ATTENTION !!!

Anyeonghaseyo our lovely reader ^^
Selamat datang di blog ini, Selamat membaca =)
Dan jangan lupa pula untuk meninggalkan jejak berupa komentar setelah membaca ^^

PS : dibutuhkan author baru untuk blog ini buat siapa saja, yang tertarik silahkan liat caranya di laman "yang mau jadi author kesini! ". kami membutuhkan author-author baru karena banyak author yang hiatus ._. kami selalu menerima author baru.

BAGI SEMUA AUTHOR : WAJIB selalu mengecek laman "Cuap-cuap reader and author" .

SAY NO TO PLAGIARISME & SILENT READER!!

Gomawo !

Sabtu, 22 Desember 2012

I Hate You But I Love You



Tittle  : I Hate You But I Love You
Cast  : Kim Bum & Kim So Eun
Genre  : Romance
Lenght  : Drabble
Rating  : G
Author  : Stephcecil
A/N  :  FF ini kubuat dengan inspirasi yang super pas-pasan ._.V , Euhmmm...  met baca aja deh ^^" jangan lupa COMMEn & REAKSinya ya..



***



I’m singing my bluuueess….

KLIK!

Secepat kilat aku menekan tombol berwarna merah pada salah satu keypad di telepon genggamku untuk mematikan panggilan itu. Aku tidak mau berbicara dengannya dan mendengar suaranya. Aku tidak mau melihatnya, menatap wajahnya, dan kemudian tenggelam dalam manik hitam matanya itu. Tidak. Aku membencimu! Aku benar-benar membencimu Kim Sang Bum..

***

Flashback 

Tuk tuk tuk

Aku mengetuk-ngetukkan ujung kukuku di atas meja sehingga menimbulkan bunyi pelan. Sedangkan sedari tadi kakiku yang juga tak bisa diam bergerak-gerak gelisah . Bukan tanpa alasan aku jadi begini. Namun semua karena namja itu.

Kulirik jam tanganku entah untuk yang keberapa kalinya, hanya untuk memastikan aku tidak datang terlalu cepat. Tidak. Namja itu yang terlambat.

Kuputuskan untuk menunggu beberapa saat lagi. Siapa tau namja itu akan datang sebentar lagi.

5 menit.

10 menit.

30 menit.

Cukup sudah. Aku tidak mau menghabiskan waktuku seharian disini layaknya orang bodoh. Aku pun beranjak berdiri dan berniat pergi dari tempat itu saat kulihat orang yang sedari tadi kutunggu-tunggu berdiri di ambang pintu restaurant. Dia melongok sebentar ke dalam dan tersenyum tipis begitu melihatku.

Namja itu menarik kursi di hadapanku dan menatapku dengan bola matanya yang berwarna hitam kelam itu. Aigoo, kenapa dia selalu terlihat begitu memesona di mataku? Padahal namja ini tidak terlalu tampan, namun hanya dengan melihat senyumnya saja aku merasa bahagia.

“ Hei, kenapa kau datang terlambat? Aku sudah menunggu selama hampir satu jam “ sapaku.

Nah, biasanya setelah ini dia akan memberi berbagai macam alasan padaku atau bahkan merayuku dengan 1001 rayuan gombalnya. Dan seringkali semua itu mampu membuatku tertawa.

“ Oh, Mianhe “ Kim Bum menjawab dengan entengnya.

Mwo? Apa barusan aku tidak salah dengar?! Aneh sekali ia tidak merayu-rayu dan memohon untuk kumaafkan. Ini tidak seperti biasanya.

“ Hanya itu ? “ tanyaku heran.

Kim Bum tidak menjawab melainkan hanya mengangguk perlahan yang dapat diartikan sebagai ‘ya’

“ Kau tidak seperti biasanya. Apa ada sesuatu yang terjadi ? “

“ Tidak ada “ jawabnya datar. Terlalu datar malah.

Kupandangi wajahnya yang tanpa ekspresi dengan segumpal rasa heran. Sedangkan dia membuka-buka buku menu restoran seolah itu sikapnya yang biasa. Dia bukan
Dia hari ini.

“ Aku tidak percaya denganmu. “

Dia mendongak dan menatapku. Lagi-lagi dengan wajahnya yang tanpa ekspresi. Aku tidak suka melihatnya begini.

“ Lalu ? “ Kim Bum balas bertanya.

Aku benar-benar benci permainan ini.

“ Ceritakan padaku. Aku tidak suka kau bertingkah seperti ini “ tuntutku.

Dia memutar bola matanya dan mengetuk-ngetukkan ujung kuku jarinya, persis seperti yang kulakukan saat menunggunya tadi.

“ Kau benar-benar ingin tahu ?! “ Kim Bum menaikkan sebelah alisnya.

Aku mengangguk dengan ragu-ragu. Antara ya dan tidak. Kim Bum memalingkan wajahnya ke samping, dari sisi itu aku dapat melihat sudut bibir sebelah kanannya tertarik ke atas. Dan tiba-tiba saja, aku mempunyai firasat buruk.

“ Orangtuaku menjodohkanku dengan anak teman dekat mereka “

DEG. Kata-kata itu seolah menohok ulu hatiku yang terdalam. Aku mengedip-ngedipkan mataku tak percaya, setengah berharap jika aku sedang bermimpi saat ini. Ini bukan kenyataan kan?!

“ pe-perjodohan ?! “

Hahaha. Kau pasti bercanda denganku kan? Ayolah, hentikan leluconmu sekarang juga. Ini tidak lucu. Tidak sama sekali. Malahan aku sangat ketakutan sekarang.

“ YA “

Dia menjawab dengan mantapnya, sementara aku seolah tersambar petir mendengar jawaban itu. Tiba-tiba tubuhku berasa beku dan walaupun lidahku agak kelu namun aku harus tetap menanyakan alasan di balik semua ini.

“ Waeyo ? “

Kim Bum menghela nafas dalam dan memutar bola matanya sekali lagi. Jengah.

“ Aku juga tidak tahu.. kurasa mereka sudah lama merencanakan ini, tapi sama sekali tidak mendiskusikannya lebih dulu denganku. Dan kupikir.. aku harus menuruti perintah orangtuaku“

“ Jangan bercanda Kim Bum!!! “ sentakku

Nada bicaraku naik satu oktaf. Oke, mungkin aku memang terdengar kasar. Namun aku ingin dia segera menghentikan leluconnya saat ini juga karena aku sudah tidak tahan lagi.

“ Chagi… apakah aku terlihat sedang bercanda ? “ jawab Kim Bum tenang.

“ CUKUP! Aku tidak mau mendengar ini lagi..!! “

Aku segera bangkit berdiri dan buru-buru pergi saat itu. Namun sebuah tangan mencengkeran bahuku dengan kuat, mencegahku pergi.

“ Lepaskan! “ bentakku kasar.

“ Mianhe.. jeongmal mianhe… “ suaranya terdengar lirih dan entah mengapa kelihatannya ia bersungguh-sungguh dengan ucapannya itu. Namun aku tidak peduli lagi dengannya. Aku tidak mau lagi peduli dengannya!!

“ Kau tidak dengar kata-kataku? Kubilang LEPASKAN!!! “ Kini aku benar-benar berteriak dan membuat semua orang yang berada di restaurant itu menatap kami dengan pandangan aneh. Mungkin saat ini kami terlihat seperti layaknya pasangan yang sedang bertengkar. Namun tidak, kami bukan pasangan. Tidak Lagi.

Akhirnya dengan perlahan-lahan Kim Bum melepaskan tangannya dari bahuku. Dan akupun buru-buru berlari keluar dari restoran itu, Tempat yang sama dimana ia menyatakan perasaannya padaku. Hatiku terasa sangat sakit jika mengingatnya.

Tanpa kuinginkan, bulir-bulir air yang terasa hangat keluar dari kedua mataku. Dadaku juga terasa amat menyesakkan. Bagus. Kini aku menangis karenamu.


                                                                                ***

Aku bangkit dari tempat tidur dan segera berjalan ke arah cermin besar yang terpajang di kamarku, hanya demi melihat sesosok yeoja yang ‘mengerikan’ . Matanya bengkak dan berwarna kemerahan, Tubuh kurusnya terbalut oleh baju yang tampak lusuh, Belum lagi kulitnya yang putih pucat dan wajahnya yang kusut.

Itu… aku?

Ingin tertawa rasanya. Dulu aku tidak pernah percaya pada cinta dan selalu mengolok-olok temanku jika ada yang patah hati atau dicampakkan kekasihnya. Namun kini giliranku yang merasakannya, dan baru kusadari betapa bodohnya aku pada saat itu.

Kulirik telepon genggamku yang teronggok di atas tempat tidur dan sedetik kemudian jari-jariku telah bergerak lincah mengetik kata demi kata yang ingin kusampaikan pada Dia. Aku tidak ingin semuanya berakhir seperti ini. Bagaimanapun juga, aku harus bisa menerima kenyataan yang ada.



To  : Bummie
“Kau sudah bertemu dengan yeoja itu ?”

From : Bummie
“Ya. Aku sudah bertemu dengannya”
To : Bummie
“ Apa dia cantik ? “

From : Bummie
“ Dia sangat cantik… tapi kau jauh lebih cantik “



Ckckckkck… bahkan pada saat-saat seperti ini dia masih sanggup melontarkan leluconnya? Aku menggeleng-gelengkan kepalak, heran bercampur geli.


To : Bummie
“ Maafkan aku waktu itu.. di restoran “

From : Bummie
“ Untuk apa ? “

To  : Bummie
“ Bertingkah seperti gadis yang menyebalkan “


From : Bummie
“ Tidak. Tidak sama sekali “

To : Bummie
“ Ada yang ingin kusampaikan padamu.. tapi jangan tertawa ya?

From : Bummie
“ Apa ? “


Aku menarik nafas panjang dan dalam. Setidaknya, jika semua akan segera berakhir. Aku tidak akan menutup kisah ini dengan penyesalan yang mendalam.


To : Bummie

“ Awalnya kupikir membencimu adalah cara terbaik untuk melupakan bahwa aku mencintaimu, tapi…
Aku memang tak bisa mengabaikan tatapan yang selalu mengingatkanku untuk mencintaimu..
Dan aku tau..
Sosokku yang mencintaimu ternyata tak pernah sirna..
Dia akan terus hidup di dalam sepotong hati yang begitu membencimu…
Dan menangis…
Jadi.. walaupun  kau tidak bersamaku lagi..
Ijinkanlah aku tetap mencintaimu..
Karena hati ini tidak bisa berhenti untuk mencintaimu.. “

KLIK! Kumatikan telepon genggamku tepat setelah pesan itu terkirim. Aku tidak mau membaca balasan dari pesanku itu. Yah.. Kim Sang Bum. Aku mencintaimu.. Dan aku juga membencimu. Sangat… sangat membencimu..

=The End=

3 komentar:

  1. Kerreeen thoorrr!!Tapi pendek ya?._.
    Terrus...gimana nasip ffmu yg lain?mash jadi tanda tanya ._.
    mirip pengalaman temen aku ceritanya thoorr!!kerreeenn!!!!! :D Ditunggu ters ff yg lain ma lanjutan ffnya ya..!!Fight!!! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe ... keren?
      Jinjja?? jadi malu >.< *blushing
      FF ini kubuat dalam waktu 1 jam #ngebut
      iya pendekkk... soalnya ini kan lenghtnya drabble (oneshoot pendek)
      FF yang lain? masih belum jelas nasibnya kayaknya ._.V
      Sabar aja ya,..
      Author usahain liburan ini selesein semua..
      habis gitu cuti dari dunia per-FFan TT^TT mau konsen buat ujian :'(

      Hapus