubah menjadi seorang penguntit karena selalu mengikutiku kemana-mana, bahkan ke toilet dengan asumsi bahwa dia takut aku akan kenapa-kenapa karena tanpa dia.

Dan bukankah itu alasan yang sangat gila, dia terus saja menjadi stalkerku, bahkan dia selalu muncul di jendela kamarku, karena ternyata kamar kami
bersebelahan, dan dia selalu hobi mengintip segala aktifitas yang aku lakukan di kamar, bukankah itu layak kusebut dia sebagai seorang stalker. Atau jangan-jangan jo kwang min memang benar-benar sudah terhanyut oleh pesonaku sehingga dia terus mengikutiku kemanapun aku pergi.

Tapi itu sangat tak berpengaruh bagiku, karena aku yakin hatiku tak mungkin berubah, baik untuk saat ini maupun nanti, aku akan terus bertahan menunggu seseorang yang aku cintai kembali kepadaku, menunggunya untuk kembali ke pelukanku.

“eomma, aku pergi” pamitku kepada eommaku yang sedang asik memasak di dapur.

“ne chagi, berhati-hatilah, jangan pulang malam, arraseo” ujar eomma kepadaku, aku memandangnya sambil tersenyum dan mengangguk pelan dan akupun mulai meninggalkan toko.

Hari ini sangat cerah karena hari ini adalah hari minggu, dimana aku bisa bebas berjalan-jalan tanpa ada yang mengangguku, termasuk jo kwang min bisa kupastikan hari ini dia tidak akan bisa mengangguku, lagi pula aku tak mau hari yang sangat berharga ini diganggu oleh manusia ideot seperti dia, ok aku rasa perkataanku memang tidak sopan, tapi aku melakukan semua ini karena aku benar-benar tertekan karena dia.

“Kau mau kemana?” sapa suara yang sangat tidak asing di telingaku, aku menatapnya kemudian memandangnya tajam

“bukan urusanmu, dan aku harap hari ini kau tidak mengangguku kwangmin-ah, arrayo” kataku dingin.

“bolehkah aku ikut bersamamu, aku sangat bosan berada di rumah, jebal” ujarnya sambil memasang muka memelas kepadaku, aku hanya tersenyum meremehkan.

“Anya, aku sedang tak mau diganggu saat ini, pergilah kemanapun kau mau tapi jangan mengikutiku, arrayo” ujarku lalu mulai berjalan meninggalkan dia.

“hya bora-ah, apakah kau tidak berasa kasihan kepadaku, aku kan ingin bersamamu supaya aku bisa menjagamu” ujarnya sambil memelas kepadaku.

“anya, aku sudah dewasa, aku tak butuh penjagaanmu kwang min-ah, jebal aku sedang ingin sendiri saat ini” ujarku memelas.

“Tolonglah,aku janji aku tidak akan mengganggumu, aku hanya ingin pastikan kau aman” ujarnya kepadaku, akupun memandangnya sedikit kasihan lalu aku mengizinkannya untuk ikut bersamaku.

Jo kwang min semoga kau tak merusak hatiku yang sedang bahagia saat ini, semoga kau benar-benar tidak menggangguku saat ini.

#######

Kwangmin POV

Sekarang aku pergi keluar dengan bora-ya, ya kenapa aku menjadi sebahagia ini, dia mengizinkanku keluar bersamanya bukankah itu berita bagus, sejujurnya aku memang berat melepaskannya untuk keluar sendirian, aku sendiri juga tak mengerti kenapa aku menjadi seperti ini, berminggu-minggu yang lalu yang kulakukan hanyalah mengajaknya bertengkar namun sekarang apa , aku seolah-olah menjadi stalkernya yang mengikutinya kemanapun dia pergi hingga aku bertekad untuk selalu menjaganya.

Apakah aku gila? Yak sepertinya otakku memang sedikit gila, aku sangat senang berada disampingnya, walaupun dia hanya akan terus memarahiku dengan makiannya namun aku tak peduli, mendengar makiannya bagaikan mendengar suara surgawi dan melihat wajahnya adalah suatu keberuntungan bagiku, kenapa aku bisa seperti ini? Aku sendiri juga tak mengerti sepertinya aku harus ke ahli psikiater dengan  alasan kenapa tiba-tiba menjadi seorang stalker yeoja yang dulunya menjadi musuhku.

Mungkin itu adalah hal yang paling gila menurutku, kkk, tapi aku bahagia melihat senyumnya adalah kebahagiaan bagiku, apakah dengan hal ini berarti aku sudah bisa melupakan hye jin dan menggantinya dengan bora di hatiku, nan mollayo mungkin hanya waktu yang bisa menjawab ini semua.

“Bora-ya” panggilku kepadanya, dia memandangku kemudian tersenyum kepadaku, dan senyumnya itu benar-benar membuatku hampir pingsan.

“Ne, waeyo?” tanyanya membuyarkan lamunanku.

“anya, aku ingin pergi ke toilet sebentar, kau tetaplah disini , arra” ujarku kepadanya, dia mengangguk sebentar kemudian aku mulai pergi meninggalkan dia, dan kenapa pipiku menjadi memerah dan jantungku berdegup kencang, aku sendiri juga tak tau kenapa semua ini terjadi.

############

Aku memutuskan untuk membelikan baju sebagai hadiah ulang tahun yoseob oppa, sudah lama aku tak bertemu dengannya, lagi pula lusa dia sudah sampai di busan sehingga akan lebih mudah bagiku untuk memberikan kado kepadanya, saat aku tengah melihat baju tiba-tiba aku melihat seorang pasangan yang dimana sang namja sepertinya aku pernah menngenalinya, apakah dia namja yang selama ini kucari, apakah dia donghyun oppa? Molla dari pada aku bertanya-tanya dalam hati alangkah baiknya aku bertanya langsung kepada orang yang bersangkutan.

“Annyeonghaseyo, apakah kau donghyun oppa?” tanyaku kepadanya, namja itu menghentikan aktifitasnya sejenak kemudian mulai memandangku heran.

“Ne, nuguya?” tanyanya tak mengenaliku, jadi selama ini apakah kau sudah melupakan aku, melupakan semua janjimu kepadaku, betapa jahatnya kau oppa.

“Lee Bora imnida, teman masa kecilmu” ujarku sambil berusaha tersenyum dan menahan air mata agar tidak jatuh di pipiku.

“Kau benar-benar bora yang dulu, aigoo kau sekarang bertumbuh menjadi yeoja yang sangat yeppo, oya kenalkan dia yeoja chinguku, lee eun ji” kata donghyun oppa sambil mengenalkanku kepada yeoja cantik di sebelahnya, omo aku benar-benar sekarang sudah jatuh dan tertimpa tangga lagi, betapa
sialnya aku.

“Annyeong haseyo lee bora imnida” ujarku sambil tersenyum dipaksakan.

“Annyeong lee eun ji imnida, “ katanya tak kalah ramah,

“Oia, bora-ah, apakah tempat tinggalmu masih sama dengan yang dulu?” tanya donghyun oppa kepadaku, akupun mengangguk dan memutuskan untuk secepatnya keluar dari tempat neraka dan menghindari pasangan yang membuatku tertekan ini.

“Ne oppa, oohh aku lupa aku ada acara jadi sebaiknya aku pergi sekarang, annyeong” ujarku lalu pergi meninggalkan mereka, dan akupun segera keluar dari toko dan mendapati jo kwang min tengah menungguku.

“gwencana?” tanyanya kepadaku.

“Angwencana” ujarku sambil menitikan air mataku, diapun menghampiriku kemudian mulai menarikku dalam pelukannya

“kalau itu bisa membuatmu tenang kau bisa menangis sepuasnya dalam pelukanku, dan kalau kau mau juga kau boleh menceritakan semua masalah mu padaku, aku akan siap mendengarkkan semuanya, arraseo” ujar kwangmin panjang lebar , akupun hanya bisa mengangguk pelan sambil terus menangis dalam pelukannya,

Aku sangat sakit saat ini, aku sangat sakit karena cinta pertamaku ternyata dia sudah melupakanku dan dia sudah mempunyai yeoja chingu, rasanya dunia ini seakan menjadi hancur dalam seketika, kemana janjinya yang dulu? Kemana perginya donghyun oppa yang dulu? Aku tak mengerti , aku sungguh tak mengerti, aku merasa sangat sedih karena seseorang yang kucintai telah melupakanku, namun entah mengapa dibalik kesedihanku, aku merasa sangat tenang berada dalam pelukan jo kwang min, dia terus berusaha untuk menenangkanku, bahkan dia bersedia aku menangis di pelukannya dan membasahi baju yang dia kenakan saat ini.

Berada di pelukan kwang min sangat membuatku merasa nyaman, dan melupakan sedikit masalah yang kuhadapi, serasa aku memiliki kekuatan baru saat ini, wae? Kenapa aku menjadi seperti ini? Apakah aku mulai menyukai jo kwang min dan apakah aku mulai melupakan kim dong hyun oppa, nan mollayo, mungkin aku belum mengerti jawabannya.

#############

Kwangmin POV

Aku melihatnya keluar dari toko dengan wajah yang sangat sedih, aku menghampirinya kemudian menanyakan apakah dia baik-baik saja, dia pun menjawab dia tidak baik-baik saja, itulah yang membuatku sadar kalau ada yang membuatnya bersedih, aku menghampirinya kemudian mulai menariknya dalam pelukanku, aku tidak ingin melihat gadis sepertinya menangis di hadapanku, waeyo? Bukan karena apapun, aku hanya tak ingin melihat gadis yang kusukai menangis?

Aku mengakui aku memang menyukai Lee bora, kehadirannya mampu memberikan warna baru dalam hidupku, dan akupun mulai bisa melupakan hyejin sedikit demi sedikit karena bora, keceriaanya mampu membuatku kuat, dan jika dia menangis dia mampu membuatku menjadi rapuh, apakah aku berlebihan? Aku juga tak mengerti namun itulah kenyataan yang aku alami saat ini.

Bora-ya, apapun yang menjadi alasanmu menangis saat ini tolong jangan pernah membuatmu kehilangan keceriaanmu, karena keceriaanmu adalah obat bagiku , obat bagiku untuk menyembuhkan luka dihati ini, jadi jangan pernah kau bersedih bora-ya, karena jika kau bersedih aku pun juga turut merasakan sakit.

Nan neul saranghae lee bora.

##############

Minggu ini adalah minggu yang sulit bagiku, aku harus berjuang ekstra keras untuk bangkit dari keterpurukanku, bangkit dari rasa patah hatiku dan berjuang untuk bisa melupakan cinta pertamaku, memang semua ini sangat berat bagiku, aku harus mengiklaskan cinta pertamaku, namun setidaknya aku masih memiliki seseorang namja yang selalu berada disisiku, namja itu adalah namja yang dulu pernah menjadi musuhku, namja yang pernah menjadi stalkerku dan sekarang namja itu menjadi orang yang sangat baik dan perhatian kepadaku.

Dia selalu mendampingiku saat aku merasa terpuruk, dia selalu memelukku dan menghapus air mataku saat aku menangis, dia selalu memberikanku banyak hiburan, dia sangat berbeda dengan jo kwang min yang dulu ku kenal. Dia seolah berubah menjadi pangeran berhati baik yang selalu mempedulikanku dan mendampingiku.

“Eomma, aku berangkat dulu, aku hampir berangkat sekarang” pamitku kepada eomma yang masih saja asik dengan dapurnya.

“Arraseo, berhati-hatilah” ujar eomma kepadaku

“Ne eomma, annyeong” ujarku lalu mulai pergi meninggalkan eomma.

Saat aku keluar dari rumahku, aku sangat terkejut karena pangeran yang kusukai tidak ada disana, kemana perginya dia, yang aku dapati justru cinta pertamaku sudah menunggu disitu.

“Wae? Kenapa oppa tiba-tiba kemari?” tanyaku kepada donghyun oppa

“Apakah oppa tak boleh mengunjungimu changia?” tanya donghyun oppa kepadaku, membuatku ingin muntah saja.

“sudahlah, jangan membuat yeoja chingu oppa salah paham” ujarku dingin.

“ani, sekarang dia bukan yeoja chinguku lagi, kami sudah putus bora-ya” ujar donghyun oppa sedih.

“lalu? Untuk apa kau kesini? Sudahlah oppa aku rasa kau sudah tak mengingatku jadi sebaiknya kau pergi , aku juga akan berangkat ke sekolah sekarang” kataku dengan nada sedikit mengusir.

“aku kesini untuk bertemu denganmu, aku sangat merindukanmu,mian dulu aku sempat melupakanmu, mian membuatmu merasa sedih, aku kesini karena aku sadar kaulah yeoja yang kusayangi” ujar donghyun oppa dengan nada menyesal, namun entah mengapa aku merasa tidak bahagia mendengarnya mungkinkah aku benar-benar sudah melupakan donghyun oppa dan mungkinkah aku sudah menyukai kwang min.

“sudahlah oppa, aku harus berangkat sekarang, aku hampir terlambat” kataku sambil berllu di hadapannya, aku berlari sekuat mungkin saat ini berusaha untuk menghindari donghyun oppa, dan berusaha untuk mencari pangeranku. Aigoo aku menyebutnya pangeran mungkin ini memang sedikit berlebihan, tapi bagiku dia memang seorang pangeran.

“bora-ya” panggil seorang namja lembut, aku berbalik ke belakang dan aku mendapati kwang min sedang tersenyum kepadaku kemudian mulai menjajari langkahku.

“kemana saja kau kwang min-ah?” tanyaku sedikit emosi kepadanya.

“ya mianhe, aku sempat terlambat bangun tadi, sudahlah sebaiknya kita segera berangkat ke sekolah sekarang atau kalau tidak kita akan terlambat” ujarr kwang min sambil menggandeng tanganku untuk berlari mengikutinya, dia menggandeng tanganku benar-benar hal itu membuat pipiku merah dan panas, akupun hanya bisa menunduk takut-takut kalau kwangmin menyadari ada yang aneh dengan pipiku.

Tuhan jika ini memang jalanmu, maka ijinkanlah aku untuk dekat dengan kwang min dan ijinkanlah aku agar aku bisa melupakan donghyun oppa sepenuhnya dan mencintai jo kwang min sepenuhnya.

###################

Saat aku sedang ingin keluar rumah, aku memutuskan untuk menghentikan niatku, aku memandang ke arah jendela dan aku mendapati dia sedang berbicara dengan seorang namja, siapakah namja itu? Aku sepertinya tak pernah melihatnya? Dari balik jendela aku berusaha mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan saat ini.

“sudahlah, jangan membuat yeoja chingu oppa salah paham” ujar bora dengan nada suara putus asa.

“ani, sekarang dia bukan yeoja chinguku lagi, kami sudah putus bora-ya” ujar namja itu kepada bora.

“lalu? Untuk apa kau kesini? Sudahlah oppa aku rasa kau sudah tak mengingatku jadi sebaiknya kau pergi , aku juga akan berangkat ke sekolah sekarang” ucap
bora, sepertinya ingin menghindari namja itu.

“aku kesini untuk bertemu denganmu, aku sangat merindukanmu,mian dulu aku sempat melupakanmu, mian membuatmu merasa sedih, aku kesini karena aku sadar kaulah yeoja yang kusayangi” ujar namja itu membuatku syok, sejujurnya apakah hubungan mereka? Kenapa namja itu mau memutuskan yeojanya demi bora.

“sudahlah oppa, aku harus berangkat sekarang, aku hampir terlambat” ujar bora tentu saja menghindar kemudian aku memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyianku, aku memandang namja itu sepertinya dia benar-benar sedang putus asa saat ini, tapi tak kuhiraukan akupun segera mengejar Bora, dia sangat terkejut aku memanggilnya mungkin dia mengira kalau aku adalah namja tadi, aku pun memutuskan untuk menunda rasa ingin tauku hingga istirahat nanti.

############

Kwang min POV

Aku sudah cukup menunda rasa ingin tau, sejak pelajaran entah mengapa otakku tidak bisa berkonsentrasi mendengarkan penjelasan dari sunny songsaenim, sejujurnya aku sangat penasaran dengan apa yang terjadi tadi pagi, sebenarnya siapa namja itu? Apakah dia memiliki hubungan yang spesial dengan bora? Kenapa namja itu tiba-tiba mengejar bora? Berbagai pertanyaan terus terlintas di kepalaku namun tak satu pertanyaanpun yang dapat aku jawab.

“Bora-ya, ada yang ingin  aku tanyakan kepadamu,” ujarku kepadanya yang sedang asik membaca buku pelajaran.

“wae?” jawabnya singkat.

“ngg, namja tadi pagi, dia siapamu?” tanyaku dengan sedikit deg-degan, bora sedikit kaget kemudian memandang ke arahku.

“ani, dia bukan siapa-siapa , dia hanya bagian dari masa laluku” ujarnya lalu kembali berfokus kepada buku yang sedari tadi dibacanya.

“jeongmall? Bukankah dia bilang dia mencintaimu tadi” ujarku mengulang perkataan namja tadi pagi.

“itu sudah tidak menjadi hal yang penting bagiku, arrayo, sudahlah kita jangan bahas hal itu lagi, aku malas membicarakannya” ujarny kepadaku, aku mengangguk berusaha untuk menghargai keputusannya walaupun masih banyak sekali pertanyaanku untuknya, tapi baguslah yang terpenting bora-ya tidak menyukai namja itu artinya aku masih mempunyai peluang untuk menjadi namja chingunya.

##############

Bora POV

“Haduuhh kenapa harus hujan segala sih, mana aku lupa membawa payung, sekarang apakah aku harus pulang sampai menunggu hujan reda” keluhku sambil memandangi air hujan yang turun membasahi busan, membuatku sebal saja.

“kau mau pulang denganku?” tanya seseorang, saat aku menatapnya ternyata dia adalah jo kwang min sedang tersenyum ke arahku sambil membawa payung hitamnya.

“ne” ujarku lembut kemudian aku mulai ditariknya masuk ke dalam payungnya dan aku  mulai dipeluknya hangat, sangat hangat, dekapan ini mampu membuatku tenang.

“kenapa kau diam? Apakah kau grogi dipeluk olehku sekarang?” ujar jo kwang min menggodaku, spontan membuat pipiku menjadi memerah, dia bagaimana dia tau apa yang sedang kupikirkan saat ini.

“hya jo kwang min, kenapa kau geer sekali” ujarku sambil terus menunduk malu.
“tapi betul kan yang aku bilang, kau memang grogi di peluk olehku, kalau perkataanku tidak benar, pandanglah mataku” ujarnya membuatku mati kaku, omegad aku benar-benar deg-degan saat ini, entah kenapa aku yang sangat pemberani berubah menjadi wanita bernyali ciut di hadapan kwang min, dengan tatapan ragu-ragu aku mulai memberanikan diri menatap jo kwang min.

Mata yang teduh dan tenang, mata inilah yang selalu membuatku merasa nyaman, ya Tuhan apakah benar sekarang ini aku menyukai jo kwang min? Apakah benar aku sudah melupakan donghyun oppa dan menggantinya dengan kwang min.

Perlahan tapi pasti kwangmin mendekatkan wajahnya ke wajahku hingga akhirnya tatapan kami saling beradu , dan perlahan kwangmin mendekatkan bibirnya kepada bibirku kemudian mengecupnya lembut, oh Tuhan kenapa aku tak mendorongnya jauh karena telah merebut ciuman pertamaku, kenapa aku justru hanya bisa berdiri membatu, sambil memandang kwang min yang masih mengecup bibirku, hingga beberapa detik kemudian dia mulai melepaskan ciumannya , kemudian mulai memelukku lagi.

“jangan pernah pergi dari hadapanku, arrayo?” ujarnya membuatku semakin membatu, namun dengan ragu kuanggukan kepalaku, kamipun mulai meneruskan perjalanan kami, namun hatiku masih saja memikirkan jo kwang min yang menciumku hangat, dan seulas senyum mulai mengembang dipipiku, aku senang, tentu saja aku merasa sangat senang sekarang aku sadar lelaki yang kucintai bukanlah kim dong hyun melainkan lelaki yang sedang berada di sampingku ini, yang selalu memelukku hangat dan tersenyum hangat kepadaku, dialah jo kwang min, aku sadar aku mencintainya.

##########

Aku adalah bora, gadis yang sedikit tomboy dan tak pernah memiliki sahabat perempuan, mungkin mereka sedikit merasa tidak nyaman jika berteman denganku, aku menyadari itu dan itu sama sekali tak menyinggungku, awalnya kupikir lebih baik jika aku tak mempunyai seorang teman, karena jika aku mempunyai seorang teman, percuma saja dia tetap akan meninggalkanku seperti donghyun oppa meninggalkanku dulu, sejak saat itu aku merubah pandanganku, aku pikir teman itu hal yang sangat tidak penting dan sejak itu pula aku menjadi seorang gadis tertutup yang sangat misterius.

Namun pandanganku berubah, pola pikirku mulai berubah sejak aku mengenal seorang namja, awalnya namja itu sangat hobi mengajakku bertengkar,dia terus saja menggangguku hingga membuatku naik darah, namun entah karena apa dia mengajakku untuk berteman baik dengannya, dan akupun menerima tawarannya karena aku yakin dia tidak akan lama berteman denganku, namun bukannya semakin menghindariku tiba-tiba saja dia menjadi stalkerku, dia terus mengikutiku kemanapun, hingga aku rasa dia telah menjadi stalkerku, namun berkat perilakunya itu dia telah mampu mengubahku, aku tak lagi menjadi pribadi yang pendiam dan penuh teka-teki, perlahan aku menjadi gadis yang ceria dan sedikit membuka pergaulan dengan yeoja lain.

Semua pandanganku mulai berubah sejak kehadirannya, termasuk pandanganku mengenai cinta pertamaku, dulunya aku pikir aku tak mungkin bisa melupakan donghyun oppa, dan aku akan terus menunggu donghyun oppa walaupun aku tau donghyun oppa tidak mungkin datang, semua itu berubah kwang min benar-benar membuatku menyadari bahwa aku mencintainya, perasaan yang awalnya kuanggap sebagai angin lalu kini semakin lama semakin bertumbuh dalam hatiku, aku sadar semakin lama aku semakin mencintainya, jo kwang min sesosok namja yang mampu memberikan warna baru dalam hidupku.

“annyeong haseyo, kau bora kan?” tanya seorang gadis aku memandangnya, sepertinya aku pernah mengenal gadis ini, tapi aku sedikit lupa aku pernah bertemu dengannya dimana.

“Lee eun ji, aku adalah yeojachingunya donghyun oppa, sepertinya kau melupakanku bora-ya” katanya sambil tersenyum simpul.

“Mianhe, bukannya aku bermaksud untuk melupakanmu” ujarku salah tingkah.

“gwencana, apakah kau ada waktu, aku ingin berbicara denganmu” kata eun ji lembut, aku mengangguk kamipun kemudian mulai pergi di sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari sekolahku, sebenarnya aku sedikit bingung kenapa eun ji eonnie mengajakku bertemu dengannya.

“apa yang ingin kau bicarakan eonnie?” tanyaku kepadanya.

“mengenai donghyun oppa tentunya, kau sudah tau kan kalau aku dan donghyun oppa sudah putus?” tanyanya kepadaku, aku mengangguk pelan.

“sebenarnya aku sama sekali tidak ingin hubungan kami berakhir seperti ini, aku sangat mencintai donghyun oppa, namun sepertinya dia sudah melupakanku, dia sudah membuangku begitu saja seperti sampah di saat aku benar-benar sangat mencintainya” ujarnya sambil menghela nafas, aku memegang tangan lee eun ji eonnie bertujuan untuk memberinya kekuatan.

“dan sekarang aku ingin bertanya kepadamu, apakah kau akan menerima donghyun oppa jika dia benar-benar menyatakan perasaannya kepadamu” katanya kepadaku, akupun mulai melepaskan tanganku dari tangannya, kemudian mulai menghela nafas panjang.

“Anio eonnie itu tidak mungkin, dulunya kupikir aku hanya akan berpacaran dengan donghyun oppa dan nantinya aku juga akan menikah dengan donghyun oppa, namun aku sadar semua itu tidak mungkin, donghyun oppa tercipta bukan untukku tapi untuk eonnie, sekarang pandangaku mulai berubah cintakupun mulai berubah, aku sudah mencintai seorang namja namun dapat kupastikan namja itu bukan donghyun oppa, tenanglah eonnie” ujarku berusaha berkata sejujur-jujurnya.

“gumawo, aku bahagia siapapun namja yang kau cintai dia pasti sangat beruntung sekali dicintai oleh yeoja sebaik dirimu, sekarang eonnie pergi dulu ya bora, annyeong” ujar lee eun ji eonnie sambil berlalu meninggalkanku, aku masih termenung tak percaya dengan perkataanku, aku mencintai jo kwang min, apakah karena ciumannya kemarin? Ahh mollayo.

#################

Lee Eun Ji POV

Aku sedikit lega ternyata bora sudah tidak mencintai donghyun oppa lagi, namun yang mengganjal di hatiku adalah bagaimana caranya agar donghyun oppa bisa membenci bora, aku mengambil ponselku, aku ingat telah memfoto bora saat dia sedang berciuman dengan seorang namja, saat itu tak sengaja aku lewat dan aku melihat mereka berdua sedang berciuman, aku rasa hal ini cukup jadi bukti agar donghyun oppa tak lagi mendekati bora, karena bora sudah memiliki seorang namjachinguku.

Kuketuk pintu rumah donghyun oppa, sekali dua kali dia tetap tak membukakan pintunya, kubuka pintunya dari luar nampaknya rumahnya tak terkunci, sepertinya donghyun oppa di dalam.

“donghyun oppa, eodiga?” tanyaku sambil berterik.

“donghyun oppa, eodiga” ulangku saat dia tak menjawab pertanyaanku, aku yakin sekali dia ada di rumah saat ini.

“wae, kenapa kau berteriak seperti itu? Mau apa lagi kau kesini, bukankah sudah kukatakan kalau aku tak ingin bertemu lagi denganmu?” ujarnya ketus.

“mianhe, tapi aku kesini karena ada yang ingin kusampaikan kepada oppa” ujarku kepadanya,

“wae, cepat katakan aku sedang tak banyak waktu sekarang” ujarnya berlagak sibuk, akupun mulai merogoh handphone yang ada di saku jaketku, kemudian mulai membuka foto yang berhasil kudapatkan kemarin, dan menyerahkannya kepada donghyun oppa.

“apa itu?” tanya donghyun oppa

‘lihatlah oppa” ujarku sambil tersenyum menang.

“bukankah ini bora-ya, tapi apa sekarang dia sedang berciuman? Dengan siapa?” tanya donghyun oppa tepat sesuai dengan perkataanku.

“ne, dia adalah bora, dan namja itu adalah namja yang dicintai oleh bora-ya” ujarku sambil tersenyum penuh kemenangan.

“kau bohong, bora-ya hanya mencintaiku” ujarnya mengelak.

“kalau oppa tidak yakin kenapa oppa tak mencari info tentang bora di sekolahnya, aku yakin 100% kalau bukan oppa yang ada di hati oppa sekarang” ujarku kemudian mulai pergi meninggalkan donghyun oppa.

“oya, dan sadarlah oppa tidak akan ada yeoja lain yang mencintai oppa sebesar aku mencintai oppa, jadi pertimbangkanlah niat oppa, aku akan disini menunggu oppa” ujarku kemudian mulai pergi meninggalkannya.

Donghyun-ah, sekarang kau sudah tau kenyataannya, ternyata bukan kau yang ada di hati bora, entah mengapa itu membuatku sangat senang sekali.

################

Bora POV

Pagi ini tetap sama dengan biasanya, hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, namun minggu-minggu yang kutunggu tetap saja tidak membuahkan hasil, sudah lebih dari dua minggu sejak aku berciuman dengan kwang min, kupikir setelah itu dia akan mengungkapkan perasaannya semacam”mulai sekarang kau jangan pergi dariku” tapi toh sekarang dia hanya diam membisu membuatku sebal sendiri, aku bingung sebenarnya apa sih maunya namja yang satu ini.

Saat aku memasuki gerbang sekolah, aku heran banyak sekali murid-murid yang sedang menggerombol di depan majalah dinding, akupun menjadi penasaran , sebenarnya apa yang sedang mereka lihat, lalu aku mengintip dari belakang tapi aku tak melihat apapun, karena tertutupi oleh orang-orang berbadan besar di depanku, lalu akupun mengintip dari sisi kiri aku dapat melihat dengan jelas apa yang mereka lihat.

Dan omegad itu membuat jantungku ingin berlari dari tempatnya seharusnya, dan ku ingin sekali menyembunyikan wajahku ini sejauh mungkin, aku melihat fotoku sedang berciuman dengan kwang min tertempel jelas di sana, Tuhan apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku yakin sekarang para yeoja pasti sangat membenciku, karena bukan rahasia lagi kalau banyak sekali yeoja yang menyukai kwang min di sekolah ini, aku yakin tak lama lagi rambutku pasti akan dijambak oleh fans kwangmin, othoke? Apakah aku harus kabur lagi dan pulang ke rumah lagi.

“Ternyata kau tak punya malu ya, kau pasti menggoda kwang min kan?” tanya seorang yeoja yang sedang berdiri berseberangan denganku.

“menurutku juga begitu karena tidak mungkin sekali seorang kwang min yang menggoda bora, aku yakin dia pasti menjebak kwnag min” kata suara jahat yang letaknya di sebelah yeoja tadi.

“kau ingin menjadi santapan yeoja di sekolah ini ya? Kau tau kan banyak sekali yeoja di sekolah ini yang menyukai jo kwang min?” tanya ulang yeoja itu membuat bulu kudukku berdiri, othoke? Apakah yang harus aku lakukan sekarang.

Jo kwang min tolong datang dan selamatkanlah aku.

“Aku salah mengenalmu bora-ya, kupikir kau akan setia dan terus mencintaiku sambil menungguku kembali, tapi ternyata aku salah, kau sudah berpaling ke lain hati” ujar seorang namja dibelakangku dan saat aku melihat ternyata dia adalah donghyun oppa didampingi oleh lee eon ji eonnie disampingnya.

“mianhe oppa, aku tak bermaksud membuat oppa membenciku” ujarku sambil terus menunduk.

“apakah maaf penting sekarang ? kau datang padaku seolah berharap cintaku dan sekarang kau buang aku begitu saja, apakah kau sama sekali tak berperasaan, tapi berkatmu juga aku jadi berterima kasih aku jadi sadar siapa yeoja yang seharusnya berdampingan denganku” ujarnya dengan nada jahat, membuatku terus menunduk setiap perkataan yang mereka ucapkan membuat hatiku sakit seperti tersayat, dan entah mengapa aku tiba-tiba menjadi gadis yang cengeng, aku menangis, aku sedih, aku merasa sangat sedih sekarang? Kemana perginya kwang min yang seharusnya datang untuk melindungiku dan membelaku?

“apa yang kalian lakukan sekarang, kenapa kalian semua menghakimi yeojaku?” tanya seorang namja dan saat aku melihatnya ternyata dia adalah kwang min, terima kasih Tuhan kau mengabulkan doaku, Kau telah mengirimkan malaikat bagiku, thanks God.

“kwangmin-ah, dia bukan yeoja yang baik, kau harus membuka matamu, selama ini dia hanya merayumu kemudian dia akan meninggalkanmu begitu saja” ujar seorang yeoja yang tak lain tak bukan adalah yeoja yang mengucapkan perkataan jahat kepadaku tadi.

“kau tau apa? Apakah kau mengenal bora-ya? Kau bukan siapa-siapa jadi sebaiknya kau diam” ujar kwang min dingin, kemudian dia mulai menghampiriku dan memelukku pelan.

“dan asal kalian tau, bora bukanlah yeoja yang seperti kalian bicarakan, dia bukan yeoja yang jahat dan dia sama sekali tidak menggodaku” ujar nya kemudian kamipun mulai melepaskan pelukannya, dia menatapku erat, kemudian dia mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku dan membuat pandangan kami saling beradu, hingga akhirnya bibir lembutnya berhasil menyentuh bibir lembutku, aku hanya bisa terdiam sambil menutup mataku dan meneteskan air mataku, sungguh aku tak tau harus berkata dan berbuat apa lagi saat ini, tak lama kemudian dia mulai melepaskan ciumannya dan memandang mataku dan menghapus aiir mata yang sedari tadi menetes dipipiku.

“aku melakukannya, karena aku tulus mencintainya, jeongmall saranghae bora-ya” katanya sambil tersenyum ke arahku.

“nado saranghae kwangmin-ah” ujarku malu namun tegas.

“sekarang maukah kau menjadi yeojachinguku?” tanya kwang min sambil terus mengawasi kedua bola mataku .

“ne, tentu saja aku mau” ujarku mantap dengan suara lantang.

“gumawo bora-ah” kata kwnag min kemudian mulai memelukku erat dan sangat erat, seulas senyum mulai mengembang dipipi kami, setelah kwang min melepaskan pelukannya, dia memandang semua murid dan donghyun oppa dan eon ji yang sedang melingkari kami.

“mulai sekarang sebaiknya kalian jangan mengganggu yeojaku kalau kalian tidak ingin berurusan denganku” ujar kwangmin kemudian menggandeng tanganku dan mengajakku keluar dari sekolah,

“hya pabo, kenapa kau lakukan semua itu, kenapa dua minggu ini kau menghindariku dan tiba-tiba saja kau mengatakan seperti itu di hadapan semua orang, sebenarnya apa maumu” ujarku sambil terus menangis.

“mauku, kau ingin tau mauku?” ujarnya kemudian mulai membuka tasnya dan mengeluarkan kotak kecil dan membukanya , di dalam kotak itu berisikan cincin permata yang sangat cantik yang terdapat ukiran namaku di belakangnya.

“aku ingin mencari mmoment yang tepat hingga aku bisa mengungkapkan perasaanku, dan moment yang tepat itu jadi hancur karena siswa-siswa tak berguna itu” ujarnya kemudian mulai memasangkan cincinya di jemariku.

“kau terlihat sangat cantik” ujar kwang min kemudian memelukku.

“jangan marah, jeongmall saranghae bora-ya” kata kwangmin , akupun mulai menaikan wajahku ke atas dan mencium bibirnya singkat.

“hya, kau ternyata nakal juga ya, apakah kau mau kucium lagi?” ujarnya sambil mengejarku.

“Anio sudah cukup, jo kwang min saranghae” ujarku berteriak sambil tersenyum kepadanya.

“nado saranghae bora-ya” ujarnya berteriak tak kalah keras dariku.

Mulai sekarang aku yakin cinta pertama tak harus menjadi milik kita selamanya, justru cinta sejatilah yang akan menemani kita selamanya, ternyata di balik semua hal ini Tuhan telah menyediakan sesuatu yang sangat baik bagiku, berkat itu aku jadi sadar bahwa kwang min memang tercipta untukku.
END



Tidak ada komentar:

Posting Komentar