ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Senin, 17 Desember 2012

I Believe





Tittle  : I Believe
Author : @echa_audria
Cast :
  • Bae Suzy (Miss A)
  • Kim Myung soo (Infinite)
Rate : PG-17
Genre : Romance
Summary :  
“kau menyesal ? kau pasti sekarang menyesal memilih bersama ku ?”
Kata-kata itu terngiang ditelingaku, ku tatap pria di sebelah ku dengan kasih.
“aku sudah memilih, dan aku tak akan menyesal.”

A/N : bikin FF dengan inspirasi yang pas-pasan , moga pada suka ya.. ngerjainnya tengah malam loch ini. Jadi maaf kalo agak ga sesuai harapan para reader…heheheh
 aq pengen aja biki ff yang agak berbeda, biar beda dari ff aku yang sebelumnya... Oke langsung baca aja.
happy reading :D

***


Cermin seharusnya bukan benda yang bisa membuat ku takut. Tapi entah kenapa 2 tahun ini aku mulai takut padanya. Aku takut akan pantulan yang ada di dalamnya. Pantulan seorang gadis dengan tubuh penuh luka dan memar-memar biru besar di setiap sudut tubuhnya.

Siapa gadis itu ?

Kenapa ia begitu mengerikan ?

Apa yang terjadi padanya ?

Cermin itu besar dan ia melekat kuat di tembok dingin kamar mandi. Tangan ku mulai bergerak kedepan, kearah cermin besar itu. aku terkejut saat tangan gadis itu juga ikut menyambut tangan ku. seolah kami saling mengenal.

Ah, tidak. Kami bukannya saling mengenal, tapi kami adalah orang yang sama.

Gadis mengerikan ini , penuh luka dan memar ini adalah aku. Astaga, kenapa ku bisa lupa wajah ku sendiri. Rasanya aku ingin sekali tertawa sebelum kusadari daerah sekitar mulut ku terasa nyeri.

Kuamati wajah ku di cermin, kulihat ada darah mengalir dari sudut bibir ku.

‘Ah, bibir ku terluka ?’

Sebenarnya bukan hanya bibir ku yang terluka. Masih ada luka menganga di pelipis serta dagu ku, memar besar di daerah pipi. Aku mencoba mencari ruang yang tak terluka di wajah ku. tapi ku rasa itu percuma. Seluruh wajah ku penuh luka dan memar.

Ah, bukan.

Tubuh ku juga. Ku tarik kerah kaos putih ku perlahan, ku amati memar besar membiru di bahu kiri ku. entah kenapa sekarang aku jadi penasaran pada punggung ku. di sana terasa nyeri yang luar biasa. Aku berbalik membelakangi cermin mendongak dengan susah payah kearah pantulan cermin, menyingkap kaos ku dengan cepat.

‘Tentu saja.’

Aku tak terkejut saat melihat banyak garis-garis merah kebiruan di sana. Aku malah akan terkejut jika punggung ku mulus.

‘Siapa yang tega melakukan ini ?’, ‘makhluk seperti apa yang bisa berbuat semengerikan ini pada seorang gadis lemah ?’ mungkin itu yang akan setiap orang katakan. Tapi maaf saja, aku tak akan menjawabnya.

Ku rapikan lagi baju ku, membersihkan wajah penuh luka dan kaos putih ku yang terkena sedikit noda darah.

Tangan ku menarik knop pintu, membukanya perlahan. Mata ku menatap jauh ke depan, kearah tempat tidur empuk dengan selimut tebal yang hangat. Di sana terbaring seorang pria, pria yang memberi banyak lukisan mengagumkan di wajah serta tubuh ku.

Dan aku tak akan mengucapkan terima kasih untuk hal itu.

Ia berbaring melintang, menguasai tempat tidur yang muat untuk 4 orang jika merapat. Dan ia terlalu serakah untuk ukuran tubuhnya di atas tempat tidur ini. Ku perbaiki posisi tidurnya, menempatkan kepalanya pada bantal dan menyelimutinya.

Jangan tanya kenapa aku melakukannya. Aku juga perlu ruang untuk istrihat kan ?

Berbaring di tempat tidur dengan pria ini di samping ku tak membuat ku merasa jijik. Aku sudah terbiasa begini.

“kau menyesal ? kau pasti sekarang menyesal memilih bersama ku ?”

Kata-kata itu terngiang ditelingaku, ku tatap pria di sebelah ku dengan kasih.

“aku sudah memilih, dan aku tak akan menyesal.” Bisik ku padanya, walau ku yakini ia tak mendengarnya.

***

Apa yang harus ku sesali ? menyesal karna telah memilih myungsoo ?

Tidak, aku tak menyesalinya.

Aku tak menyesal walau ia memukuli ku di saat mabuk. Aku tak menyesal saat sekarang harus berkerja paruh waktu di sana sini hanya untuk membiayai kebutuhan hidup kami. Aku tak akan menyesalinya, sungguh.

Ini takdir, ini lah kehidupan. Dimana tak ada yang namanya bahagia selamanya seperti di dalam dongeng. Dunia selalu berputar, atas ke bawah dan sebaliknya.

Mobil mewah, rumah bak istana, baju mahal, tas dan sepatu bermerek aku pernah merasakan memilikinya. Dan sekarang aku harus bisa menerima hidup bagai gelandangan. Aku sudah berjanji menerima myungsoo baik senang atau pun susah di altar. Dan sekarang aku harus membuktikan janji ku.

“yoebo, pasta gigi kita sudah habis.” Ucap myungsoo saat keluar dari kamar mandi, ku lirik ia penasaran. Ia terlihat baik pagi ini di banding tadi malam. Handuk di kepalanya terlihat seperti tudung mempelai wanita pada pernikahan, dan itu membuatnya lucu di mata ku.

“benarkah ? kurasa hari ini aku harus berbelanja kebutuhan bulanan kita.” Ucap ku santai dengan sedikit menyungging kan senyum di akhir kalimat. Ku letakkan piring berisi roti bakar di atas meja makan.

Myungsoo menatap ku dengan lirih.

“aku melakukannya lagi.” Ucapnya tiba-tiba.

“mwo ?” aku ingin bertanya apa maksud perkataannya. Tapi tak kulakukan, aku mulai mengerti maksudnya saat kulihat matanya menatap fokus pada tangan ku yang memar.

“tak apa, ini akan sembuh.” Ku yakinkan myungsoo, walau aku tau yang ku lakukan sia-sia.

Ia mendekati ku, menyentuh ku lembut. Kurasakan jari-jarinya menulusuri tempat-tempat memar serta luka mengerikan di wajah ku.

“mianhae, Jeongmal mianhae.” Ku rasakan tangan myungsoo mulai bergetar. Aku tau ia sungguh-sungguh tulus dengan kata maaf-nya.

Ku tatap mata myungsoo dalam, ini selalu terjadi setiap ia melihat luka-luka ku yang di berikannya saat mabuk.

“tak apa. Kau sedang mabuk saat itu, kau tak bermaksud melakukannya. aku tau itu.”

“tapi aku tak seharusnya melakukan ini walau sedang mabuk, aku bahkan tak seharusnya mabuk. Aku sering melakukan ini pada mu suzy. Ini salah ku. Mianhae, aku bukan suami yang baik.” Myungsoo menundukkan kepalanya menghindari tatapan ku.

“kau tertekan, aku tau itu.” ku raih tangannya yang masih menyentuh wajah ku.

“aku tak akan mabuk lagi. Aku janji.” Ucapnya.

Aku hanya tersenyum saat ia mengatakannya, hal yang mustahil dilakukan myungsoo.

“jangan berjanji jika sulit kau tepati. Lebih baik jangan berjanji, ini masa sulit. Aku bisa memahaminya. Jangan beri aku janji yang mustahil.”

Myongsoo mengangkat kepalanya, menatap ku.

“kau tak percaya padaku bae suzy ?” bisiknya.

“tidak, untuk saat ini aku tak bisa.” Jawab ku jujur.

Ia menghela nafas dalam, mengalihkan tatapannya ke cangkir kopi yang ada di meja makan kami.

“kau menyesal bae suzy ?” tanyanya dengan nada sedih.

Pertanyaan ini sudah beribu kali ditanyakan-nya, dan jawab dari ku pun tetap sama.

“tidak, aku tidak menyesal. Tidak sedikit pun.” Ucap ku mantap. Ku peluk myung soo dengan erat walau tubuh ku merasakan rasa nyeri yang menggila, aku tetap saja memeluknya.

“ini masa sulit kita, yakin saja masa sulit ini akan cepat berakhir.” Bisik ku pada myungsoo. Ia menjawab bisikan ku dengan anggukan pelan. Aku tersenyum, kucium pipi myungsoo lembut.

Ya, masa sulit ini memang akan segera berakhir. Sebentar lagi, jadi kita harus sabar.

-The end-

4 komentar:

  1. Mwo? jadi nih ceritanya si Myungsoo mukulin suzy gitu ya?
    Yah jahat nih si L =.=

    BalasHapus
  2. hahahaa...
    kan cuma cerita'y doang...
    ga tau dech ya asli'y kya apa... 6(--__--"!)

    BalasHapus
  3. annyeong,..
    aku readers baru.

    MyungZy bersatu tapi, Suzy eonni dipukuli ?
    huah..
    jahat bener Myungsoo oppa.
    ditunggu ff MyungZy lainnya.

    BalasHapus
  4. Myung nappeun....
    Kasian suzy😥

    BalasHapus